PT Agro Jabar sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang bergerak di bidang pertanian, perkebunan, perikanan dan kehutanan menyatakan telah membentuk asosiasi petani beranggotakan sekitar 4.000 orang sebagai upaya memenuhi kebutuhan pasar sektor pertanian.
"Walaupun secara riil baru aktif sekitar 500 hingga 1.000, tapi sudah terlihat bagus. Mereka sudah tertarik menjadi petani plasma karena ada kepastian penghasilan," kata Direktur Operasional PT Agro Jabar Djamal Alfan dalam sebuah seminar di Kota Bandung, Selasa.
Djamal menuturkan pembentukan asosiasi petani tersebut sejauh ini telah berdampak positif terhadap para petani di Jabar.
"Alhamdulillah dari program kemitraan dengan para petani di sini mereka dapat hidup lebih baik. Peran serta aktif dari masyarakat sangat luar biasa dalam melaksanakan kerja sama dengan PT Agro Jabar. Siapa pun boleh jadi mitra dan kami hanya menawarkan komoditi yang sudah jelas pasarnya," kata Djamal.
PT Agro Jabar, kata dia, juga optimistis dapat mewujudkan Jabar sebagai lumbung pangan nasional. "Jabar memiliki potensi sumber daya alam yang berlimpah, serta sumber daya manusia yang unggul disertai perguruan tinggi terbaik di Indonesia," katanya.
Ia mengatakan untuk mencapai target tersebut, pihaknya melakukan kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan. "Sehingga perlu keseriusan, kekompakan, serta komitmen para pemangku kepentingan sektor pertanian dan perkebunan. Apalagi eksistensinya sangat berkaitan dengan perputaran perekonomian, mulai perdesaan, perkotaan dan dunia," kata Djamal.
Dari sekian banyak potensi bisnis unggulan, baru ada empat jenis tanaman yang paling di minati dunia industri antara lain lemon, jahe, stevia dan kopi.
"Komoditi unggulan inilah yang kita sinergikan dengan para petani, agar dapat tetap memenuhi kebutuhan industri dalam negeri namun sejujurnya saya sampaikan, baik dari kualitas maupun kuantitas belum dapat memenuhi kebutuhan pasar karena berbagai hal," kata dia.
Djamal mengatakan untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar industri, yang paling utama adalah pihaknya melakukan pembinaan terhadap para petani karena, animo masyarakat pedesaan sangat kurang untuk menjadi petani.
"Namun sekarang alhamdulillah, bahkan menjadi produk unggulan. Lemon di daerah Cikajang, Kabupaten Garut, sudah menjadi pilihan petani. Ada 1.300 hektare dengan hasil panen mencapai 28.600 ton per tahun," lanjut dia.
Ia menambahkan, peranan Agro Jabar sebagai salah satu BUMD Jabar selain membangun kepercayaan dengan para pelaku pasar pada dunia industri ialah juga dapat meningkatkan kesejahteraan para petani.
"Kami hanya perlu memberikan pembuktian kepada mereka melalui pembinaan yang intensif. Mereka kami berikan bibit, pupuk, obat-obatan dan membeli kembali hasil panennya dengan harga yang memadai," kata dia.
Baca juga: Pemprov Jabar gandeng Agro Jabar terkait bansos tahap tiga
Baca juga: PT Agro Jabar siap serap produksi garam petani lokal
Baca juga: Bank BJB dan Agro Jabar bersinergi tanam komoditas jahe
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Walaupun secara riil baru aktif sekitar 500 hingga 1.000, tapi sudah terlihat bagus. Mereka sudah tertarik menjadi petani plasma karena ada kepastian penghasilan," kata Direktur Operasional PT Agro Jabar Djamal Alfan dalam sebuah seminar di Kota Bandung, Selasa.
Djamal menuturkan pembentukan asosiasi petani tersebut sejauh ini telah berdampak positif terhadap para petani di Jabar.
"Alhamdulillah dari program kemitraan dengan para petani di sini mereka dapat hidup lebih baik. Peran serta aktif dari masyarakat sangat luar biasa dalam melaksanakan kerja sama dengan PT Agro Jabar. Siapa pun boleh jadi mitra dan kami hanya menawarkan komoditi yang sudah jelas pasarnya," kata Djamal.
PT Agro Jabar, kata dia, juga optimistis dapat mewujudkan Jabar sebagai lumbung pangan nasional. "Jabar memiliki potensi sumber daya alam yang berlimpah, serta sumber daya manusia yang unggul disertai perguruan tinggi terbaik di Indonesia," katanya.
Ia mengatakan untuk mencapai target tersebut, pihaknya melakukan kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan. "Sehingga perlu keseriusan, kekompakan, serta komitmen para pemangku kepentingan sektor pertanian dan perkebunan. Apalagi eksistensinya sangat berkaitan dengan perputaran perekonomian, mulai perdesaan, perkotaan dan dunia," kata Djamal.
Dari sekian banyak potensi bisnis unggulan, baru ada empat jenis tanaman yang paling di minati dunia industri antara lain lemon, jahe, stevia dan kopi.
"Komoditi unggulan inilah yang kita sinergikan dengan para petani, agar dapat tetap memenuhi kebutuhan industri dalam negeri namun sejujurnya saya sampaikan, baik dari kualitas maupun kuantitas belum dapat memenuhi kebutuhan pasar karena berbagai hal," kata dia.
Djamal mengatakan untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar industri, yang paling utama adalah pihaknya melakukan pembinaan terhadap para petani karena, animo masyarakat pedesaan sangat kurang untuk menjadi petani.
"Namun sekarang alhamdulillah, bahkan menjadi produk unggulan. Lemon di daerah Cikajang, Kabupaten Garut, sudah menjadi pilihan petani. Ada 1.300 hektare dengan hasil panen mencapai 28.600 ton per tahun," lanjut dia.
Ia menambahkan, peranan Agro Jabar sebagai salah satu BUMD Jabar selain membangun kepercayaan dengan para pelaku pasar pada dunia industri ialah juga dapat meningkatkan kesejahteraan para petani.
"Kami hanya perlu memberikan pembuktian kepada mereka melalui pembinaan yang intensif. Mereka kami berikan bibit, pupuk, obat-obatan dan membeli kembali hasil panennya dengan harga yang memadai," kata dia.
Baca juga: Pemprov Jabar gandeng Agro Jabar terkait bansos tahap tiga
Baca juga: PT Agro Jabar siap serap produksi garam petani lokal
Baca juga: Bank BJB dan Agro Jabar bersinergi tanam komoditas jahe
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020