Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, membentuk Keluarga Tanggap Bencana (Katana) untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap berbagai ancaman bencana alam di lingkungan sekitarnya sehingga dapat meminimalkan risiko bencana.
"Jadi (konsepnya) aman bencana gitu sudah di keluarga, dia (keluarga) itu sudah tahu yang namanya bencana, makanya konsepnya rumah jadi sekolah bencana, ibu jadi guru bencana," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Firman Karyadin di Garut, Minggu.
Ia menuturkan Katana merupakan wujud arahan Presiden Republik Indonesia yang dibahas dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana 2020 untuk melakukan edukasi kebencanaan secara berkala dan teratur.
Gerakan Katana itu, lanjut dia, bertujuan membangun kesadaran keluarga agar memiliki pengetahuan mengenal risiko bencana, mengurangi kejadian dan risiko dampak bencana serta menjadi keluarga yang tangguh.
"Bagaimana caranya dalam menanggulangi bencana ini adalah satu kolaborasi, jadi tidak bisa orang per orang, makanya Pak Presiden menyampaikan Pentahelix, jadi semuanya bencana ini tanggung jawab siapa, kita bersama," katanya.
Ia menambahkan program lain dalam penanggulangan bencana di Garut yaitu membentuk masyarakat dalam gerakan Desa Tangguh Bencana (Destana) yang sudah lebih lama dirintis sejak 2014.
Ia menyebutkan hingga 2020 program itu baru berhasil membentuk 15 Destana dengan skala prioritas daerah yang tingkat potensi bencana alamnya cukup tinggi seperti bencana letusan gunung api, banjir, dan longsor.
"Kita ngambil target-target, desa-desa yang memang daerahnya rawan seperti Gunung Guntur di Desa Pasawahan, sekarang di Pameungpeuk, Mancagahar kita ambil, memang daerah-daerah yang kita prioritaskan," katanya.
Sementara itu, BPBD Garut mencatat sejumlah daerah di Garut memiliki potensi bencana alam yakni bencana banjir, tanah longsor, pergerakan tanah, angin puting beliung, gempa bumi dan tsunami.
Baca juga: BPBD Kabupaten Garut pasang alat pendeteksi gempa
Baca juga: BPBD Garut manfaatkan kentungan untuk alat alternatif peringatan dini tsunami
Baca juga: BPBD Garut waspadai bencana alam saat musim hujan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Jadi (konsepnya) aman bencana gitu sudah di keluarga, dia (keluarga) itu sudah tahu yang namanya bencana, makanya konsepnya rumah jadi sekolah bencana, ibu jadi guru bencana," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Firman Karyadin di Garut, Minggu.
Ia menuturkan Katana merupakan wujud arahan Presiden Republik Indonesia yang dibahas dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana 2020 untuk melakukan edukasi kebencanaan secara berkala dan teratur.
Gerakan Katana itu, lanjut dia, bertujuan membangun kesadaran keluarga agar memiliki pengetahuan mengenal risiko bencana, mengurangi kejadian dan risiko dampak bencana serta menjadi keluarga yang tangguh.
"Bagaimana caranya dalam menanggulangi bencana ini adalah satu kolaborasi, jadi tidak bisa orang per orang, makanya Pak Presiden menyampaikan Pentahelix, jadi semuanya bencana ini tanggung jawab siapa, kita bersama," katanya.
Ia menambahkan program lain dalam penanggulangan bencana di Garut yaitu membentuk masyarakat dalam gerakan Desa Tangguh Bencana (Destana) yang sudah lebih lama dirintis sejak 2014.
Ia menyebutkan hingga 2020 program itu baru berhasil membentuk 15 Destana dengan skala prioritas daerah yang tingkat potensi bencana alamnya cukup tinggi seperti bencana letusan gunung api, banjir, dan longsor.
"Kita ngambil target-target, desa-desa yang memang daerahnya rawan seperti Gunung Guntur di Desa Pasawahan, sekarang di Pameungpeuk, Mancagahar kita ambil, memang daerah-daerah yang kita prioritaskan," katanya.
Sementara itu, BPBD Garut mencatat sejumlah daerah di Garut memiliki potensi bencana alam yakni bencana banjir, tanah longsor, pergerakan tanah, angin puting beliung, gempa bumi dan tsunami.
Baca juga: BPBD Kabupaten Garut pasang alat pendeteksi gempa
Baca juga: BPBD Garut manfaatkan kentungan untuk alat alternatif peringatan dini tsunami
Baca juga: BPBD Garut waspadai bencana alam saat musim hujan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020