Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon, Jawa Barat, belum mengizinkan sekolah tatap muka karena situasi penyebaran COVID-19 terus menunjukkan peningkatan dan bahkan daerah tetangga masuk zona merah.

"Saya tegaskan per hari ini Satgas belum ada rekomendasi untuk sekolah normal kembali," kata Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati di Cirebon, Kamis.

Eti mengatakan Pemkot Cirebon sudah membuat suatu sistem untuk pembelajaran tatap muka di masa pandemi COVID-19.

Sistem tersebut, kata Eti, seperti siswa yang datang ke sekolah seminggu sekali, satu kelas dibatasi 10 anak serta berbagai sistem lainnya, agar jalannya sekolah tatap muka di masa pandemi COVID-19 tetap sesuai dengan protokol kesehatan (prokes).

Namun melihat situasi yang terjadi di mana kasus COVID-19 masih menunjukkan tren meningkat dan bahkan daerah tetangga, Kabupaten Cirebon, sudah masuk zona merah, maka pelaksanaannya kembali ditunda.

"Apalagi saat ini kasus COVID-19 juga terus meningkat, sehingga belum ada instruksi untuk membuka sekolah," katanya.

Dia menambahkan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon juga sudah merancang model pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang bagus. Namun memang proses belajar mengajar secara tatap muka akan lebih optimal.

"PJJ memang sudah ada, akan tetapi memang tatap muka lebih baik. Namun untuk saat ini belum bisa diterapkan," tuturnya.

Baca juga: DPRD Kota Bogor: Penundaan pelaksanaan PTM langkah tepat

Baca juga: Kota Sukabumi masih uji kelayakan pembelajaran tatap muka

Baca juga: Pemkab Cirebon kaji ulang KBM setelah masuk zona merah COVID

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021