Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi, Jawa Barat, melakukan persiapan untuk pengembangan pangan alternatif non-beras untuk memenuhi permintaan masyarakat.
"Harus diakui persediaan beras di Kota Sukabumi sangat ditopang oleh daerah lain. Maka dari itu kami mencari pangan alternatif yang mempunyai kadar gizi sama, bahkan lebih tinggi salah satunya sorgum, Jenis pangan ini memang belum terlalu dikenal, tapi bisa dijadikan pangan alternatif karena mempunyai gizi yang lebih tinggi dari beras," kata Kepala DKP3 Kota Sukabumi Andri Setiawan di Sukabumi, Sabtu.
Menurutnya, Kota Sukabumi setiap hari membutuhkan 106 ton beras, namun pasokan dari petani tidak mencukupi sehingga harus dipasok dari luar daerah seperti Kabupaten Sukabumi, Cianjur dan lainnya.
Meskipun daerah ini tidak pernah kekurangan persediaan apalagi sampai langka beras, tetapi antisipasi kekurangan pangan harus dilakukan apalagi pertumbuhan manusia tidak sebanding dengan luas lahan produktif yang ada, sehingga dikhawatirkan persediaan berkurang.
Maka dari itu, pihaknya terus berinovasi dengan instansi lainnya seperti Polres Sukabumi Kota untuk mengembangkan pangan alternatif salah satunya sorgum. Tanaman pangan peringkat lima di Indonesia ini sudah dikembangkan di Kecamatan Cibeureum dan berhasil panen dengan jumlah yang cukup besar.
Selain itu, kelompok wanita tani (KWT) yang berada di sekitar areal pengembangan tanaman sorgum juga berhasil berinovasi dengan mengolah sorgum menjadi makanan dalam bentuk lainnya, ternyata peminatnya cukup tinggi.
"Saat ini kami terus menyosialisasikan sorgum sebagai pangan alternatif pengganti beras, tidak menutup kemungkinan produk ini bisa menjadi pangan utama karena rasanya enak dan gizinya lebih tinggi dari beras," tambahnya.
Di sisi lain, Andri pun mengimbau warga agar tidak selalu bergantung pada pangan yang berasal dari beras, karena masih banyak alternatif pangan lainnya yang bisa dikonsumsi baik itu singkong, jagung, kedelai dan lainnya.
Lanjut dia, sorgum ini ternyata jika diolah bisa menjadi 16 jenis makanan bahkan lebih dan pangan ini pun bisa menjadi tambahan ekonomi bagi masyarakat, karena cara penanamannya tidak begitu rumit, kemudian tahan hama dan bisa menggunakan lahan terbatas.
Baca juga: PMI Sukabumi sosialisasi persiapan hadapi normal baru di ponpes
Baca juga: Tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Sukabumi dekati 100 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Harus diakui persediaan beras di Kota Sukabumi sangat ditopang oleh daerah lain. Maka dari itu kami mencari pangan alternatif yang mempunyai kadar gizi sama, bahkan lebih tinggi salah satunya sorgum, Jenis pangan ini memang belum terlalu dikenal, tapi bisa dijadikan pangan alternatif karena mempunyai gizi yang lebih tinggi dari beras," kata Kepala DKP3 Kota Sukabumi Andri Setiawan di Sukabumi, Sabtu.
Menurutnya, Kota Sukabumi setiap hari membutuhkan 106 ton beras, namun pasokan dari petani tidak mencukupi sehingga harus dipasok dari luar daerah seperti Kabupaten Sukabumi, Cianjur dan lainnya.
Meskipun daerah ini tidak pernah kekurangan persediaan apalagi sampai langka beras, tetapi antisipasi kekurangan pangan harus dilakukan apalagi pertumbuhan manusia tidak sebanding dengan luas lahan produktif yang ada, sehingga dikhawatirkan persediaan berkurang.
Maka dari itu, pihaknya terus berinovasi dengan instansi lainnya seperti Polres Sukabumi Kota untuk mengembangkan pangan alternatif salah satunya sorgum. Tanaman pangan peringkat lima di Indonesia ini sudah dikembangkan di Kecamatan Cibeureum dan berhasil panen dengan jumlah yang cukup besar.
Selain itu, kelompok wanita tani (KWT) yang berada di sekitar areal pengembangan tanaman sorgum juga berhasil berinovasi dengan mengolah sorgum menjadi makanan dalam bentuk lainnya, ternyata peminatnya cukup tinggi.
"Saat ini kami terus menyosialisasikan sorgum sebagai pangan alternatif pengganti beras, tidak menutup kemungkinan produk ini bisa menjadi pangan utama karena rasanya enak dan gizinya lebih tinggi dari beras," tambahnya.
Di sisi lain, Andri pun mengimbau warga agar tidak selalu bergantung pada pangan yang berasal dari beras, karena masih banyak alternatif pangan lainnya yang bisa dikonsumsi baik itu singkong, jagung, kedelai dan lainnya.
Lanjut dia, sorgum ini ternyata jika diolah bisa menjadi 16 jenis makanan bahkan lebih dan pangan ini pun bisa menjadi tambahan ekonomi bagi masyarakat, karena cara penanamannya tidak begitu rumit, kemudian tahan hama dan bisa menggunakan lahan terbatas.
Baca juga: PMI Sukabumi sosialisasi persiapan hadapi normal baru di ponpes
Baca juga: Tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Sukabumi dekati 100 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020