Dinas Kesehatan Cianjur, Jawa Barat mencatat selama satu pekan terakhir tingkat penularan COVID-19 meningkat hingga 200 orang, sehingga total warga terpapar virus berbahaya tersebut mencapai 1.297 orang dengan tingkat kesembuhan di bawah 50 persen.
Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Cianjur dr Yusman Faisal di Cianjur, Senin, mengatakan tingkat penularan yang terjadi secara sporadis membuat gugus tugas kesulitan mendeteksi pasien baru yang terjangkit.
"Berbagai upaya termasuk melakukan tes cepat dan usap atau RT-PCR di berbagai lingkungan, membuat jumlah pasien yang terpapar terus bertambah setelah hasil laboratoriumnya keluar. Bahkan, penelusuran cepat yang dilakukan tidak dapat menghambat penularan karena mereka sudah terpapar lebih dulu," katanya.
Sehingga, untuk mengantisipasi terus meningkat atau melonjaknya angka penularan pada libur panjang tahun baru, gugus tugas gabungan melakukan berbagai cara untuk membatasi terjadinya kerumunan orang yang rawan terjadi penularan virus berbahaya. Bahkan, pembatasan operasional kafe dan restoran hingga pukul 20.00 WIB, sudah diterapkan.
Pemerintah daerah juga mengeluarkan surat larangan adanya keramaian selama pergantian tahun dan pesta kembang api yang dapat mengundang kerumunan orang. Tidak hanya itu, bagi wisatawan yang hendak berlibur di Cianjur, wajib membawa surat keterangan bebas COVID-19 antigen atau melakukan tes cepat antigen berbayar di sejumlah check point.
"Untuk itu, kami imbau berbagai kalangan untuk sama-sama memutus rantai penyebaran COVID-19 dengan meningkatkan kesadaran dalam menerapkan protokol kesehatan dalam kegiatan sehari-hari, serta mengingatkan siapapun untuk tetap menerapkan pola hidup sehat," katanya.
Sementara hingga saat ini, 652 orang masih menjalani isolasi di sejumlah tempat, seperti RSUD Cianjur, Vila Ciherang, Wisma Kesehatan Ciloto dan Balai Pelatihan Kesehatan Cimacan, 590 orang dinyatakan sembuh, 46 orang pasien positif lainnya ber-KTP luar Cianjur dan selama pandemi 9 orang meninggal karena COVID-19.
Selama pandemi total pasien positif COVID-19 di Cianjur sebanyak 1.297 orang. Bahkan, sejak satu pekan terakhir ruang isolasi yang ditambah sudah terisi penuh, sehingga diberlakukan sistem antrean bagi pasien baru.
"Harapan kami upaya bersama dengan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dalam menerapkan prokes dapat memperkecil angka penularan di Cianjur," katanya.
Baca juga: Jam operasional kafe dan restoran di Cianjur dibatasi
Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Cianjur tembus 1000 orang, bagaimana ruang isolasi?
Baca juga: Belasan wisatawan jalani tes cepat antigen di Puncak-Cipanas Cianjur
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Cianjur dr Yusman Faisal di Cianjur, Senin, mengatakan tingkat penularan yang terjadi secara sporadis membuat gugus tugas kesulitan mendeteksi pasien baru yang terjangkit.
"Berbagai upaya termasuk melakukan tes cepat dan usap atau RT-PCR di berbagai lingkungan, membuat jumlah pasien yang terpapar terus bertambah setelah hasil laboratoriumnya keluar. Bahkan, penelusuran cepat yang dilakukan tidak dapat menghambat penularan karena mereka sudah terpapar lebih dulu," katanya.
Sehingga, untuk mengantisipasi terus meningkat atau melonjaknya angka penularan pada libur panjang tahun baru, gugus tugas gabungan melakukan berbagai cara untuk membatasi terjadinya kerumunan orang yang rawan terjadi penularan virus berbahaya. Bahkan, pembatasan operasional kafe dan restoran hingga pukul 20.00 WIB, sudah diterapkan.
Pemerintah daerah juga mengeluarkan surat larangan adanya keramaian selama pergantian tahun dan pesta kembang api yang dapat mengundang kerumunan orang. Tidak hanya itu, bagi wisatawan yang hendak berlibur di Cianjur, wajib membawa surat keterangan bebas COVID-19 antigen atau melakukan tes cepat antigen berbayar di sejumlah check point.
"Untuk itu, kami imbau berbagai kalangan untuk sama-sama memutus rantai penyebaran COVID-19 dengan meningkatkan kesadaran dalam menerapkan protokol kesehatan dalam kegiatan sehari-hari, serta mengingatkan siapapun untuk tetap menerapkan pola hidup sehat," katanya.
Sementara hingga saat ini, 652 orang masih menjalani isolasi di sejumlah tempat, seperti RSUD Cianjur, Vila Ciherang, Wisma Kesehatan Ciloto dan Balai Pelatihan Kesehatan Cimacan, 590 orang dinyatakan sembuh, 46 orang pasien positif lainnya ber-KTP luar Cianjur dan selama pandemi 9 orang meninggal karena COVID-19.
Selama pandemi total pasien positif COVID-19 di Cianjur sebanyak 1.297 orang. Bahkan, sejak satu pekan terakhir ruang isolasi yang ditambah sudah terisi penuh, sehingga diberlakukan sistem antrean bagi pasien baru.
"Harapan kami upaya bersama dengan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dalam menerapkan prokes dapat memperkecil angka penularan di Cianjur," katanya.
Baca juga: Jam operasional kafe dan restoran di Cianjur dibatasi
Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Cianjur tembus 1000 orang, bagaimana ruang isolasi?
Baca juga: Belasan wisatawan jalani tes cepat antigen di Puncak-Cipanas Cianjur
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020