Majalengka, 7/1 (ANTARA) - Ratusan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Majalengka memadati jalan raya di depan kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB setempat untuk melaksanakan tahlil dan doa bersama untuk memperingati tujuh hari wafatnya guru bangsa, KH Abdurahman Wahid (Gus Dur).
Berdasarkan pantauan, Kamis, meski sempat diguyur hujan dan sebagian karpet tempat duduk jamaah basah, namun kegiatan tahlil tetap digelar dan bahkan sebagian ibu-ibu yang datang terlambat rela duduk di luar tenda dan duduk beralaskan koran.
Beberapa pejabat pemerintah tampak hadir, diantaranya Wakil Bupati Karna Sobahi yang didampingi Sekda serta Ketua DPRD Majalengka Surahman.
Selain itu, acara tahlil pun dihadiri sejumlah ulama dan kyai pengasuh pondok pesantren di Majalengka dan sekitarnya.
Sebagai tuan rumah, Ketua DPC PKB Nasir dalam sambutannya mengatakan, Gus Dur pantas disebut sebagai guru bangsa karena jasa-jasanya dan pemikirannya untuk bangsa ini yang teramat besar.
"Gus Dur adalah sosok kyai yang humanis dan humoris. Beberapa pemikirannya terutama dalam memperjuangkan demokrasi di negeri ini," kata Nasir.
Tahlil akbar tersebut yang sebagian besar dihadiri oleh ibu-ibu pengajian dari beberapa majelis taklim Majalengka juga diikuti organisasi berbasis Nahdatul Ulama seperti Fathayat NU, GP Anshor, Muslimat NU dan sebagainya.
Tahlilan dipimpin KH Sarkosi Subhi, pimpinan Pondok Pesantren Mansahul Huda, Kadipaten Kabupaten Majalengka.
Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 14.00 WIB tersebut diakhiri dengan pernyataan dukungan untuk Gus Dur ditetapkan sebagai Nahlawan Nasional.
"Atas jasa-jasanya terhadap bangsa ini, kami meminta kepada pemerintah agar menetapkan Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional," tegas Nasir. ***4***
Mohamad Taufik
(L.K-IP*Y003/B/R014/R014) 07-01-2010 22:37:21
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010
Berdasarkan pantauan, Kamis, meski sempat diguyur hujan dan sebagian karpet tempat duduk jamaah basah, namun kegiatan tahlil tetap digelar dan bahkan sebagian ibu-ibu yang datang terlambat rela duduk di luar tenda dan duduk beralaskan koran.
Beberapa pejabat pemerintah tampak hadir, diantaranya Wakil Bupati Karna Sobahi yang didampingi Sekda serta Ketua DPRD Majalengka Surahman.
Selain itu, acara tahlil pun dihadiri sejumlah ulama dan kyai pengasuh pondok pesantren di Majalengka dan sekitarnya.
Sebagai tuan rumah, Ketua DPC PKB Nasir dalam sambutannya mengatakan, Gus Dur pantas disebut sebagai guru bangsa karena jasa-jasanya dan pemikirannya untuk bangsa ini yang teramat besar.
"Gus Dur adalah sosok kyai yang humanis dan humoris. Beberapa pemikirannya terutama dalam memperjuangkan demokrasi di negeri ini," kata Nasir.
Tahlil akbar tersebut yang sebagian besar dihadiri oleh ibu-ibu pengajian dari beberapa majelis taklim Majalengka juga diikuti organisasi berbasis Nahdatul Ulama seperti Fathayat NU, GP Anshor, Muslimat NU dan sebagainya.
Tahlilan dipimpin KH Sarkosi Subhi, pimpinan Pondok Pesantren Mansahul Huda, Kadipaten Kabupaten Majalengka.
Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 14.00 WIB tersebut diakhiri dengan pernyataan dukungan untuk Gus Dur ditetapkan sebagai Nahlawan Nasional.
"Atas jasa-jasanya terhadap bangsa ini, kami meminta kepada pemerintah agar menetapkan Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional," tegas Nasir. ***4***
Mohamad Taufik
(L.K-IP*Y003/B/R014/R014) 07-01-2010 22:37:21
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010