Pemerintah Kota Bogor menyelenggarakan tes usap kepada warga Kota Bogor dan sekitarnya yang baru kembali dari tempat kerja di Jakarta menggunakan moda transportasi massal kereta rel listrik (KRL), di Stasiun Bogor, Selasa (7/7), untuk menelusuri dan memetakan penularan COVID-19 pada moda transportasi massal tersebut.

Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Kesehatan menyediakan 200 kit swab test kepada penumpang KRL yang baru tiba di Stasiun Bogor. Dalam waktu yang singkat, pada pukul 15:30 WIB hingga 17:00 WIB, ada sekitar 150 orang penumpang KRL yang menjalani swab test itu.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto ketika meninjau pelaksanaan swab test di Stasiun Bogor mengatakan pelaksanaan swab test di Stasiun Bogor sasarannya untuk menelusuri dan memetakan potensi penularan COVID-19 di moda transportasi massal commuter line.

"KRL merupakan moda transportasi massal andalan bagi warga Kota Bogor dan sekitarnya yang bekerja di Jakarta," katanya.

KRL dinilai sebagai moda transportasi yang efektif dan ideal, karena murah, cepat, dan dapat membawa banyak penumpang.

Menurut Bima, dalam kondisi normal, KRL dapat memberangkatkan sekitar 20.000 hingga 22.000 orang dari Stasiun Bogor ke Jakarta. Pada situasi pandemi COVID-19 pada April lalu, KRL hanya memberangkatkan sekitar 5.000 orang dari Stasiun Bogor ke Jakarta.

Pada hari Senin (6/7) kemarin, KRL sudah memberangkan sekitar 15.000 hingga 17.000 orang dari Stasiun Bogor.

"Itu artinya, penumpang KRL sudah hampir normal," katanya.

Padahal, kata Bima, penyebaran virus corona ini belum sepenuhnya hilang, sehingga harus terus diantisipasi dan ditekan untuk memutus mata rantai penyebarannya.

Karena itu, Pemerintah Kota Bogor menyelenggarakan swab test di Stasiun Bogor, untuk menelusuri dan memetakan potensi penularan Covid-19 di moda transportasi KRL.

Bima juga melihat penumpang KRL dari Stasiun Bogor menuju ke Stasiun Jakarta Kota dan Stasiun Tanah Abang, sangat ramai, bahkan terjadi antrean sangat panjang, terutama pada hari Senin.

Pemerintah Kota Bogor dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya mengurai antrian sangat panjang tersebut dengan menyediakan bantuan 50 unit bus, tapi belum bisa membantu mengatasinya.

Menurut Bima, melalui pelaksnaan swab test yang akan dilakukan beberapa kali di Stasiun Bogor, jika hasilnya negatif, maka akan menjadi pendukung rekomendasi bagi Pemerintah Kota Bogor untuk mengusulkan peningkatan kapasitas penumpang KRL kepada pemerintah pusat.

Baca juga: Wali Kota Bogor: Antrean panjang calon penumpang KRL harus dicari solusinya

Baca juga: Antrean penumpang KRL di Stasiun Bogor makin ramai

Baca juga: KCI pelajari usulan Gubernur Jawa Barat tambah kapasitas penumpang KRL

Pewarta: Riza Harahap

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020