Pemkab Cianjur, Jawa Barat, segera membeli 18 ribu rapid test untuk penanganan cepat dan deteksi dini dalam penulusuran penyebaran COVID-19 yang mulai merebak seiring tingginya angka ODP dan PDP yang menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.
"Kami memesan alat tes cepat tersebut, sebagai langkah cepat penanganan dan sebagai upaya memutus rantai penyebaran yang saat ini mulai menimpa tiga warga yang positif dan sedang menjalani isolasi di RSUd Cianjur," kata Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman pada wartawan di Cianjur, Senin.
Rapid tes yang akan dipesan itu, ungkap dia, sifatnya dibutuhkan terutama menjelang PSBB, sehingga pemkab menilai perlu pengadaan dan telah berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk dinas terkait dan Satgas COVID-19.
Baca juga: Kondisi kesehatan tiga pasien positif COVID-19 Cianjur mulai membaik
Sehingga pihaknya akan segera mengadakan alat tes cepat tersebut karena beberapa kasus positif mulai ditemukan dan beberapa PDP mengalami gelaja Corona dan perlu dilakukan tes cepat dan Swab tes yang akan dilakukan di RSUD Cianjur.
"Kasus positif yang ditemukan saat ini, harus dilakukan penelusuran, sedangkan untuk deteksi dini dibutuhhkan Rapid tes. Tidak hanya untuk penelusuran kontak pasien positif, rapid test dimanfaatkan untuk pemeriksaan awal pasien ODP atau PDP," katanya.
Rapid test tersebut akan dipesan dari Korea Selatan sebanyak 18 ribu berdasarkan perhitungan 0,6 dikalikan jumlah penduduk Cianjur. Perhitungan kebutuhan rapid test 9 ribu namun dibutuhkan dua kali rapid pada awal dan di akhir pasca penanganan, sehingga dibutuhkan 18 ribu rapid tes.
Baca juga: Satgas COVID-19 Cianjur imbau ODP benar-benar lakukan isolasi mandiri
Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Cianjur, Yusman Faisal, mengatakan Rapid tes sangat dibutuhkan dalam penanganan dini pasien ODP maupun PDP, sehinga Pemkab Cianjur akan membeli belasan ribu alat tes cepat tersebut.
"Kalau menunggu bantuan dari provinsi atau pusat tentunya akan lama dan tidak sesuai dengan permintaan, sehingga kami menilai pemkab perlu melakukan pengadaan Rapid ter tersebut karena akan dibutuhkan saat petugas melakukan penelusuran terhadap pasien positif," katanya.
Ia menambahkan, saat ini PDP yang masih menjalani perawatan di rumah sakit di Cianjur, sebanyak 31 orang. Sedangkan pasien positif 3 orang masih menjalani perawatan intensiv dengan kondisi yang mulai menunjukan perubahan membaik.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Kami memesan alat tes cepat tersebut, sebagai langkah cepat penanganan dan sebagai upaya memutus rantai penyebaran yang saat ini mulai menimpa tiga warga yang positif dan sedang menjalani isolasi di RSUd Cianjur," kata Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman pada wartawan di Cianjur, Senin.
Rapid tes yang akan dipesan itu, ungkap dia, sifatnya dibutuhkan terutama menjelang PSBB, sehingga pemkab menilai perlu pengadaan dan telah berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk dinas terkait dan Satgas COVID-19.
Baca juga: Kondisi kesehatan tiga pasien positif COVID-19 Cianjur mulai membaik
Sehingga pihaknya akan segera mengadakan alat tes cepat tersebut karena beberapa kasus positif mulai ditemukan dan beberapa PDP mengalami gelaja Corona dan perlu dilakukan tes cepat dan Swab tes yang akan dilakukan di RSUD Cianjur.
"Kasus positif yang ditemukan saat ini, harus dilakukan penelusuran, sedangkan untuk deteksi dini dibutuhhkan Rapid tes. Tidak hanya untuk penelusuran kontak pasien positif, rapid test dimanfaatkan untuk pemeriksaan awal pasien ODP atau PDP," katanya.
Rapid test tersebut akan dipesan dari Korea Selatan sebanyak 18 ribu berdasarkan perhitungan 0,6 dikalikan jumlah penduduk Cianjur. Perhitungan kebutuhan rapid test 9 ribu namun dibutuhkan dua kali rapid pada awal dan di akhir pasca penanganan, sehingga dibutuhkan 18 ribu rapid tes.
Baca juga: Satgas COVID-19 Cianjur imbau ODP benar-benar lakukan isolasi mandiri
Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Cianjur, Yusman Faisal, mengatakan Rapid tes sangat dibutuhkan dalam penanganan dini pasien ODP maupun PDP, sehinga Pemkab Cianjur akan membeli belasan ribu alat tes cepat tersebut.
"Kalau menunggu bantuan dari provinsi atau pusat tentunya akan lama dan tidak sesuai dengan permintaan, sehingga kami menilai pemkab perlu melakukan pengadaan Rapid ter tersebut karena akan dibutuhkan saat petugas melakukan penelusuran terhadap pasien positif," katanya.
Ia menambahkan, saat ini PDP yang masih menjalani perawatan di rumah sakit di Cianjur, sebanyak 31 orang. Sedangkan pasien positif 3 orang masih menjalani perawatan intensiv dengan kondisi yang mulai menunjukan perubahan membaik.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020