Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan bahwa pangan fungsional bermanfaat untuk meningkatkan metabolisme tubuh bagi kesehatan.

"Pangan fungsional merupakan pangan yang memiliki fungsi fisiologis khusus yang bermanfaat untuk meningkatkan metabolisme tubuh, sehingga bermanfaat bagi kesehatan," kata peneliti Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna LIPI Achmat Sarifudin dalam seminar virtual di Jakarta, Jumat.



Pangan fungsional mengandung zat-zat gizi yang memiliki fungsi fisiologis spesifik bagi kesehatan, seperti vitamin, mineral, dan serat pangan. Pangan fungsional bermanfaat bagi kesehatan, seperti menurunkan kadar kolesterol dan kadar gula darah dan melancarkan pencernaan.

Seminar virtual "Talk to Scientists" dengan tema Popularitas Pangan Fungsional diadakan bertepatan dengan peringatan Hari Pangan Sedunia atau World Food Day yang diperingati setiap tanggal 16 Oktober.

Hari Pangan Sedunia 2020 memiliki tema "Tumbuhkan, Pelihara, Lestarikan Bersama. Tindakan kita adalah Masa Depan kita". Ini menyerukan untuk membangun kembali dengan sistem pangan yang lebih baik dan pertanian yang lebih tangguh.

Dalam peringatan Hari Pangan Sedunia 2020, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-bangsa menyerukan perlunya memastikan bahwa sistem pangan mampu menumbuhkan beragam makanan untuk memberi makan populasi penduduk dunia yang terus bertambah sekaligus menopang planet bumi.

Achmat menuturkan manfaat pangan fungsional biasanya berasal dari kandungan zat aktif di dalamnya. Berbagai jenis pangan fungsional dapat dengan mudah dijumpai yang berasal dari berbagai rempah-rempah, buah-buahan dan biji-bijian.

Peneliti dari Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna LIPI Yusuf Andriana mengatakan pangan fungsional dapat diartikan sebagai makanan atau bahan pangan yang memberikan manfaat bagi tubuh selain memenuhi asupan gizi.

"Pangan fungsional bermanfaat bagi kesehatan, karena keberadaan komponen aktif menjadi isu yang cukup penting mengingat penggunaan obat kimiawi yang memberikan efek negatif," tuturnya.

Contoh produk yang dikembangkan Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna LIPI, antara lain permen dan jus ciplukan, bakso daun kelor, dan cookies hanjeli yang diharapkan dapat dirilis dalam beberapa tahun ke depan.

Baca juga: Kota Sukabumi bersiap kembangkan pangan alternatif non-beras

Baca juga: POTENSI PANGAN ALTERNATIF GARUT BELUM OPTIMAL DIMANFAATKAN

Pewarta: Martha Herlinawati S

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020