EFL, operator kompetisi sepak bola Inggris tiga divisi di bawah Liga Premier, pada Selasa mengumumkan kesepakatan bersama serikat pesepak bola profesional, PFA, mengenai rekomendasi pemotongan gaji guna mengurangi dampak ekonomi pandemi virus corona.

Dalam kesepakatan yang diumumkan dalam laman EFL itu, disebutkan angka 25 persen sebagai nominal potongan yang berlaku hanya untuk gaji bulan April saja.

Baca juga: Manajer timnas Inggris setuju gajinya dipangkas 30 persen

EFL dan PFA sepakat pemotongan gaji itu memiliki dua syarat dan ketentuan, yakni pertama tidak berlaku bagi pemain yang gajinya setara atau kurang dari 2.500 poundsterling (Rp49,3 juta) per bulan.

Kedua, pemotongan gaji maksimal 25 persen tidak boleh membuat pemain menerima kurang dari 2.500 poundsterling per bulan.

EFL dan PFA menegaskan kesepakatan yang mereka keluarkan bersifat rekomendasi dan bukan perintah sehingga klub-klub divisi Championship, League One dan League Two tidak wajib segera mengambil langkah.

Baca juga: Serikat pesepak bola PFA khawatir pemotongan gaji pemain akan kurangi pendanaan medis Inggris

"Dipersilakan agar ada syarat-syarat tambahan disepakati di tingkat lokal antara klub dan para pemainnya," demikian tulis pernyataan resmi EFL dan PFA.

EFL dan PFA juga mengumumkan pembentukan sebuah gugus tugas yang berisikan enam kapten klub-klub League One dan League Two untuk melanjutkan dialog soal gaji pemain.

Selain bakal merancang strategi gaji pemain dan kelangsungan klub untuk jangka pendek (Mei dan Juni), gugus tugas ini juga akan membicarakan rencana jangka menengah proyeksi Juli hingga musim baru.

Baca juga: Klub Liga Premier diminta pilih, potong gaji pemain atau tarif pajak naik

Pewarta: Gilang Galiartha

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020