Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mengimbau nelayan di pantai selatan Kabupaten Cianjur tidak melaut selama satu pekan ke depan karena diperkirakan gelombang tinggi mencapai 5 meter akan terjadi di sepanjang laut selatan Jawa Barat.
"Kecepatan angin tertinggi akan terjadi di sebagian besar laut selatan Jabar, sehingga mengakibatkan gelombang tinggi yang diperkirakan mencapai 5 meter. Tingginya gelombang dapat mengancam keselamatan nelayan yang memaksakan diri untuk melaut," kata Kepala BMKG Bandung Tony Agus Wijaya saat dihubungi dari Cianjur, Senin.
Gelombang tertinggi akan melanda sebagian besar perairan Cianjur, Sukabumi, Garut dan Tasikmalaya, hingga tiga hari kedepan dan diperkirakan ketinggian gelombang akan terus meningkat seiring kecepatan anggin yang diperkirakan baru akan bekurang lima hari ke depan
"Gelombang akan kembali normal lima hari ke depan sehingga nelayan di pantai selatan diimbau untuk selalu waspada dan menyesuaikan waktu untuk melaut, jangan memaksakan diri ketika gelombang tinggi karena dapat mengancam keselamatan," katanya.
Ia menambahkan nelayan di pantai selatan sudah jeli membaca tanda alam akan terjadinya gelombang, sehingga dapat memilih waktu yang tepat untuk melaut agar tetap selamat dan menghindari bencana.
"Setidaknya untuk lima hari kedepan kami imbau untuk tidak dulu melaut," katanya.
Kepala Kantor SAR Jawa Barat, Deden Ridwansah menjelaskan selama beberapa bulan terakhir pihaknya menerima tiga laporan yang nelayan hilang tersapu gelombang di perairan pantai selatan Cianjur.
Dari ketiga laporan tersebut korban merupakan nelayan ditemukan tidak bernyawa sebanyak 7 orang korban.
"Untuk saat ini, kami mengimbau nelayan untuk tidak melaut hingga ke tengah karena kondisi cuaca yang tidak menentu dengan gelombang yang tiba-tiba tinggi. Kalau memaksakan untuk melaut harus memperhatikan cuaca atau mengunakan alat keselamatan yang memadai," demikian Deden Ridwansah.
Baca juga: BMKG: Gelombang laut selatan Jabar-DIY capai enam meter
Baca juga: Gelombang tinggi masih berpeluang di laut selatan Jabar dan DIY
Baca juga: BPBD Garut imbau nelayan waspadai bahaya gelombang tinggi selama lima hari
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Kecepatan angin tertinggi akan terjadi di sebagian besar laut selatan Jabar, sehingga mengakibatkan gelombang tinggi yang diperkirakan mencapai 5 meter. Tingginya gelombang dapat mengancam keselamatan nelayan yang memaksakan diri untuk melaut," kata Kepala BMKG Bandung Tony Agus Wijaya saat dihubungi dari Cianjur, Senin.
Gelombang tertinggi akan melanda sebagian besar perairan Cianjur, Sukabumi, Garut dan Tasikmalaya, hingga tiga hari kedepan dan diperkirakan ketinggian gelombang akan terus meningkat seiring kecepatan anggin yang diperkirakan baru akan bekurang lima hari ke depan
"Gelombang akan kembali normal lima hari ke depan sehingga nelayan di pantai selatan diimbau untuk selalu waspada dan menyesuaikan waktu untuk melaut, jangan memaksakan diri ketika gelombang tinggi karena dapat mengancam keselamatan," katanya.
Ia menambahkan nelayan di pantai selatan sudah jeli membaca tanda alam akan terjadinya gelombang, sehingga dapat memilih waktu yang tepat untuk melaut agar tetap selamat dan menghindari bencana.
"Setidaknya untuk lima hari kedepan kami imbau untuk tidak dulu melaut," katanya.
Kepala Kantor SAR Jawa Barat, Deden Ridwansah menjelaskan selama beberapa bulan terakhir pihaknya menerima tiga laporan yang nelayan hilang tersapu gelombang di perairan pantai selatan Cianjur.
Dari ketiga laporan tersebut korban merupakan nelayan ditemukan tidak bernyawa sebanyak 7 orang korban.
"Untuk saat ini, kami mengimbau nelayan untuk tidak melaut hingga ke tengah karena kondisi cuaca yang tidak menentu dengan gelombang yang tiba-tiba tinggi. Kalau memaksakan untuk melaut harus memperhatikan cuaca atau mengunakan alat keselamatan yang memadai," demikian Deden Ridwansah.
Baca juga: BMKG: Gelombang laut selatan Jabar-DIY capai enam meter
Baca juga: Gelombang tinggi masih berpeluang di laut selatan Jabar dan DIY
Baca juga: BPBD Garut imbau nelayan waspadai bahaya gelombang tinggi selama lima hari
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020