Pesantren Al-Hamidiyah di Kota Depok, Jawa Barat terpilih menjadi lembaga pendidikan Islam percontohan yang menerapkan protokol kesehatan COVID-19 dengan ketat sesuai aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
"Kami tidak tahu kenapa terpilih sebagai Pesantren Percontohan Protokol COVID-19. Hanya saja, selama ini kami telah mengikuti aturan pemerintah dalam menjaga protokol kesehatan," kata Dirut YIH Al-Hamidiyah H. Imam Soesanto Sjaichu seusai acara Kampanye 3 M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) bersamaan dengan Peringatan Hari Santri Nasional di Pesantren Al-Hamidiyah Depok, Kamis.
Acara 3 M tersebut digelar secara offline dan online atau daring diikuti perwakilan Pesantren seluruh Indonesia, dengan penyelenggara Kemenkes RI dan Kemenag RI.
Imam mengungkapkan selama ini pihaknya melakukan inisiatif dalam membentuk Satgas COVID-19 di Pesantren dengan menyediakan tempat cuci tangan, zona aman seperti masjid dan lainnya. Ia menambahkan, bagi guru dan karyawan masuk sebagai latihan masuk atau aktif pembelajaran nanti.
Menurut dia di pesantren tersebut selama ini juga ada dokter yang memberikan pelayanan kesehatan. Selama masa COVID-19 proses pembelajaran dilaksanakan secara daring.
"Kami laksanakan pembelajaran melalui daring dengan melakukan investasi. Momen HSN ini kami belajar daring dan hidup sehat melalui 3 M. Santri itu orang nurut Insya Allah akan terjaga," paparnya.
Hal senada diutarakan Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan dr. Riskiyana Sukandhi Putra yang mengatakan Pesantren adalah kelompok khusus seperti gelombang yang memiliki daya loncat tinggi. Pasalnya, sebagai tempat dinding spiritual, jasmani.
"Kami berharap agar Pesantren Al-Hamidiyah menjadi pemicu bagi pesantren lainnya dalam upaya pencegahan COVID-19. Pesantren ini cluster yang memiliki sifat khusus. Semoga dengan pencegahan penyebaran COVID-19 bisa berakhir," katanya.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Waryono Abdul Ghofur mengatakan Pesantren Al-Hamidiyah bisa menjadi role model dalam Gerakan Pesantren Sehat Siaga COVID-19. Sehingga, banyak Pesantren lain yang bisa melakukan hal sama.
"Saya apresiasi dengan kekuatan terbatas pesantren bisa melakukan inovasi dan pandai beradaptasi. Negara hadir dalam memberikan bantuan kepada Pesantren terdampak COVID-19. Kita berharap, dengan usaha, ketulusan doa para Kiyai dan semua diharapkan COVID-19 segera berakhir," ujarnya.
Baca juga: Wabup Garut dorong legalitas pesantren mudahkan sinergitas dengan Pemda
Baca juga: Wagub Jabar: Raperda Pesantren bentuk perhatian pemerintah terhadap santri
Baca juga: Wapres: Pesantren jadi pusat pendidikan, dakwah, ekonomi rakyat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Kami tidak tahu kenapa terpilih sebagai Pesantren Percontohan Protokol COVID-19. Hanya saja, selama ini kami telah mengikuti aturan pemerintah dalam menjaga protokol kesehatan," kata Dirut YIH Al-Hamidiyah H. Imam Soesanto Sjaichu seusai acara Kampanye 3 M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) bersamaan dengan Peringatan Hari Santri Nasional di Pesantren Al-Hamidiyah Depok, Kamis.
Acara 3 M tersebut digelar secara offline dan online atau daring diikuti perwakilan Pesantren seluruh Indonesia, dengan penyelenggara Kemenkes RI dan Kemenag RI.
Imam mengungkapkan selama ini pihaknya melakukan inisiatif dalam membentuk Satgas COVID-19 di Pesantren dengan menyediakan tempat cuci tangan, zona aman seperti masjid dan lainnya. Ia menambahkan, bagi guru dan karyawan masuk sebagai latihan masuk atau aktif pembelajaran nanti.
Menurut dia di pesantren tersebut selama ini juga ada dokter yang memberikan pelayanan kesehatan. Selama masa COVID-19 proses pembelajaran dilaksanakan secara daring.
"Kami laksanakan pembelajaran melalui daring dengan melakukan investasi. Momen HSN ini kami belajar daring dan hidup sehat melalui 3 M. Santri itu orang nurut Insya Allah akan terjaga," paparnya.
Hal senada diutarakan Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan dr. Riskiyana Sukandhi Putra yang mengatakan Pesantren adalah kelompok khusus seperti gelombang yang memiliki daya loncat tinggi. Pasalnya, sebagai tempat dinding spiritual, jasmani.
"Kami berharap agar Pesantren Al-Hamidiyah menjadi pemicu bagi pesantren lainnya dalam upaya pencegahan COVID-19. Pesantren ini cluster yang memiliki sifat khusus. Semoga dengan pencegahan penyebaran COVID-19 bisa berakhir," katanya.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Waryono Abdul Ghofur mengatakan Pesantren Al-Hamidiyah bisa menjadi role model dalam Gerakan Pesantren Sehat Siaga COVID-19. Sehingga, banyak Pesantren lain yang bisa melakukan hal sama.
"Saya apresiasi dengan kekuatan terbatas pesantren bisa melakukan inovasi dan pandai beradaptasi. Negara hadir dalam memberikan bantuan kepada Pesantren terdampak COVID-19. Kita berharap, dengan usaha, ketulusan doa para Kiyai dan semua diharapkan COVID-19 segera berakhir," ujarnya.
Baca juga: Wabup Garut dorong legalitas pesantren mudahkan sinergitas dengan Pemda
Baca juga: Wagub Jabar: Raperda Pesantren bentuk perhatian pemerintah terhadap santri
Baca juga: Wapres: Pesantren jadi pusat pendidikan, dakwah, ekonomi rakyat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020