Kunci keberhasilan proyek "food estate" adalah keberlanjutan yang ditinjau dari segala aspek, khususnya ekonomi, sosial, dan ekologi, kata Guru Besar IPB University Prof Edi Santosa.
"Jangan sampai ketika Indonesia memperingati kemerdekaan ke-100 justru terperangkap krisis pangan karena proyek 'food estate' tidak mempertimbangkan keberlanjutannya, baik keberlanjutan ekologi, sosial, maupun ekonomi," kata dia kepada wartawan di Jakarta, Rabu.
"Food estate" adalah megaproyek pemerintah untuk meningkatkan areal penanaman komoditas pertanian yang dapat meningkatkan kuantitas pangan nasional. Megaproyek akan diterapkan di Kalimantan Tengah dengan lahan 1,4 juta hektare.
Edi menyarankan "food estate" agar dibangun dengan landasan yang kuat, seperti menyelesaikan koordinasi antarlembaga, ketersediaan sarana dan prasarana yang tepat dan memadai serta kesiapan sumber daya manusia.
"Lembaga swadaya masyarakat (LSM) juga harus diikutkan supaya bisa memberikan peran di dalamnya," katanya.
Ia mengatakan proyek "food estate" juga harus didukung teknologi memadai seperti transportasi dan teknologi operasional. Teknologi harus didukung SDM yang memadai sehingga penyelenggaraan proyek efisien dan berhasil.
"SDM adalah komitmen jangka panjang. Kita bisa mengirimkan pemuda terbaik setempat untuk belajar di perguruan tinggi terbaik di Indonesia agar nanti bisa menjadi agen perubahan, motivator sekaligus penggerak bagi komunitasnya," kata dia.
Dosen IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikultura itu, juga menjelaskan program "food estate" tidak hanya difokuskan pada komoditas padi, melainkan untuk lainnya, seperti jagung, singkong, maupun sagu.
"Ada daerah yang genangannya terlalu dalam sehingga tidak memungkinkan ditanami padi, maka bisa dimanfaatkan untuk perikanan. Jangan dipaksakan padi, bila lebih cocok untuk peternakan, maka bisa digunakan untuk peternakan," katanya.
Baca juga: Anggaran tambahan Kementan Rp1,72 triliun untuk gula dan food estate
Baca juga: Presiden kunjungi lumbung pangan nasional di Kapuas Kalimantan Tengah
Baca juga: Presiden Jokowi ke Kalteng tinjau Food Estate dan Posko Penanganan COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Jangan sampai ketika Indonesia memperingati kemerdekaan ke-100 justru terperangkap krisis pangan karena proyek 'food estate' tidak mempertimbangkan keberlanjutannya, baik keberlanjutan ekologi, sosial, maupun ekonomi," kata dia kepada wartawan di Jakarta, Rabu.
"Food estate" adalah megaproyek pemerintah untuk meningkatkan areal penanaman komoditas pertanian yang dapat meningkatkan kuantitas pangan nasional. Megaproyek akan diterapkan di Kalimantan Tengah dengan lahan 1,4 juta hektare.
Edi menyarankan "food estate" agar dibangun dengan landasan yang kuat, seperti menyelesaikan koordinasi antarlembaga, ketersediaan sarana dan prasarana yang tepat dan memadai serta kesiapan sumber daya manusia.
"Lembaga swadaya masyarakat (LSM) juga harus diikutkan supaya bisa memberikan peran di dalamnya," katanya.
Ia mengatakan proyek "food estate" juga harus didukung teknologi memadai seperti transportasi dan teknologi operasional. Teknologi harus didukung SDM yang memadai sehingga penyelenggaraan proyek efisien dan berhasil.
"SDM adalah komitmen jangka panjang. Kita bisa mengirimkan pemuda terbaik setempat untuk belajar di perguruan tinggi terbaik di Indonesia agar nanti bisa menjadi agen perubahan, motivator sekaligus penggerak bagi komunitasnya," kata dia.
Dosen IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikultura itu, juga menjelaskan program "food estate" tidak hanya difokuskan pada komoditas padi, melainkan untuk lainnya, seperti jagung, singkong, maupun sagu.
"Ada daerah yang genangannya terlalu dalam sehingga tidak memungkinkan ditanami padi, maka bisa dimanfaatkan untuk perikanan. Jangan dipaksakan padi, bila lebih cocok untuk peternakan, maka bisa digunakan untuk peternakan," katanya.
Baca juga: Anggaran tambahan Kementan Rp1,72 triliun untuk gula dan food estate
Baca juga: Presiden kunjungi lumbung pangan nasional di Kapuas Kalimantan Tengah
Baca juga: Presiden Jokowi ke Kalteng tinjau Food Estate dan Posko Penanganan COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020