Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Kang Emil meminta seluruh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov Jabar agar berinovasi di tengah pandemi COVID-19.
"Pandemi COVID-19 ini mendorong BUMD di Jawa Barat untuk bisa selamat mempertahankan usahanya sekaligus memanfaatkan sejumlah peluang bisnis yang tengah meningkat selama pandemi," kata Kang Emil saat menjadi pembicara utama dalam Webinar bertajuk "Siasat Recovery BUMD Jawa Barat di Era AKB" yang diadakan oleh PWI Jawa Barat Pokja Gedung Sate di Bandung, Senin.
Menurut dia dalam pemulihan ekonomi pasca-pandemi COVID-19, semua pelaku ekonomi di Provinsi Jabar, khususnya BUMD diharapkan bisa mengikuti keberhasilan Pemprov Jabar dalam mengendalikan pandemi dan kuncinya yakni kepemimpinan yang bersatu dalam kebersamaan.
"Jadi COVID-19 ini memberikan pelajaran bahwa barang siapa tidak siap dengan disrupsi, dia akan menjadi pecundang. Barang siapa yang mampu selalu cepat melakukan adaptasi, dia jadi pemenang. Semua BUMD ini harus proaktif menjadi pelaku utama untuk investasi sendiri dan mitra utama investasi luar," kata dia.
Dia mengingatkan selama enam bulan ini ada investasi sebesar Rp57 triliun yang datang ke Jawa Barat dan BUMD di Jawa Barat, harus memahami dan bekerja sama dengan para investor tersebut untuk mengelola manfaat dari investasinya.
Menurut dia, BUMD Jabar juga harus aktif menjemput para investor, termasuk para duta besar, pengusaha, di era AKB termasuk berani menambah dan mengembangkan bisnis-bisnis yang berpotensi untuk menambah penghasilan daerah.
Dia mengatakan setidaknya ada tujuh usaha yang berpeluang berkembang saat pandemi COVID-19 yakni pertama adalah peluang investasi perusahaan yang memindahkan usahanya ke luar China.
Kemudian peluang yang kedua adalah BUMD membuka peluang swasembada kebutuhan dalam provinsi atau dalam negeri dan yang ketiga adalah pengembangan pariwisata yang digabungkan dengan pelayanan kesehatan layaknya di Singapura atau Penang.
Lalu peluang yang keempat dibuat dengan memanfaatkan otomasi Revolusi Industri 4.0 dan BUMD di Jabar harus menerapkannya dengan melakukan digitalisasi layanan dan optimalisasi karyawannya.
"Dan yang kelima, peluang pengembangan usaha melalui pemanfaatan teknologi informasi. Peluang keenam adalah bisnis ramah lingkungan dan berkelanjutan, contohnya melirik pemasaran kendaraan listrik atau energi terbarukan. Dan yang terakhir adalah memaksimalkan potensi pariwisata dan wisatawan lokal di Jawa Barat," kata dia.
Oleh karena itu, Kang Emil meminta BUMD agresif ikut melakukan perbaikan ekonomi, mengoptimalkan kinerja perusahaan hingga menjaring investor.
Selain itu, Kang Emil juga meminta strategi dan inovasi bisnis yang dilakukan oleh direksi BUMD dalam dua pekan ke depan.
Sementara itu, Ketua Forum BUMD Jabar, Deni Nurdyana Hadimin, mengatakan BUMD di Jabar akan terus berupaya menggarap berbagai bisnis yang berpotensi berkembang baik selama pandemi COVID-19.
Menurut Deni bisnis-bisnis yang menguntungkan tersebut di antaranya bisnis kesehatan, e-commerce, teknologi informasi, dan pangan.
"Jadi kita sedang bersiap ngabret. Seperti diketahui, sektor pariwisata dan penerbangan sendiri sekarang tengah terpukul dengan adanya pandemi. Kita akan berusaha tetap survive, dan mengembangkan bisnis-bisnis yang jadi winner di tengah pandemi ini," kata Deni.
Baca juga: BUMD MUJ cetak laba Rp63,207 miliar selama 2019
Baca juga: BUMD Migas Bekasi berencana ekspansi di bisnis hotel
Baca juga: BUMD Jaswita dan Bobobox akan bangun hotel kapsul di Bandung
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Pandemi COVID-19 ini mendorong BUMD di Jawa Barat untuk bisa selamat mempertahankan usahanya sekaligus memanfaatkan sejumlah peluang bisnis yang tengah meningkat selama pandemi," kata Kang Emil saat menjadi pembicara utama dalam Webinar bertajuk "Siasat Recovery BUMD Jawa Barat di Era AKB" yang diadakan oleh PWI Jawa Barat Pokja Gedung Sate di Bandung, Senin.
Menurut dia dalam pemulihan ekonomi pasca-pandemi COVID-19, semua pelaku ekonomi di Provinsi Jabar, khususnya BUMD diharapkan bisa mengikuti keberhasilan Pemprov Jabar dalam mengendalikan pandemi dan kuncinya yakni kepemimpinan yang bersatu dalam kebersamaan.
"Jadi COVID-19 ini memberikan pelajaran bahwa barang siapa tidak siap dengan disrupsi, dia akan menjadi pecundang. Barang siapa yang mampu selalu cepat melakukan adaptasi, dia jadi pemenang. Semua BUMD ini harus proaktif menjadi pelaku utama untuk investasi sendiri dan mitra utama investasi luar," kata dia.
Dia mengingatkan selama enam bulan ini ada investasi sebesar Rp57 triliun yang datang ke Jawa Barat dan BUMD di Jawa Barat, harus memahami dan bekerja sama dengan para investor tersebut untuk mengelola manfaat dari investasinya.
Menurut dia, BUMD Jabar juga harus aktif menjemput para investor, termasuk para duta besar, pengusaha, di era AKB termasuk berani menambah dan mengembangkan bisnis-bisnis yang berpotensi untuk menambah penghasilan daerah.
Dia mengatakan setidaknya ada tujuh usaha yang berpeluang berkembang saat pandemi COVID-19 yakni pertama adalah peluang investasi perusahaan yang memindahkan usahanya ke luar China.
Kemudian peluang yang kedua adalah BUMD membuka peluang swasembada kebutuhan dalam provinsi atau dalam negeri dan yang ketiga adalah pengembangan pariwisata yang digabungkan dengan pelayanan kesehatan layaknya di Singapura atau Penang.
Lalu peluang yang keempat dibuat dengan memanfaatkan otomasi Revolusi Industri 4.0 dan BUMD di Jabar harus menerapkannya dengan melakukan digitalisasi layanan dan optimalisasi karyawannya.
"Dan yang kelima, peluang pengembangan usaha melalui pemanfaatan teknologi informasi. Peluang keenam adalah bisnis ramah lingkungan dan berkelanjutan, contohnya melirik pemasaran kendaraan listrik atau energi terbarukan. Dan yang terakhir adalah memaksimalkan potensi pariwisata dan wisatawan lokal di Jawa Barat," kata dia.
Oleh karena itu, Kang Emil meminta BUMD agresif ikut melakukan perbaikan ekonomi, mengoptimalkan kinerja perusahaan hingga menjaring investor.
Selain itu, Kang Emil juga meminta strategi dan inovasi bisnis yang dilakukan oleh direksi BUMD dalam dua pekan ke depan.
Sementara itu, Ketua Forum BUMD Jabar, Deni Nurdyana Hadimin, mengatakan BUMD di Jabar akan terus berupaya menggarap berbagai bisnis yang berpotensi berkembang baik selama pandemi COVID-19.
Menurut Deni bisnis-bisnis yang menguntungkan tersebut di antaranya bisnis kesehatan, e-commerce, teknologi informasi, dan pangan.
"Jadi kita sedang bersiap ngabret. Seperti diketahui, sektor pariwisata dan penerbangan sendiri sekarang tengah terpukul dengan adanya pandemi. Kita akan berusaha tetap survive, dan mengembangkan bisnis-bisnis yang jadi winner di tengah pandemi ini," kata Deni.
Baca juga: BUMD MUJ cetak laba Rp63,207 miliar selama 2019
Baca juga: BUMD Migas Bekasi berencana ekspansi di bisnis hotel
Baca juga: BUMD Jaswita dan Bobobox akan bangun hotel kapsul di Bandung
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020