Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI) Andre Rahadian mengatakan kegiatan relawan penanganan COVID-19 dapat menjadi praktik kerja bagi mahasiswa tingkat akhir sekaligus berperan serta dalam mendukung penanganan dan pencegahan penularan COVID-19 di Indonesia.
"Kita juga mengundang bukan hanya dokter, tapi juga mahasiswa tingkat akhir sesuai dengan instruksi dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bahwa ini bisa dianggap sebagai praktik kerja," kata Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI) Andre Rahadian dalam jumpa pers yang diadakan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Minggu.
Alumni perguruan tinggi dan dan mahasiswa tingkat akhir terbuka untuk bersama-sama menjadi relawan penanganan COVID-19. Mahasiswa tingkat akhir dapat bergabung untuk mendukung penanganan medis di rumah sakit atau tugas lain termasuk edukasi masyarakat tentang upaya pencegahan penularan dan penyebaran COVID-19.
Dikatakannya, peran seluruh masyarakat termasuk relawan menjadi penting dalam menjaga ketahanan dan kelangsungan dan mempercepat penanganan COVID-19 di seluruh wilayah Indonesia.
Penanganan COVID-19 harus dilakukan secara bersama-sama dan saling bahu membahu agar cepat dan tepat sasaran dalam mencegah dan menghentikan penularan dan penyebaran COVID-19
"Kita juga membuka kesempatan kepada relawan di luar rumpun kesehatan untuk bersama-sama menanggulangi dengan fungsi dan kegiatan yang akan disesuaikan," ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengundang mahasiswa tingkat akhir di fakultas-fakultas bidang kesehatan untuk menjadi relawan yang secara sukarela turut berperan mencegah penyebaran virus corona jenis baru atau COVID-19.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menyatakan keterlibatan para relawan adalah bagian dari upaya gotong royong dan gerakan masyarakat secara sukarela untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"Kita dalam situasi yang belum pernah dialami sebelumnya dan membutuhkan upaya sekuat tenaga untuk menangani situasi ini. Kami paham betul bahwa risiko terkait hal ini cukup besar, namun upaya ini tidaklah akan berhasil tanpa dukungan seluruh masyarakat, terutama bagi generasi muda yang memiliki talenta-talenta yang tepat. Tidak ada paksaan. Ini adalah gerakan sukarela. Negara membutuhkan pahlawan-pahlawan medis yang berjuang bersama demi masyarakat,” ujar Nadiem dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.
Mendikbud menegaskan para relawan tidak serta merta langsung menangani pasien, melainkan akan membantu program-program komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat, melayani "call center", dan menyiapkan diri sebagai tenaga bantuan dalam kondisi darurat sesuai kompetensi dan kewenangannya.
“Kepada mahasiswa yang berminat untuk ikut serta dalam kegiatan ini akan diberikan pelatihan dan pendampingan, disiapkan alat perlindungan diri (APD) yang sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), insentif dari Kemendikbud, dan sertifikat pengabdian kepada masyarakat yang dapat disesuaikan oleh universitas masing-masing untuk menjadi bagian dari penilaian kinerja dalam program co-as atau sebagai satuan kredit semester," ujar Nadiem.
Baca juga: Andre Rahardian terpilih sebagai Ketum Iluni UI ungguli Bambang Brodjonegoro
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Kita juga mengundang bukan hanya dokter, tapi juga mahasiswa tingkat akhir sesuai dengan instruksi dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bahwa ini bisa dianggap sebagai praktik kerja," kata Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI) Andre Rahadian dalam jumpa pers yang diadakan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Minggu.
Alumni perguruan tinggi dan dan mahasiswa tingkat akhir terbuka untuk bersama-sama menjadi relawan penanganan COVID-19. Mahasiswa tingkat akhir dapat bergabung untuk mendukung penanganan medis di rumah sakit atau tugas lain termasuk edukasi masyarakat tentang upaya pencegahan penularan dan penyebaran COVID-19.
Dikatakannya, peran seluruh masyarakat termasuk relawan menjadi penting dalam menjaga ketahanan dan kelangsungan dan mempercepat penanganan COVID-19 di seluruh wilayah Indonesia.
Penanganan COVID-19 harus dilakukan secara bersama-sama dan saling bahu membahu agar cepat dan tepat sasaran dalam mencegah dan menghentikan penularan dan penyebaran COVID-19
"Kita juga membuka kesempatan kepada relawan di luar rumpun kesehatan untuk bersama-sama menanggulangi dengan fungsi dan kegiatan yang akan disesuaikan," ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengundang mahasiswa tingkat akhir di fakultas-fakultas bidang kesehatan untuk menjadi relawan yang secara sukarela turut berperan mencegah penyebaran virus corona jenis baru atau COVID-19.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menyatakan keterlibatan para relawan adalah bagian dari upaya gotong royong dan gerakan masyarakat secara sukarela untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"Kita dalam situasi yang belum pernah dialami sebelumnya dan membutuhkan upaya sekuat tenaga untuk menangani situasi ini. Kami paham betul bahwa risiko terkait hal ini cukup besar, namun upaya ini tidaklah akan berhasil tanpa dukungan seluruh masyarakat, terutama bagi generasi muda yang memiliki talenta-talenta yang tepat. Tidak ada paksaan. Ini adalah gerakan sukarela. Negara membutuhkan pahlawan-pahlawan medis yang berjuang bersama demi masyarakat,” ujar Nadiem dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.
Mendikbud menegaskan para relawan tidak serta merta langsung menangani pasien, melainkan akan membantu program-program komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat, melayani "call center", dan menyiapkan diri sebagai tenaga bantuan dalam kondisi darurat sesuai kompetensi dan kewenangannya.
“Kepada mahasiswa yang berminat untuk ikut serta dalam kegiatan ini akan diberikan pelatihan dan pendampingan, disiapkan alat perlindungan diri (APD) yang sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), insentif dari Kemendikbud, dan sertifikat pengabdian kepada masyarakat yang dapat disesuaikan oleh universitas masing-masing untuk menjadi bagian dari penilaian kinerja dalam program co-as atau sebagai satuan kredit semester," ujar Nadiem.
Baca juga: Andre Rahardian terpilih sebagai Ketum Iluni UI ungguli Bambang Brodjonegoro
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020