Garut, 21/2 (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, Jawa Barat, mengakui masih lemahnya sosialisasi program diversifikasi pangan dikalangan masyarakat setempat.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Garut H. Budiman, Minggu menyatakan menyesalkan masih sangat lemahnya sosialisasi program diversifikasi pangan masyarakat dikalangan masyarakat setempat, dan kondisi tersebut diperparah sebagian besar pejabat teknis terkait tidak kreatif serta masyarakatnya yang manja.

Sehingga dampaknya saat terjadinya rawan daya beli, mereka tidak biasa mengonsumsi bahan baku karbohidrat diluar beras, padahal kabupaten Garut memiliki sumber daya beragam jenis makanan etnik yang berlimpah ruah seperti gadung, ubi "garut" (sejenis umbi-umbian dan lainnya.

Kegiatan sosialisasi diversifikasi pangan selama ini, hanya kerap dilakukan secara sporadis atau "tabrak lari" setelah itu kalangan birokrat setempat termasuk para pejabatnya kembali terjebak aktivitas rutin yang sarat serimonial.

Sehingga ketika terjadi rawan daya beli, kerap menimbulkan ancaman serius terjadinya rawan pangan di Kabupaten Garut.

Akibat implementasi diversifikasi pangan, hanya sebatas bahan retorika pada berbagai aktivitas serimoni yang tidak dimaknai sebagai upaya yang bisa menyejahterakan masyarakat saat terjadi "paceklik" atau ketika berlangsung kesulitan ekonomi.

Untuk itu diharapkan adanya komitmen yang jelas dari berbagai kalangan maupun stakehorder untuk bersama-sama kembali menggairahkan implementasi diversifikasi pangan, antara lain menampilkan olahan makanan etnik siap saja pada penyelenggaraan perhelatan apapun.

Sementara Bagian Umum Setda Garut mengesankan kurang meminatinya karena mungkin sisa alokasi nilai anggarannya relatif kecil, namun kini telah diterbitkan surat edaran tentang pelaksanaan diversifikasi pangan, katanya.

(U.PK-HT/C/M019/M019) 21-02-2010 09:36:34

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010