Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura Cianjur, Jawa Barat, menyalurkan 77.738 kartu tani untuk memudahkan mereka mendapatkan berbagai bantuan termasuk membeli pupuk bersubsidi, bibit dan bantuan lainnya.
Kepala Seksi Penyuluhan Dinas Petanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura Cianjur, Deni Dadan di Cianjur, Selasa, mengatakan kartu tani yang sudah dicetak mencapai 95 ribu kartu dari kuota sebanyak 133.264 yang diajukan ke pemerintah pusat dan sudah disalurkan sebanyak 77.738.
"Informasi dari Bank Mandiri pusat, kartu tani untuk Cianjur yang sudah dicetak sebanyak 95 ribu keping dan yang sudah kami salurkan sebanyak 77.738. Sehingga masih ada sisa kuota kartu yang belum dicetak sebanyak 38.264," katanya.
Ia menjelaskan, penyaluran kartu tersebut melalui 2670 kelompok tani yang tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Cianjur, untuk memudahkan petani dalam mendapatkan bantuan termasuk membeli pupuk bersubsidi yang setiap musim tanam dibutuhkan.
Namun tahun ini, kuota pupuk bersubsidi yang didapat berkurang sebanyak 10.000 ton, sehingga petani di 32 kecamatan di wilayah tersebut, kesulitan mendapatkan pupuk jenis ures dan NPK.
Pihaknya telah mengajukan penambahan kuota ke provinsi, namun hingga saat ini belum mendapat jawaban.
"Sudah jauh hari kami mengajukan penambahan kuota, guna menutupi kebutuhan petani pada musim tanam kedua. Tahun sebelumnya Cianjur mendapat kuota 35 ribu ton lebih pupuk urea, namun tahun ini hanya mendapat 25 ribu ton lebih pupuk urea, sehingga jumlah tersebut sangat kurang," katanya.
Untuk mengantisipasi kekurangan pupuk tersebut, pihaknya menganjurkan petani untuk sementara menggunakan pupuk organik atau membeli pupuk urea non subsidi, sambil menunggu pengajuan tambahan kuota pupuk urea dikabulkan pemerintah.
"Kami hanya bisa menyarankan, petani dapat menggunakan pupuk organik buatan sendiri atau membeli pupuk non subsidi. Kami masih menunggu jawaban dari pengajuan penambahan kuota melalui Pemrov Jabar, dengan harapan segera teralisasi," katanya.
Sementara Account Executive Pupuk Kujang Wilayah Cianjur Geugeu Sudewi, mengatakan stok pupuk jenis urea, ponska, dan organik yang tersedia saat ini di gudang lini 3 sangat mencukupi untuk kebutuhan petani di wilayah Cianjur.
Namun, lanjutnya, sistem kuota yang dilakukan pemerintah membuatnya belum bisa menyalurkan pupuk tersebut.
"Kuota yang disediakan pemerintah untuk penyaluran per satu tahun sudah habis di bulan Juli, yakni 25 ribu ton untuk urea dan 22 ribu untuk ponska, sehingga penyaluran tidak dapat lagi dilakukan sambil menunggu kebijakan dari pemerintah. Kalau kami salurkan tidak ada yang membayar," katanya.
Ia menjelaskan saat ini, stok yang tersedia di tiga gudang milik Pupuk Kujang di Cianjur, untuk pupuk jenis urea sebanyak 2.653 ton, ponska 1.771 ton, dan organik sebanyak 372 ton.
Pada 2020, ungkap dia, alokasi pupuk bersubsidi termasuk di Cianjur dikurangi pemerintah, sehingga berdampak terhadap kebutuhan petani yang tidak seimbang dan terjadi kelangkaan, meski pihaknya sudah menyiapkan stok yang cukup.
Baca juga: Mayoritas petani Cianjur belum tahu cara penggunaan Kartu Tani
Baca juga: Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon cetak 42 ribu kartu tani
Baca juga: Bupati Bogor bagikan kartu tani sebagai asuransi lahan pertanian jika kena bencana
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Kepala Seksi Penyuluhan Dinas Petanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura Cianjur, Deni Dadan di Cianjur, Selasa, mengatakan kartu tani yang sudah dicetak mencapai 95 ribu kartu dari kuota sebanyak 133.264 yang diajukan ke pemerintah pusat dan sudah disalurkan sebanyak 77.738.
"Informasi dari Bank Mandiri pusat, kartu tani untuk Cianjur yang sudah dicetak sebanyak 95 ribu keping dan yang sudah kami salurkan sebanyak 77.738. Sehingga masih ada sisa kuota kartu yang belum dicetak sebanyak 38.264," katanya.
Ia menjelaskan, penyaluran kartu tersebut melalui 2670 kelompok tani yang tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Cianjur, untuk memudahkan petani dalam mendapatkan bantuan termasuk membeli pupuk bersubsidi yang setiap musim tanam dibutuhkan.
Namun tahun ini, kuota pupuk bersubsidi yang didapat berkurang sebanyak 10.000 ton, sehingga petani di 32 kecamatan di wilayah tersebut, kesulitan mendapatkan pupuk jenis ures dan NPK.
Pihaknya telah mengajukan penambahan kuota ke provinsi, namun hingga saat ini belum mendapat jawaban.
"Sudah jauh hari kami mengajukan penambahan kuota, guna menutupi kebutuhan petani pada musim tanam kedua. Tahun sebelumnya Cianjur mendapat kuota 35 ribu ton lebih pupuk urea, namun tahun ini hanya mendapat 25 ribu ton lebih pupuk urea, sehingga jumlah tersebut sangat kurang," katanya.
Untuk mengantisipasi kekurangan pupuk tersebut, pihaknya menganjurkan petani untuk sementara menggunakan pupuk organik atau membeli pupuk urea non subsidi, sambil menunggu pengajuan tambahan kuota pupuk urea dikabulkan pemerintah.
"Kami hanya bisa menyarankan, petani dapat menggunakan pupuk organik buatan sendiri atau membeli pupuk non subsidi. Kami masih menunggu jawaban dari pengajuan penambahan kuota melalui Pemrov Jabar, dengan harapan segera teralisasi," katanya.
Sementara Account Executive Pupuk Kujang Wilayah Cianjur Geugeu Sudewi, mengatakan stok pupuk jenis urea, ponska, dan organik yang tersedia saat ini di gudang lini 3 sangat mencukupi untuk kebutuhan petani di wilayah Cianjur.
Namun, lanjutnya, sistem kuota yang dilakukan pemerintah membuatnya belum bisa menyalurkan pupuk tersebut.
"Kuota yang disediakan pemerintah untuk penyaluran per satu tahun sudah habis di bulan Juli, yakni 25 ribu ton untuk urea dan 22 ribu untuk ponska, sehingga penyaluran tidak dapat lagi dilakukan sambil menunggu kebijakan dari pemerintah. Kalau kami salurkan tidak ada yang membayar," katanya.
Ia menjelaskan saat ini, stok yang tersedia di tiga gudang milik Pupuk Kujang di Cianjur, untuk pupuk jenis urea sebanyak 2.653 ton, ponska 1.771 ton, dan organik sebanyak 372 ton.
Pada 2020, ungkap dia, alokasi pupuk bersubsidi termasuk di Cianjur dikurangi pemerintah, sehingga berdampak terhadap kebutuhan petani yang tidak seimbang dan terjadi kelangkaan, meski pihaknya sudah menyiapkan stok yang cukup.
Baca juga: Mayoritas petani Cianjur belum tahu cara penggunaan Kartu Tani
Baca juga: Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon cetak 42 ribu kartu tani
Baca juga: Bupati Bogor bagikan kartu tani sebagai asuransi lahan pertanian jika kena bencana
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020