Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mencatat, sejak Jumat pagi hingga petang, longsoran tanah di Kecamatan Cisayong masih terus terjadi sehingga petugas gabungan belum dapat membuka akses jalan bagi warga yang terisolasi maupun hilang.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Irwan membenarkan, lokasi longsor di Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong masih berbahaya karena beberapa kali terjadi pergerakan tanah yang bisa mengakibatkan longsor susulan.

"Pergerakan tanah masih terjadi, apalagi sekarang masih terjadi hujan, dikhawatirkan tanah terus bergerak," ujar Irwan.

Ia menambahkan, bencana tanah longsor yang menutup akses jalan desa itu mulai terjadi Jumat pagi, dan beberapa kali kembali longsor di bagian hulu sungai, akibatnya material tanah semakin tinggi menumpuk di sungai.

Longsoran tanah itu, tambah dia terjadi di hulu sungai kemudian membawa material tanah dan menyangkut di jembatan hingga menutup jalan jembatan itu dengan ketebalan sekitar 3 meter lebih.

Petugas di lapangan, kata dia telah mengimbau warga untuk tidak mendekati areal jembatan dan titik longsor karena berbahaya.

"Kita siagakan petugas di sana, dan juga dilakukan pengawasan oleh TNI dan Polri," ujarnya.

Kepala Kepolisian Resor Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto menyebutkan, jajarannya sudah memasang garis polisi sebagai tanda bahaya agar warga tidak mendekati kawasan tanah longsor.

Selain menjaga kawasan bencana, lanjut Anom, jajarannya juga terus mengawasi dan akan membantu melakukan pencarian warga yang dilaporkan hilang karena tertimbun longsor.

"Korban masih kita cari tahu keberadaan pastinya, tapi untuk saat ini tidak memungkinkan melakukan pencarian korban di lokasi kejadian," katanya.

Baca juga: Ratusan warga terisolasi akibat bencana longsor di Cisayong Tasikmalaya


 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020