Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, memastikan tidak ada rumah yang rusak akibat gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Pangandaran pada Minggu, (25/10) sekitar pukul 07.56 WIB.
"Kami memastikan tidak ada rumah yang rusak, karena hingga saat ini petugas penanggulangan bencana kecamatan (P2BK) tidak ada yang melaporkan terkait dampak dari gempa berkekuatan 5,6 Skala Richter (SR) tersebut," kata Koordinator Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, Senin.
Meskipun demikian, ia mengimbau kepada warga untuk selalu waspada dan mengantisipasi terjadinya gempa bumi susulan, sebab Sukabumi ini merupakan salah satu daerah rawan bencana, khususnya gempa.
Menurutnya, dari pantauan di lokasi gempa bumi yang berpusat di perairan laut selatan Pangandaran, sempat membuat panik sebagian warga, khususnya mereka yang tinggal di pesisir.
Namun, setelah Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis bahwa gempa tersebut tidak berpotensi atau menyebabkan tsunami, aktivitas warga kembali normal.
Karena kondisi wilayah Kabupaten Sukabumi yang merupakan daerah rawan gempa, pihaknya secara rutin memberikan sosialisasi dan edukasi kepada berbagai elemen masyarakat tentang bagaimana cara meminimalkan dampak korban nyawa maupun harta jika terjadi gempa bumi.
"Kami juga mengimbau kepada warga agar tidak percaya dengan informasi atau berita yang belum tentu kebenarannya atau hoaks, sehingga membuat kepanikan. Kejadian gempa bumi tidak bisa diprediksi, maka dari itu kita harus selalu waspada dan tidak panik jika terjadi gempa," ujarnya.
Di sisi lain, Daeng mengatakan pihaknya saat ini fokus terhadap fenomena La Nina yang menyebabkan curah hujan tinggi yang bisa saja berdampak kepada terjadinya bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan lainnya.
Apalagi, kata dia, seperti diketahui, hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Sukabumi merupakan daerah rawan bencana hidrometeorologi dan belum lama ini terjadi banjir bandang di tiga kecamatan, yakni Cicurug, Parungkuda dan Cibadak, yang menyebabkan tiga warga meninggal dunia.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofikasi (BMKG) menyebutkan gempa bumi tersebut berkekuatan 5,6 Skala Richter berpusat pada koordinat 8,2 LS dan 107,86 BT, tepatnya di laut pada jarak 88 km arah barat daya Pangandaran dengan kedalaman 62 km.
Baca juga: Getaran gempa berkekuatan 5,5 SR tak berdampak kerusakan di Sukabumi
Baca juga: PMI Kota Sukabumi siagakan relawan Sibat antisipasi adanya dampak gempa
Baca juga: Gempa di laut Pangandaran kejutkan warga Sukabumi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Kami memastikan tidak ada rumah yang rusak, karena hingga saat ini petugas penanggulangan bencana kecamatan (P2BK) tidak ada yang melaporkan terkait dampak dari gempa berkekuatan 5,6 Skala Richter (SR) tersebut," kata Koordinator Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, Senin.
Meskipun demikian, ia mengimbau kepada warga untuk selalu waspada dan mengantisipasi terjadinya gempa bumi susulan, sebab Sukabumi ini merupakan salah satu daerah rawan bencana, khususnya gempa.
Menurutnya, dari pantauan di lokasi gempa bumi yang berpusat di perairan laut selatan Pangandaran, sempat membuat panik sebagian warga, khususnya mereka yang tinggal di pesisir.
Namun, setelah Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis bahwa gempa tersebut tidak berpotensi atau menyebabkan tsunami, aktivitas warga kembali normal.
Karena kondisi wilayah Kabupaten Sukabumi yang merupakan daerah rawan gempa, pihaknya secara rutin memberikan sosialisasi dan edukasi kepada berbagai elemen masyarakat tentang bagaimana cara meminimalkan dampak korban nyawa maupun harta jika terjadi gempa bumi.
"Kami juga mengimbau kepada warga agar tidak percaya dengan informasi atau berita yang belum tentu kebenarannya atau hoaks, sehingga membuat kepanikan. Kejadian gempa bumi tidak bisa diprediksi, maka dari itu kita harus selalu waspada dan tidak panik jika terjadi gempa," ujarnya.
Di sisi lain, Daeng mengatakan pihaknya saat ini fokus terhadap fenomena La Nina yang menyebabkan curah hujan tinggi yang bisa saja berdampak kepada terjadinya bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan lainnya.
Apalagi, kata dia, seperti diketahui, hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Sukabumi merupakan daerah rawan bencana hidrometeorologi dan belum lama ini terjadi banjir bandang di tiga kecamatan, yakni Cicurug, Parungkuda dan Cibadak, yang menyebabkan tiga warga meninggal dunia.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofikasi (BMKG) menyebutkan gempa bumi tersebut berkekuatan 5,6 Skala Richter berpusat pada koordinat 8,2 LS dan 107,86 BT, tepatnya di laut pada jarak 88 km arah barat daya Pangandaran dengan kedalaman 62 km.
Baca juga: Getaran gempa berkekuatan 5,5 SR tak berdampak kerusakan di Sukabumi
Baca juga: PMI Kota Sukabumi siagakan relawan Sibat antisipasi adanya dampak gempa
Baca juga: Gempa di laut Pangandaran kejutkan warga Sukabumi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020