Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mendukung upaya penanggulangan COVID-19 dengan mengembangkan obat, imunomodulator herbal, alat uji untuk mendeteksi infeksi virus corona penyebab COVID-19, hingga solusi teknologi bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Kami juga melakukan pengembangan untuk RDT PCR agar cepat untuk mengetahui apakah seseorang tertular COVID-19," kata Kepala LIPI Laksana Tri Handoko dalam webinar di Jakarta, Senin.
LIPI melakukan 10 kegiatan riset terkait dengan penanganan COVID-19, termasuk penelitian dan pengembangan mengenai penggunaan tanaman herbal Indonesia untuk antivirus dan peningkat sistem imun tubuh.
Baca juga: LIPI uji klinik imunomodulator herbal pada 90 pasien COVID-19
Produk imunomodulator berbahan jamur cordyceps dan kombinasi jahe, meniran, sambiloto, dan sembung yang dikembangkan oleh LIPI sudah akan diuji penggunaannya. LIPI juga sedang mengupayakan uji klinis penggunaan obat herbal antiviral berbahan daun ketepeng badak dan benalu.
Handoko mengatakan bahwa LIPI selain itu mengembangkan alat tes diagnostik cepat berbasis PCR dan antibodi serta perangkat tes diagnostik menggunakan metode loop-mediated isothermal amplification (LAMP) turbidity.
Bersama Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Pertanian Bogor, LIPU melakukan kaji cepat sosial humaniora mengenai keterbukaan informasi terkait COVID-19, mobilitas mudik, karantina wilayah, dampak pandemi pada ekonomi dan tenaga kerja, serta evaluasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Baca juga: LIPI kirim sampel obat antiviral COVID-19 ke Jepang untuk uji in vitro
LIPI juga melakukan pengurutan genom virus dan pengembangan vaksin rekombinan serta mengembangkan alat sterilisasi berbasis UV-C dan ozon nanomist dan alat pelindung diri berbahan nanomaterial.
Alat sterilisasi yang dikembangkan LIPI ditargetkan bisa diuji pada Agustus 2020 dan alat pelindung diri dari LIPI ditargetkan mendapat sertifikasi pada Oktober 2020.
LIPI juga mengembangkan ventilator dan gelang kontrol mobilitas orang dalam pemantauan dan pasien dan pengawasan terkait penularan virus corona. Ventilator dari LIPI ditargetkan mendapat sertifikasi dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan pada Juli 2020.
Selain itu LIPI melakukan studi epidemiologi, mengembangkan aplikasi social sensing, serta membuat penyanitasi tangan dan disinfektan.
LIPI juga berupaya memberikan solusi teknologi bagi pelaku UMKM untuk mengatasi dampak ekonomi dengan membina UMKM pangan olahan lokal di Subang dan Gunung Kidul melakukan diversifikasi dan memperbaiki pengemasan produk.
Baca juga: LIPI sudah uji keamanan obat corona berbahan daun ketepeng-benalu
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Kami juga melakukan pengembangan untuk RDT PCR agar cepat untuk mengetahui apakah seseorang tertular COVID-19," kata Kepala LIPI Laksana Tri Handoko dalam webinar di Jakarta, Senin.
LIPI melakukan 10 kegiatan riset terkait dengan penanganan COVID-19, termasuk penelitian dan pengembangan mengenai penggunaan tanaman herbal Indonesia untuk antivirus dan peningkat sistem imun tubuh.
Baca juga: LIPI uji klinik imunomodulator herbal pada 90 pasien COVID-19
Produk imunomodulator berbahan jamur cordyceps dan kombinasi jahe, meniran, sambiloto, dan sembung yang dikembangkan oleh LIPI sudah akan diuji penggunaannya. LIPI juga sedang mengupayakan uji klinis penggunaan obat herbal antiviral berbahan daun ketepeng badak dan benalu.
Handoko mengatakan bahwa LIPI selain itu mengembangkan alat tes diagnostik cepat berbasis PCR dan antibodi serta perangkat tes diagnostik menggunakan metode loop-mediated isothermal amplification (LAMP) turbidity.
Bersama Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Pertanian Bogor, LIPU melakukan kaji cepat sosial humaniora mengenai keterbukaan informasi terkait COVID-19, mobilitas mudik, karantina wilayah, dampak pandemi pada ekonomi dan tenaga kerja, serta evaluasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Baca juga: LIPI kirim sampel obat antiviral COVID-19 ke Jepang untuk uji in vitro
LIPI juga melakukan pengurutan genom virus dan pengembangan vaksin rekombinan serta mengembangkan alat sterilisasi berbasis UV-C dan ozon nanomist dan alat pelindung diri berbahan nanomaterial.
Alat sterilisasi yang dikembangkan LIPI ditargetkan bisa diuji pada Agustus 2020 dan alat pelindung diri dari LIPI ditargetkan mendapat sertifikasi pada Oktober 2020.
LIPI juga mengembangkan ventilator dan gelang kontrol mobilitas orang dalam pemantauan dan pasien dan pengawasan terkait penularan virus corona. Ventilator dari LIPI ditargetkan mendapat sertifikasi dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan pada Juli 2020.
Selain itu LIPI melakukan studi epidemiologi, mengembangkan aplikasi social sensing, serta membuat penyanitasi tangan dan disinfektan.
LIPI juga berupaya memberikan solusi teknologi bagi pelaku UMKM untuk mengatasi dampak ekonomi dengan membina UMKM pangan olahan lokal di Subang dan Gunung Kidul melakukan diversifikasi dan memperbaiki pengemasan produk.
Baca juga: LIPI sudah uji keamanan obat corona berbahan daun ketepeng-benalu
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020