Kepala Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, Sumasna, mengatakan, sejumlah fasilitas umum di lingkungan perkantoran Gedung Sate di Bandung rusak setelah adanya demonstrasi terkait UU Cipta Kerja yang berlangsung pada 6-8 Oktober 2020.
"Itu rata-rata kerusakan terjadi di luar lingkungan Gedung Sate. Kemarin dan sekarang kami tengah menginventarisasi. Jadi titik-titik kerusakan mayoritas di luar lingkaran Gedung Sate, di antaranya di Gedung Setda B, dan beberapa pos pengamanan," kata Sumasna, di Bandung, Jumat.
Menurut dia kerusakan di bagian luar diantaranya aksesoris taman dan trotoar yang ada di sekitar Gedung Sate sedangkan di bagian dalam Kantor Gubernur Jawa Barat ialah kaca di Gedung Setda B dan pos pengamanan pecah karena lemparan batu demonstran.
"Jadi untuk yang di luar kami identifikasi itu taman dan itu itu ada juga yang mereka siapkan untuk amunisi dengan melepaskan material trotoar, kemudian aksesoris di Kawasan Lapangan Gasibu yang dilepaskan mungkin juga untuk amunisi ketika lempar-lemparan," kata dia.
Ia mengatakan, tingkat kerusakan fasilitas umum di perkantoran Gedung Sate relatif kecil karena dijaga TNI dan polisi secara efektif.
"Untuk kerusakan yang paling berat itu terjadi hari ketiga, hari pertama dan hari kedua tidak separah hari ketiga. Walau aparat keamanan cukup baik dalam meminimalisasi kersauakan yang dihadapi oleh Gedung Sate," kata dia.
Pihaknya mengimbau agar para demonstran untuk bisa menggelar aksi unjuk rasa dengan tertib agar tidak merusakan fasilitas umum yang ada di sekitar Gedung Sate.
"Jadi untuk mencegah kerusakan yang paling efektif adalah teman-teman yang demo bisa menahan diri, ketika aspirasi disampaikan jangan sampai anarkis dan kita berharap efektvitas kemarin didukung oleh keamanan, kalau seperti kemarin mudah-mudah tidak ada kerusakan," kata dia.
Baca juga: Polda amankan kelompok anarko dari luar Jakarta, termasuk Bogor dan Bandung
Baca juga: Polisi Bandung tangkap 429 orang dari tiga hari aksi berujung rusuh
Baca juga: Polisi jelaskan kampus Unisba yang rusak saat pembubaran massa
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Itu rata-rata kerusakan terjadi di luar lingkungan Gedung Sate. Kemarin dan sekarang kami tengah menginventarisasi. Jadi titik-titik kerusakan mayoritas di luar lingkaran Gedung Sate, di antaranya di Gedung Setda B, dan beberapa pos pengamanan," kata Sumasna, di Bandung, Jumat.
Menurut dia kerusakan di bagian luar diantaranya aksesoris taman dan trotoar yang ada di sekitar Gedung Sate sedangkan di bagian dalam Kantor Gubernur Jawa Barat ialah kaca di Gedung Setda B dan pos pengamanan pecah karena lemparan batu demonstran.
"Jadi untuk yang di luar kami identifikasi itu taman dan itu itu ada juga yang mereka siapkan untuk amunisi dengan melepaskan material trotoar, kemudian aksesoris di Kawasan Lapangan Gasibu yang dilepaskan mungkin juga untuk amunisi ketika lempar-lemparan," kata dia.
Ia mengatakan, tingkat kerusakan fasilitas umum di perkantoran Gedung Sate relatif kecil karena dijaga TNI dan polisi secara efektif.
"Untuk kerusakan yang paling berat itu terjadi hari ketiga, hari pertama dan hari kedua tidak separah hari ketiga. Walau aparat keamanan cukup baik dalam meminimalisasi kersauakan yang dihadapi oleh Gedung Sate," kata dia.
Pihaknya mengimbau agar para demonstran untuk bisa menggelar aksi unjuk rasa dengan tertib agar tidak merusakan fasilitas umum yang ada di sekitar Gedung Sate.
"Jadi untuk mencegah kerusakan yang paling efektif adalah teman-teman yang demo bisa menahan diri, ketika aspirasi disampaikan jangan sampai anarkis dan kita berharap efektvitas kemarin didukung oleh keamanan, kalau seperti kemarin mudah-mudah tidak ada kerusakan," kata dia.
Baca juga: Polda amankan kelompok anarko dari luar Jakarta, termasuk Bogor dan Bandung
Baca juga: Polisi Bandung tangkap 429 orang dari tiga hari aksi berujung rusuh
Baca juga: Polisi jelaskan kampus Unisba yang rusak saat pembubaran massa
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020