Keputusan Uni Emirat Arab (UAE) dan Bahrain yang menyepakati normalisasi hubungan dengan Israel tidak akan mengubah posisi Indonesia tentang Palestina.

“Kami memahami intensi UAE dan Bahrain untuk menyediakan ruang bagi pihak terkait untuk bernegosiasi dan mengubah pendekatan guna penyelesaian isu Palestina melalui kesepakatan ini,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah dalam konferensi pers virtual, Kamis.

“Namun, efektivitas atas kesepakatan tersebut sangat bergantung pada komitmen Israel untuk menghormatinya,” Faizasyah menambahkan.

Bagi Indonesia, penyelesaian isu Palestina perlu menghormati Resolusi Dewan Keamanan PBB serta parameter yang disepakati secara internasional, termasuk Solusi Dua Negara.

Semua negara, kata Faizasyah, justru harus memastikan agar seluruh inisiatif untuk perdamaian tidak menggagalkan keputusan yang telah dibuat melalui Arab Peace Initiative dan resolusi Organisasi Kerja Sama Islam yang terkait.

“Oleh karena itu, sudah waktunya untuk mempertimbangkan agar inisiatif dan kesepakatan itu diarahkan kepada upaya untuk memulai kembali proses multilateral yang kredibel. Hal ini akan memungkinkan equal footing (kesempatan yang sama -red) bagi seluruh pihak serta didasarkan pada parameter internasional yang disepakati,” kata dia.

Kesepakatan UAE dan Bahrain untuk menjalin hubungan formal dengan Israel ditandatangani di Gedung Putih, Amerika Serikat, pada Selasa (15/9).

Mendapat kecaman dari rakyat Palestina itu, kesepakatan itu menjadikan UAE dan Bahrain sebagai negara-negara Arab ketiga dan keempat yang mengambil langkah normalisasi hubungan sejak Israel menandatangani perjanjian damai dengan Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994.

Sebagai tanda bahwa pertikaian kawasan pasti berlanjut ketika konflik Israel-Palestina tetap tak terpecahkan, para milisi Palestina menembakkan roket-roket dari Gaza ke arah Israel selama upacara penandatanganan, kata militer Israel seperti dilaporkan Reuters.

Para pejabat UAE dan Bahrain berusaha meyakinkan kembali Palestina bahwa keduanya tidak sedang meninggalkan rakyat Palestina dan perjuangan mereka mendirikan negara di Tepi Barat dan Jalur Gaza, namun para pemimpin Palestina mengecam kesepakatan itu yang dianggap sebagai pengkhianatan terhadap isu Palestina.

Indonesia tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel selama Palestina masih dijajah Israel, dan belum merdeka serta berdaulat penuh.

Baca juga: Presiden Mahmoud Abbas: Hubungan UAE-Israel "menusuk Palestina dari belakang"

Baca juga: Palestina sebut kesepakatan normalisasi UAE dan Israel "pengkhianatan"

 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020