Kasus positif COVID-19 dalam klaster pondok pesantren di Kabupaten Garut, Jawa Barat, bertambah hingga 110 kasus, menurut data Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 setempat.
Bupati Garut Rudy Gunawan menyampaikan laporan hasil pemeriksaan yang keluar Jumat (23/10) malam yang menunjukkan penambahan 110 pasien positif COVID-19 dalam klaster pondok pesantren.
"Telah terjadi outbreak luar biasa, di mana dari 720 sampel (yang diperiksa) ada 110 orang (positif COVID-19) yang berasal dari klaster pesantren," kata Rudy sebagaimana dikutip dalam siaran pers pemerintah kabupaten di Garut, Sabtu.
Bupati menginstruksikan seluruh jajaran pemerintah yang terlibat dalam penanganan COVID-19 bergerak cepat untuk menekan penularan virus corona di lingkungan pondok pesantren.
"Saya instruksikan para camat, kades, lurah, selaku anggota untuk melakukan pemantauan ke pondok pesantren dan melakukan upaya preventif bila ada warga yang punya gejala klinis," katanya.
Dia juga meminta warga, termasuk pengurus dan penghuni pondok pesantren, yang mengalami gejala gangguan pernafasan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
Fasilitas pelayanan kesehatan di Garut, menurut dia, siaga 24 jam untuk memeriksa dan merawat pasien yang mengalami gejala maupun positif tertular COVID-19.
"RSUD dr Slamet siap 24 jam, Rumah Sakit Medina juga siap siaga untuk isolasi dan mengobati, puskesmas juga semua siap," kata Bupati.
Menurut data pemerintah kabupaten, jumlah akumulatif pasien COVID-19 di Garut sebanyak 575 orang dengan perincian 80 orang menjalani isolasi mandiri, 187 orang menjalani perawatan di rumah sakit, 293 orang sudah dinyatakan sembuh, dan 15 orang meninggal dunia.
Baca juga: Pesantren Al-Hamidiyah Depok jadi percontohan penerapan protokol COVID-19
Baca juga: Bupati Bogor libatkan santri kampanye protokol kesehatan di 1.404 pesantren
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Bupati Garut Rudy Gunawan menyampaikan laporan hasil pemeriksaan yang keluar Jumat (23/10) malam yang menunjukkan penambahan 110 pasien positif COVID-19 dalam klaster pondok pesantren.
"Telah terjadi outbreak luar biasa, di mana dari 720 sampel (yang diperiksa) ada 110 orang (positif COVID-19) yang berasal dari klaster pesantren," kata Rudy sebagaimana dikutip dalam siaran pers pemerintah kabupaten di Garut, Sabtu.
Bupati menginstruksikan seluruh jajaran pemerintah yang terlibat dalam penanganan COVID-19 bergerak cepat untuk menekan penularan virus corona di lingkungan pondok pesantren.
"Saya instruksikan para camat, kades, lurah, selaku anggota untuk melakukan pemantauan ke pondok pesantren dan melakukan upaya preventif bila ada warga yang punya gejala klinis," katanya.
Dia juga meminta warga, termasuk pengurus dan penghuni pondok pesantren, yang mengalami gejala gangguan pernafasan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
Fasilitas pelayanan kesehatan di Garut, menurut dia, siaga 24 jam untuk memeriksa dan merawat pasien yang mengalami gejala maupun positif tertular COVID-19.
"RSUD dr Slamet siap 24 jam, Rumah Sakit Medina juga siap siaga untuk isolasi dan mengobati, puskesmas juga semua siap," kata Bupati.
Menurut data pemerintah kabupaten, jumlah akumulatif pasien COVID-19 di Garut sebanyak 575 orang dengan perincian 80 orang menjalani isolasi mandiri, 187 orang menjalani perawatan di rumah sakit, 293 orang sudah dinyatakan sembuh, dan 15 orang meninggal dunia.
Baca juga: Pesantren Al-Hamidiyah Depok jadi percontohan penerapan protokol COVID-19
Baca juga: Bupati Bogor libatkan santri kampanye protokol kesehatan di 1.404 pesantren
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020