Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyatakan kini wilayah Kota Bandung masih masuk ke dalam zona oranye meski saat ini kasus positif COVID-19 baru mengalami lonjakan, kata pejabat setempat.
 
Wali Kota Bandung, Oded M Danial di Bandung, Jumat menjelaskan bahwa zona oranye itu bisa dipahami sebagai risiko sedang, di mana kasus COVID-19 masih terkendali.
 
"Angka reproduksi kita saat ini adalah 0,81. Masih di bawah 1, artinya kasus COVID-19 masih terkendali," kata Oded di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana.
 
Dia tidak menampik memang saat ini terjadi lonjakan sebanyak 189 kasus positif COVID-19 baru di Kota Bandung.

Kemunculan kasus baru itu berasal dari tes usap secara masif yang dilakukan terhadap ribuan aparatur sipil negara ASN di lingkungan Pemkot Bandung.
 
Dari jumlah tersebut, kata dia, ada sekitar 140 ASN yang berdomisili di Kota Bandung berdasarkan kartu tanda penduduk (KTP). Namun, menurutnya hanya sekitar 48 ASN yang betul-betul tinggal di Kota Bandung.
 
"Para ASN yang terkonfirmasi positif sudah mengisolasi mandiri, sedangkan ASN yang lain telah diberlakukan bekerja dari rumah (WFH) sebanyak 50 persen dari kapasitas," katanya.

Selain itu, kata dia, sejauh ini Pemkot Bandung sudah melakukan tes usap kepada 2.631 ASN dari target 3.100 ASN. Kemudian, rencananya tes usap juga bakal dilakukan ke sebanyak 7.300 tenaga kesehatan yang ada di Kota Bandung.

"Saya mengingatkan kepada warga Kota Bandung, COVID-19 masih ada dan kini semakin dekat dengan kita. Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) bukan berarti virus sudah mati, justru kita harus memperketat penjagaan diri kita dan keluarga," demikian Oded M Danial.

Baca juga: ASN Pemkot Bandung yang positif COVID-19 bertambah jadi 189 orang

Baca juga: Pemerintah Kota Bandung pilih perketat AKB dibandingkan kembali PSBB


 
 
 

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020