Kementerian Pertanian (Kementan) tengah mengembangkan indukan sapi premium berkualitas, yakni belgian blue (BB), wagyu dan galician blond di 12 provinsi untuk memenuhi kebutuhan protein hewani dan sebagai upaya mengurangi impor sapi dalam jangka panjang.
Kepala Seksi Pelayanan Teknis Pemeliharaan Ternak Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang Kementan Yanyan menjelaskan bahwa total semen yang akan dilakukan inseminasi pada sapi lokal milik peternak ditargetkan mencapai 50.000 dosis, terdiri dari 8.000 dosis untuk sapi wagyu, galician blond 20.000 dosis, dan belgian blue 22.000 dosis.
"Rencana pengembangan sapi wagyu, galician blond dan belgian blue sudah kita tetapkan melalui program Sikomandan. Ada 12 provinsi yang akan kita coba untuk dilakukan introduksi," kata Yanyan dalam webinar yang diselenggarakan Sabtu.
Yanyan menyebutkan bahwa terdapat 12 provinsi yang sudah ditunjuk untuk dilaksanakan program pengembangan sapi premium melalui program Sikomandan (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri) Kementan.
Provinsi tersebut, yakni Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Papua.
Khusus untuk sapi belgian blue (BB), Kementan sudah menerbitkan Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) No 616 untuk pelepasan introduksi rumpun sapi BB kepada masyarakat.
Ada pun saat ini produksi semen BB yang sudah keluar izin edarnya, yakni berjumlah 31.242 dosis yang berasal dari Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari dan Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang.
Sebelumnya, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Sugiono mengatakan sebelum disebar ke masyarakat, sperma sapi BB akan dilakukan kajian lebih dulu untuk mendapatkan data yang akurat terkait pertumbuhan sapi.
Menurut Sugiono, sperma sapi BB baru bisa disebar ke masyarakat pada tahun 2022 setelah melalui tahapan kajian yang berjenjang dari lingkup UPT, dan uji coba di peternakan dengan manajemen pengelolaan yang bagus. Hal-hal yang akan dikaji sebelum disebar yaitu pertambahan bobot badan, pertumbuhannya baik, aspek kesehatan, dan aspek lingkungan.
"Kajiannya perlu dua tahun, dicoba dulu di kelompok tertentu, kalau punya manajemen bagus baru dilepas ke peternak. Tahun ini Sapi Sikomandan juga sudah pakai semen BB di wilayah tertentu," kata Sugiono.
Sekadar informasi, Sapi Belgian Blue atau yang lebih dikenal dengan Sapi BB ini merupakan sapi hasil pemuliaan yang dilakukan dalam kurun waktu yang sangat lama di negara asalnya, Belgia. Sapi ini merupakan hasil persilngan antara Sapi Shorthorn dengan sapi lokal Belgia saat itu.
Pembentukan sapi BB sendiri berawal dari upaya pemerintah Belgia untuk menghasilkan sapi dwiguna (penghasil susu dan penghasil daging). Namun, untuk memenuhi kebutuhan protein hewani di negara tersebut, arah pengembangan sapi BB membentuk sapi BB ini menjadi sapi potong penghasil daging.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Kepala Seksi Pelayanan Teknis Pemeliharaan Ternak Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang Kementan Yanyan menjelaskan bahwa total semen yang akan dilakukan inseminasi pada sapi lokal milik peternak ditargetkan mencapai 50.000 dosis, terdiri dari 8.000 dosis untuk sapi wagyu, galician blond 20.000 dosis, dan belgian blue 22.000 dosis.
"Rencana pengembangan sapi wagyu, galician blond dan belgian blue sudah kita tetapkan melalui program Sikomandan. Ada 12 provinsi yang akan kita coba untuk dilakukan introduksi," kata Yanyan dalam webinar yang diselenggarakan Sabtu.
Yanyan menyebutkan bahwa terdapat 12 provinsi yang sudah ditunjuk untuk dilaksanakan program pengembangan sapi premium melalui program Sikomandan (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri) Kementan.
Provinsi tersebut, yakni Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Papua.
Khusus untuk sapi belgian blue (BB), Kementan sudah menerbitkan Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) No 616 untuk pelepasan introduksi rumpun sapi BB kepada masyarakat.
Ada pun saat ini produksi semen BB yang sudah keluar izin edarnya, yakni berjumlah 31.242 dosis yang berasal dari Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari dan Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang.
Sebelumnya, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Sugiono mengatakan sebelum disebar ke masyarakat, sperma sapi BB akan dilakukan kajian lebih dulu untuk mendapatkan data yang akurat terkait pertumbuhan sapi.
Menurut Sugiono, sperma sapi BB baru bisa disebar ke masyarakat pada tahun 2022 setelah melalui tahapan kajian yang berjenjang dari lingkup UPT, dan uji coba di peternakan dengan manajemen pengelolaan yang bagus. Hal-hal yang akan dikaji sebelum disebar yaitu pertambahan bobot badan, pertumbuhannya baik, aspek kesehatan, dan aspek lingkungan.
"Kajiannya perlu dua tahun, dicoba dulu di kelompok tertentu, kalau punya manajemen bagus baru dilepas ke peternak. Tahun ini Sapi Sikomandan juga sudah pakai semen BB di wilayah tertentu," kata Sugiono.
Sekadar informasi, Sapi Belgian Blue atau yang lebih dikenal dengan Sapi BB ini merupakan sapi hasil pemuliaan yang dilakukan dalam kurun waktu yang sangat lama di negara asalnya, Belgia. Sapi ini merupakan hasil persilngan antara Sapi Shorthorn dengan sapi lokal Belgia saat itu.
Pembentukan sapi BB sendiri berawal dari upaya pemerintah Belgia untuk menghasilkan sapi dwiguna (penghasil susu dan penghasil daging). Namun, untuk memenuhi kebutuhan protein hewani di negara tersebut, arah pengembangan sapi BB membentuk sapi BB ini menjadi sapi potong penghasil daging.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020