Garut, 10/3 (ANTARA) - Melimpahnya potensi bahan pangan alternatif di Garut, masih belum optimal dimanfaatkan, bahkan masyarakat selain ketergantungannya terhadap beras, juga banyak mengonsumsi produk makanan pabrikan dan impor.
Sehingga pola konsumsi tersebut, harus mulai diubah karena bahan pangan alternatif sebagai penggantinya masih banyak yang bisa dimanfaatkan, kata bupati setempat Aceng H.M Fikri saat membuka bazzar olahan pangan lokal memperingati hari jadi ke-198 Garut, di halaman kantor ketahanan pangan, Rabu.
Sedangkan bahan pangan yang banyak tersedia antara lain, gaplek, jagung, waluh, kentang, sagu atau ubi jalar, ganyong, anyeli, jamawut, dan lainya, dapat menjadi alternatif untuk dijadikan bahan makanan pokok, katanya.
Bahkan dengan memanfaatkan bahan pangan lokal, juga sebagai bentuk apresiasi dan menghargai serta menggali potensi makanan etnik pangan lokal.
Sehingga semua pihak berkewajiban untuk ikut serta mendorong, menumbuhkan dan mengembangkan budaya konsumsi pangan berbahan lokal, menyusul masih melimpahnya aneka ragam tersebut.
Karena itu diingatkan, agar semua pihak berupaya mengeliminisasi pengonsumsian makanan produk pabrikan, apalagi makanan impor yang banyak mengandung bahan campuran.
Melainkan menggantikannya dengan mengonsumsi makanan pangan produk lokal, yang juga dapat membantu pertumbuhan ekonomi para petani penanam, serta perajin produk bahan pangan lokal tersebut, katanya pula.
John d Hidayat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010
Sehingga pola konsumsi tersebut, harus mulai diubah karena bahan pangan alternatif sebagai penggantinya masih banyak yang bisa dimanfaatkan, kata bupati setempat Aceng H.M Fikri saat membuka bazzar olahan pangan lokal memperingati hari jadi ke-198 Garut, di halaman kantor ketahanan pangan, Rabu.
Sedangkan bahan pangan yang banyak tersedia antara lain, gaplek, jagung, waluh, kentang, sagu atau ubi jalar, ganyong, anyeli, jamawut, dan lainya, dapat menjadi alternatif untuk dijadikan bahan makanan pokok, katanya.
Bahkan dengan memanfaatkan bahan pangan lokal, juga sebagai bentuk apresiasi dan menghargai serta menggali potensi makanan etnik pangan lokal.
Sehingga semua pihak berkewajiban untuk ikut serta mendorong, menumbuhkan dan mengembangkan budaya konsumsi pangan berbahan lokal, menyusul masih melimpahnya aneka ragam tersebut.
Karena itu diingatkan, agar semua pihak berupaya mengeliminisasi pengonsumsian makanan produk pabrikan, apalagi makanan impor yang banyak mengandung bahan campuran.
Melainkan menggantikannya dengan mengonsumsi makanan pangan produk lokal, yang juga dapat membantu pertumbuhan ekonomi para petani penanam, serta perajin produk bahan pangan lokal tersebut, katanya pula.
John d Hidayat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010