Sembilan rumah warga di Kabupaten Garut, Jawa Barat, terancam bahaya pergerakan tanah yang saat ini sudah beberapa kali terjadi, bahkan sudah ada kejadian tanah longsor.

"Sembilan unit rumah terancam terbawa longsor, bahkan tanah di dekat rumah warga sudah ada retakan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Tubagus Agus Sofyan melalui telepon seluler di Garut, Jumat.

Ia menuturkan, hujan deras yang mengguyur wilayah selatan Garut, Kamis (18/6) menyebabkan pergerakan tanah, bahkan terjadi longsor di beberapa titik di Kampung Cimuncang, Desa/Kecamatan Singajaya.

Daerah Singajaya, kata dia, memiliki tanah yang labil sehingga rawan terjadi bencana longsor ketika hujan deras dan berlangsung lama mengguyur wilayah itu.

"Tanah di sana memang labil apalagi kalau turun hujan deras," katanya.

Ia mengungkapkan, bencana pergerakan tanah di kampung itu tidak menimbulkan korban jiwa, meski sebelumnya dilaporkan ada seorang warga yang nyaris terbawa longsor.

"Beruntung dia bisa selamat, tapi sekarang mengalami trauma," katanya.

Ia menyampaikan, warga yang tinggal di rumah rawan terdampak pergerakan tanah sudah dievakuasi ke tempat lebih aman untuk menghindari dampak buruk ketika terjadi bencana alam.

"Jalan juga ada yang retak-retak, makanya kami mengimbau warga untuk sementara mengungsi," katanya.

Baca juga: BPBD: Pergerakan tanah di Cisayong Tasikmalaya masih terus terjadi

Baca juga: Pergerakan tanah kembali terjadi di lokasi longsor dekat Tol Cipularang KM 118

Baca juga: BPBD Cianjur tunggu hasil kajian PVMG terkait pergerakan tanah

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020