Garut, 23/12 (ANTARA) - Bocah laki-laki tak berindentitas yang diduga gelandangan, ditemukan tewas di kolam renang Cipanas Indah (CI) kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu.
Bocah yang juga diduga mengalami gangguan jiwa dan penderita epilepsy tersebut, ditemukan mengenaskan, kata Kapolsek Tarogong AKP M.Asep Fajar,SH.
Dia mengatakan pihaknya pun memperoleh infiormasi, sebelum diketemukan tewas bocah tersebut sempat berlari-larian sekitar kolam renang, tanpa mengenakan baju bahkan sempat berulangkali diusir petugas.
Kemudian bocah itu tak menampakan diri lagi, hingga korban ditemukan dalam kondisi terapung pada salah satu kolam renang yang tengah mengalami sepi pengunjung.
Menurut Kapolsek, bocah laki-laki tersebut diperkirakan berusia 13 tahun, langsung dibawa ke kamar mayat RSU Dr.Slamet Garut, setelah dilakukan identifikasi di lapangan.
Sehingga dipastikan bocah tanpa identitas itu, seorang gelandangan menyusul kondisi dan cara berpakaiannya, bahkan selama ini dikenal beberapa orang sering menjadi pengemis.
Malahan, petugas di rumah sakit mengenali bocah ini, karena kerap mengemis kepada pasien RSU dr Slamet, ungkap Kapolsek menirukan pengakuan beberapa petugas rumah sakit.
Sedangkan identitas lainnya sama sekali tak ditemukan, yang setelah mendapatkan izin kubur, jenazah korban akan dimakamkan, katanya.
Sebelumnya Kepala Dinsosnakertrans Hj. Elka Nurhakimah mengatakan, di daerahnya masih terdapat sekurangnya 70.578 anak "penyandang masalah kesejahteraan sosial" (PMKS).
Terdiri 23.412 anak balita terlantar, 45.629 anak terlantar, 809 anak nakal serta 728 anak jalanan, selain itu terdapat 39.705 wanita rawan sosial ekonomi serta 914 korban tindak kekerasan, katanya.
Kemudian permasalahan PMKS 914 lanjut usia terlantar, 5.422 penyandang cacat, 99 tuna susila, 343 pengemis, 56 gelandangan, 345 bekas warga binaan lembaga, 1.642 korban penyalahgunaan NAFZA, 369.731 keluarga fakir miskin dan 56.936 keluarga berumah tak layak huni.
Terdapat pula 3.003 keluarga bermasalah sosial psikologis, 166 komunitas adat terpencil, 6.234 korban bencana alam, 80 pekerja migran bermasalah, 12 orang dengan HIV/AIDS serta 8.644 keluarga rentan.
Semua permasalahan tersebut, sampai sekarang sebagian besar masih belum tertanggulangi secara memadai. akibat keterbatasan sarana-prasarana penunjang termasuk pemenuhan kebutuhan pendanaan nya.
John Doddy Hidayat
(U.PK-HT/C/Y003/Y003) 23-12-2009 19:13:55
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2009
Bocah yang juga diduga mengalami gangguan jiwa dan penderita epilepsy tersebut, ditemukan mengenaskan, kata Kapolsek Tarogong AKP M.Asep Fajar,SH.
Dia mengatakan pihaknya pun memperoleh infiormasi, sebelum diketemukan tewas bocah tersebut sempat berlari-larian sekitar kolam renang, tanpa mengenakan baju bahkan sempat berulangkali diusir petugas.
Kemudian bocah itu tak menampakan diri lagi, hingga korban ditemukan dalam kondisi terapung pada salah satu kolam renang yang tengah mengalami sepi pengunjung.
Menurut Kapolsek, bocah laki-laki tersebut diperkirakan berusia 13 tahun, langsung dibawa ke kamar mayat RSU Dr.Slamet Garut, setelah dilakukan identifikasi di lapangan.
Sehingga dipastikan bocah tanpa identitas itu, seorang gelandangan menyusul kondisi dan cara berpakaiannya, bahkan selama ini dikenal beberapa orang sering menjadi pengemis.
Malahan, petugas di rumah sakit mengenali bocah ini, karena kerap mengemis kepada pasien RSU dr Slamet, ungkap Kapolsek menirukan pengakuan beberapa petugas rumah sakit.
Sedangkan identitas lainnya sama sekali tak ditemukan, yang setelah mendapatkan izin kubur, jenazah korban akan dimakamkan, katanya.
Sebelumnya Kepala Dinsosnakertrans Hj. Elka Nurhakimah mengatakan, di daerahnya masih terdapat sekurangnya 70.578 anak "penyandang masalah kesejahteraan sosial" (PMKS).
Terdiri 23.412 anak balita terlantar, 45.629 anak terlantar, 809 anak nakal serta 728 anak jalanan, selain itu terdapat 39.705 wanita rawan sosial ekonomi serta 914 korban tindak kekerasan, katanya.
Kemudian permasalahan PMKS 914 lanjut usia terlantar, 5.422 penyandang cacat, 99 tuna susila, 343 pengemis, 56 gelandangan, 345 bekas warga binaan lembaga, 1.642 korban penyalahgunaan NAFZA, 369.731 keluarga fakir miskin dan 56.936 keluarga berumah tak layak huni.
Terdapat pula 3.003 keluarga bermasalah sosial psikologis, 166 komunitas adat terpencil, 6.234 korban bencana alam, 80 pekerja migran bermasalah, 12 orang dengan HIV/AIDS serta 8.644 keluarga rentan.
Semua permasalahan tersebut, sampai sekarang sebagian besar masih belum tertanggulangi secara memadai. akibat keterbatasan sarana-prasarana penunjang termasuk pemenuhan kebutuhan pendanaan nya.
John Doddy Hidayat
(U.PK-HT/C/Y003/Y003) 23-12-2009 19:13:55
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2009