Penerapan protokol kesehatan menjadi prioritas utama di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Cianjur, Jawa Barat, Rabu (9/12) sebagai upaya memutus rantai penyebaran virus berbahaya termasuk Corona, yang harus dipatuhi pemilih yang datang, mulai dari pemeriksaan suhu tubuh, mencuci tangan dan menjaga jarak serta menggunakan masker selama berada di lokasi TPS.
Ketua KPPS 29 Asep Mulyono, mengatakan protokol kesehatan menjadi keharusan yang diterapkan pada pilkada kali ini, sebagai upaya memutus rantai penyebaran virus berbahaya agar tidak menjadi klaster baru setelah pilkada usai, pemilih yang datang langsung mendapat pemeriksaan suhu tubuh, diharuskan mencuci tangan sebelum dan seusai mencoblos dan tidak disarankan berlama-lama di lokasi TPS.
"Sangat berbeda dengan tahun sebelumnya, pilkada kali ini banyak hal yang berbeda terutama penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB) dimana setiap pemilih harus mematuhi protokol kesehatan, menggunakan masker saat datang dan tidak bergerombol setelah menyalurkan aspirasinya. Tahun sebelumnya, sejak pagi hingga penutupan TPS warga sudah pasti memadati TPS untuk mengetahui hasil pemilihan," katanya di Cianjur, Rabu.
Bahkan, lanjutnya, sistem pembagian waktu diberikan terhadap pemilih yang tidak lebih dari 50 orang per satu jam, sebagai upaya mencegah terjadinya kerumunan di tiap-tiap TPS. Seperti yang terlihat di TPS 28, 29 dan 30 Perumahan Pesona Cianjur Indah, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, pemilih yang datang terkesan sepi hanya beberapa orang yang mengantri dengan posisi kursi terpisah jarak 1 meter setiap orangnya.
Untuk menjaga kesterilan TPS terutama paku di bilik suara yang dipakai secara bergantian, meskipun pemilik diberi sarung tangan plastik, ungkap dia, setiap dua orang usai menyalurkan aspirasinya petugas yang disiapkan, menyemprot bilik suara dengan cairan disinfektan terutama di bagian paku yang dipakai untuk mencoblos kerta suara.
Pihaknya pun menyediakan, bilik suara khusus bagi pemilih yang suhu tubuhnya di atas rata-rata, sehingga keamanan pemilih lain dapat terjamin, meski hingga pukul 11.15 WIB, waktu berjalan dengan jumlah pemilih yang datang sudah lebih dari 60 persen dari DPT sebanyak 455 orang, belum ada warga yang menggunakan bilik khusus.
Sama halnya di dua TPS lainnya, penerapan protokol kesehatan ketat menjadi keharusan yang diterapkan bagi pemilih termasuk panitia pemilihan yang menggunakan masker, faceshield, sarung tangan karet dan sudah menjalani tes cepat satu hari sebelum bertugas sebagai upaya memastikan kondisi kesehatan masing-masing bebas dari COVID-19.
Meski sedikit terganggu dengan APD yang digunakan, ungkap Ketua KPPS 28 Elfandi Agustina, penerapan protokol kesehatan ketat harus menjadi kebiasaan karena upaya memerangi virus Corona, harus dimulai dari pribadi setiap orang bukan hanya dari imbauan pemerintah, sehingga pihaknya berharap pelaksanaan pilkada kali ini, tidak hanya meningkatkan angka partisipasi, namun dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan sebagai AKB.
"Kalau melihat dari tingkat partisipasi, hingga pukul 11.00 sudah di atas 60 persen, sedangkan tingkat kesadaran warga untuk menerapkan protokol kesehatan dengan cara menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak sudah cukup tinggi karena tidak ditemukan pemilih yang datang tanpa menggunakan masker dan usai memilih mereka langsung pulang," katanya.
Bilik Suara Khusus Sepi
Bilik suara khusus yang wajib disediakan di masing-masing TPS yang ada di Cianjur, terkesan tidak terpakai selama berlangsungnya pemilihan, sebagian besar pemilih yang datang dalam kondisi sehat karena sebelum masuk ke lokasi TPS, petugas dari relawan kesehatan, telah mencek suhu tubuh pemilih yang rata-rata di angka 36 derajat celcius. Sehingga mereka yang menyalurkan aspirasinya menggunakan bilik suara secara umum yang disediakan dua buah di masing-masing TPS.
"Sampai pukul 11.00 WIB, belum ada pemilih yang datang menggunakan bilik suara khusus, sebagian besar suhu tubuh mereka yang datang di angka 36 derajat celcius karena sebelum masuk ke TPS petugas sudah melakukan tes suhu tubuh, untuk mengetahui kondisi kesehatan pemilih normal atau tidak," kata Hadi Setiadi ketua KPPS 30.
Penerapan protokol kesehatan selama pemilih kepala daerah kali ini, ungkap dia, meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya protokol kesehatan untuk diterapkan dalam aktifitas sehari-hari karena ratusan masker yang disediakan panitia hanya beberapa buah yang diminta bukan karena pemilih tidak memakai masker saat datang ke TPS.
Tidak ada kerumunan pemilih usai menyalurkan aspirasinya, hanya beberapa orang saja yang sekedar bersilaturahmi selama beberapa menit dan membubarkan diri. Sehingga protokol kesehatan yang diterapkan wajib dipatuhi pemilih dinilai cukup tinggi dijalankan warga pemilih sebagai bentuk mendukung upaya memutus rantai penyebaran COVID-19 yang meningkat sejak beberapa bulan terakhir di sejumlah wilayah di Cianjur.
Pemandangan sepinya bilik suara digunakan pemilih yang sebagian besar datang dengan suhu tubuh normal, diakui sebagian besar KPPS di wilayah Cianjur. Hingga siang menjelang, hanya dua sampai tiga orang yang menggunakan bilik suara khusus di beberapa TPS di Kecamatan Cianjur, Cipanas dan Kecamatan Pacet, karena suhu tubuh mereka diatas 38 derajat celcius yang sebagian besar mengaku kurang tidur atau belum tidur.
"Ada satu orang pemilih di TPS kami yang harus menggunakan bilik khusus karena petugas mencatat suhu tubuhnya diatas normal, sehingga diarahkan untuk menggunakan bilik khusus sebagai upaya antisipasi dan upaya memutus rantai penyebaran virus berbahaya. Pemilih tersebut disarankan untuk memeriksakan kesehatan ke pusat layanan kesehatan terdekat, sebagai upaya untuk mengetahui kondisi kesehatannya," kata Asep Ketua KPSS 05 Kecamatan Pacet.
Tingginya tingkat kesadaran pemilih untuk menerapkan protokol kesehatan selama menyalurkan aspirasinya dan sepinya bilik suara dari pemilih dengan suhu tubuh tinggi, dibenarkan Ketua KPU Cianjur, Selly Nurdinah yang sempat mendatangi sejumlah TPS mulai dari wilayah utara, perkotaan dan beberapa TPS di timur Cianjur. APD dan bilik suara yang disediakan di semua TPS sepi dari warga yang tidak menggunakan.
Bahkan penerapan protokol kesehatan mulai dari petugas hingga warga pemilih cukup tinggi, terbukti dengan masker cadangan yang disediakan di masing-masing TPS hanya beberapa buah yang terpakai karena pemilih lupa menggunakan masker dari rumah. Termasuk bilik suara dari beberapa TPS yang didatangi, hanya dua sampai tiga orang warga pemilih menggunakan bilik khusus karena suhu tubuh mereka di atas rata-rata dan disarankan untuk memeriksakan kesehatan ke pusat layanan kesehatan terdekat.
"Hampir seluruh TPS yang kami datangi, sudah menerapkan protokol kesehatan secara maksimal, terutama untuk panitia atau petugas PPS, mulai dari masker, sarung tangan, faceshield dan cairan pembersih tangan yang disediakan di atas meja panitia. Harapan kami upaya memutus rantai penyebaran virus berbahaya selama pilkada berlangsung dapat maksimal, sehingga tidak ada klaster baru setelah pemilihan," kata Ketua KPU Cianjur.
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#jagajarak
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Ketua KPPS 29 Asep Mulyono, mengatakan protokol kesehatan menjadi keharusan yang diterapkan pada pilkada kali ini, sebagai upaya memutus rantai penyebaran virus berbahaya agar tidak menjadi klaster baru setelah pilkada usai, pemilih yang datang langsung mendapat pemeriksaan suhu tubuh, diharuskan mencuci tangan sebelum dan seusai mencoblos dan tidak disarankan berlama-lama di lokasi TPS.
"Sangat berbeda dengan tahun sebelumnya, pilkada kali ini banyak hal yang berbeda terutama penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB) dimana setiap pemilih harus mematuhi protokol kesehatan, menggunakan masker saat datang dan tidak bergerombol setelah menyalurkan aspirasinya. Tahun sebelumnya, sejak pagi hingga penutupan TPS warga sudah pasti memadati TPS untuk mengetahui hasil pemilihan," katanya di Cianjur, Rabu.
Bahkan, lanjutnya, sistem pembagian waktu diberikan terhadap pemilih yang tidak lebih dari 50 orang per satu jam, sebagai upaya mencegah terjadinya kerumunan di tiap-tiap TPS. Seperti yang terlihat di TPS 28, 29 dan 30 Perumahan Pesona Cianjur Indah, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, pemilih yang datang terkesan sepi hanya beberapa orang yang mengantri dengan posisi kursi terpisah jarak 1 meter setiap orangnya.
Untuk menjaga kesterilan TPS terutama paku di bilik suara yang dipakai secara bergantian, meskipun pemilik diberi sarung tangan plastik, ungkap dia, setiap dua orang usai menyalurkan aspirasinya petugas yang disiapkan, menyemprot bilik suara dengan cairan disinfektan terutama di bagian paku yang dipakai untuk mencoblos kerta suara.
Pihaknya pun menyediakan, bilik suara khusus bagi pemilih yang suhu tubuhnya di atas rata-rata, sehingga keamanan pemilih lain dapat terjamin, meski hingga pukul 11.15 WIB, waktu berjalan dengan jumlah pemilih yang datang sudah lebih dari 60 persen dari DPT sebanyak 455 orang, belum ada warga yang menggunakan bilik khusus.
Sama halnya di dua TPS lainnya, penerapan protokol kesehatan ketat menjadi keharusan yang diterapkan bagi pemilih termasuk panitia pemilihan yang menggunakan masker, faceshield, sarung tangan karet dan sudah menjalani tes cepat satu hari sebelum bertugas sebagai upaya memastikan kondisi kesehatan masing-masing bebas dari COVID-19.
Meski sedikit terganggu dengan APD yang digunakan, ungkap Ketua KPPS 28 Elfandi Agustina, penerapan protokol kesehatan ketat harus menjadi kebiasaan karena upaya memerangi virus Corona, harus dimulai dari pribadi setiap orang bukan hanya dari imbauan pemerintah, sehingga pihaknya berharap pelaksanaan pilkada kali ini, tidak hanya meningkatkan angka partisipasi, namun dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan sebagai AKB.
"Kalau melihat dari tingkat partisipasi, hingga pukul 11.00 sudah di atas 60 persen, sedangkan tingkat kesadaran warga untuk menerapkan protokol kesehatan dengan cara menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak sudah cukup tinggi karena tidak ditemukan pemilih yang datang tanpa menggunakan masker dan usai memilih mereka langsung pulang," katanya.
Bilik Suara Khusus Sepi
Bilik suara khusus yang wajib disediakan di masing-masing TPS yang ada di Cianjur, terkesan tidak terpakai selama berlangsungnya pemilihan, sebagian besar pemilih yang datang dalam kondisi sehat karena sebelum masuk ke lokasi TPS, petugas dari relawan kesehatan, telah mencek suhu tubuh pemilih yang rata-rata di angka 36 derajat celcius. Sehingga mereka yang menyalurkan aspirasinya menggunakan bilik suara secara umum yang disediakan dua buah di masing-masing TPS.
"Sampai pukul 11.00 WIB, belum ada pemilih yang datang menggunakan bilik suara khusus, sebagian besar suhu tubuh mereka yang datang di angka 36 derajat celcius karena sebelum masuk ke TPS petugas sudah melakukan tes suhu tubuh, untuk mengetahui kondisi kesehatan pemilih normal atau tidak," kata Hadi Setiadi ketua KPPS 30.
Penerapan protokol kesehatan selama pemilih kepala daerah kali ini, ungkap dia, meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya protokol kesehatan untuk diterapkan dalam aktifitas sehari-hari karena ratusan masker yang disediakan panitia hanya beberapa buah yang diminta bukan karena pemilih tidak memakai masker saat datang ke TPS.
Tidak ada kerumunan pemilih usai menyalurkan aspirasinya, hanya beberapa orang saja yang sekedar bersilaturahmi selama beberapa menit dan membubarkan diri. Sehingga protokol kesehatan yang diterapkan wajib dipatuhi pemilih dinilai cukup tinggi dijalankan warga pemilih sebagai bentuk mendukung upaya memutus rantai penyebaran COVID-19 yang meningkat sejak beberapa bulan terakhir di sejumlah wilayah di Cianjur.
Pemandangan sepinya bilik suara digunakan pemilih yang sebagian besar datang dengan suhu tubuh normal, diakui sebagian besar KPPS di wilayah Cianjur. Hingga siang menjelang, hanya dua sampai tiga orang yang menggunakan bilik suara khusus di beberapa TPS di Kecamatan Cianjur, Cipanas dan Kecamatan Pacet, karena suhu tubuh mereka diatas 38 derajat celcius yang sebagian besar mengaku kurang tidur atau belum tidur.
"Ada satu orang pemilih di TPS kami yang harus menggunakan bilik khusus karena petugas mencatat suhu tubuhnya diatas normal, sehingga diarahkan untuk menggunakan bilik khusus sebagai upaya antisipasi dan upaya memutus rantai penyebaran virus berbahaya. Pemilih tersebut disarankan untuk memeriksakan kesehatan ke pusat layanan kesehatan terdekat, sebagai upaya untuk mengetahui kondisi kesehatannya," kata Asep Ketua KPSS 05 Kecamatan Pacet.
Tingginya tingkat kesadaran pemilih untuk menerapkan protokol kesehatan selama menyalurkan aspirasinya dan sepinya bilik suara dari pemilih dengan suhu tubuh tinggi, dibenarkan Ketua KPU Cianjur, Selly Nurdinah yang sempat mendatangi sejumlah TPS mulai dari wilayah utara, perkotaan dan beberapa TPS di timur Cianjur. APD dan bilik suara yang disediakan di semua TPS sepi dari warga yang tidak menggunakan.
Bahkan penerapan protokol kesehatan mulai dari petugas hingga warga pemilih cukup tinggi, terbukti dengan masker cadangan yang disediakan di masing-masing TPS hanya beberapa buah yang terpakai karena pemilih lupa menggunakan masker dari rumah. Termasuk bilik suara dari beberapa TPS yang didatangi, hanya dua sampai tiga orang warga pemilih menggunakan bilik khusus karena suhu tubuh mereka di atas rata-rata dan disarankan untuk memeriksakan kesehatan ke pusat layanan kesehatan terdekat.
"Hampir seluruh TPS yang kami datangi, sudah menerapkan protokol kesehatan secara maksimal, terutama untuk panitia atau petugas PPS, mulai dari masker, sarung tangan, faceshield dan cairan pembersih tangan yang disediakan di atas meja panitia. Harapan kami upaya memutus rantai penyebaran virus berbahaya selama pilkada berlangsung dapat maksimal, sehingga tidak ada klaster baru setelah pemilihan," kata Ketua KPU Cianjur.
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#jagajarak
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020