Kementerian Pertanian/Kementan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) memperingati Hari Tanah Sedunia dengan menyelenggarakan kegiatan diskusi, pameran, serta luncurkan aplikasi Sistem Informasi Standing Crop (SisCrop) 1.0 untuk monitoring lahan pertanian dan kondisi tanaman padi lebih akurat.

Kepala Balitbangtan Kementerian Pertanian, Fadjry Djufri, di sela kegiatan peringatan Hari Tanah Sedunia, di Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun) Balitbangtan, Kementan, Cimanggu, Kota Bogor, Senin, mengatakan, SISCrop 1.0 berfungsi untuk memonitor lahan pertanian kondisi tanaman padi secara lebih akurat dengan memanfaatkan data citra satelit Sentinel-1.

"SISCrop 1.0 dapat memonitor, fase pertumbuhan padi, luas tanam, luas panen, produktivitas, dan indeks pertanaman secara real time, Kelebihan SISCrop versi 1.0, dapat mengcapture lahan pertanian pada kondisi real time, meskipun situasi hujan atau berawan," katanya.

Fadjry Djufry menjelaskan, pengembangan model SISCrop 1.0 ini, Kementerian Pertanian bekerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) serta perguruan tinggi terkait. "Ke depan, sistem informasi seperti ini diharapkan dapat dikembangkan untuk monitoring komoditas pertanian lainnya," katanya.

Menurut dia, SISCrop 1.0 dapat membantu pengambilan kebijakan dan petugas perencana pada beberapa hal. Pertama, efisiensi dalam perencanaan pupuk, pestisida, dan air, juga akurat dalam memilih jenis tanaman untuk ditanam pada wilayah tertentu dan bisa diinformasikan secara spasial.

Kedua, efektif dalam memobilisasi peralatan mesin pertanian. Ketiga, dapat membantu mengidentifikasi wilayah yang surplus sehingga bisa memasok wilayah yang minus.

Pelaksanaan dan pengawalan ketahanan pangan saat ini, kata dia, didukung melalui pengembangan program Lumbung Pangan di Kalimatan Tengah dan Sumatera Utara. "Lumbung Pangan yang sedang dikembangkan saat ini akan menjadi percontohan bagi pengembangan Lumbung Pangan di wilayah lainnya di Indonesia," katanya.

Menurut Djufry, upaya membangun sistem informasi dan teknologi, serta menyediakan rekomendasi pengelolaan sumberdaya lahan, sangat penting sebagai upaya mendukung program swasembada pangan. 

Baca juga: Kementan salurkan 10 ton benih padi untuk petani korban banjir di Garut

Baca juga: Kementan kembangkan indukan sapi Belgian Blue dan Wagyu di 12 provinsi termasuk Jawa Barat

Baca juga: Kementan dukung Purwakarta tanam padi gogo di lahan bekas tebangan

Pewarta: Riza Harahap

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020