Wakil Bupati Garut Helmi Budiman menyatakan, rumah warga yang terdampak bencana tanah longsor di Kampung Legok Bintinu, Desa Sukamaju, Kecamatan Talegong, Garut, Jawa Barat, sudah tidak layak lagi ditempati karena berpotensi longsor susulan.
"Saya lihat kondisi tanah yang ada di lokasi sudah tidak memungkinkan untuk ditinggali," kata Helmi usai meninjau daerah terdampak longsor di Talegong, Jumat.
Ia menuturkan, kampung yang terdampak longsor itu terlihat kondisinya berbahaya, bahkan ada beberapa rumah yang rusak berat karena tergerus tanah longsor.
Menurut Helmi, kondisi tersebut akan membahayakan warga jika masih bertahan untuk menempati rumah di kawasan rawan bencana pergerakan tanah.
"Karena tanah ini masih bergerak, ini akan terus longsor," katanya.
Ia menyampaikan, saat ini warga yang menempati 24 rumah terdampak longsor sudah mengungsi ke rumah saudara dan tetangganya yang aman dari ancaman bahaya bencana longsor.
Pemkab Garut, kata Helmi, sedang mempersiapkan rencana relokasi seluruh warga yang terdampak longsor itu ke tempat yang aman dari bahaya bencana alam.
"Untuk tanah relokasi saya sudah lihat, sudah ada, tinggal eksekusi secepatnya," kata Helmi.
Sebelumnya, bencana longsor telah merusak 24 rumah dan satu masjid, bahkan menyebabkan satu warga tewas tertimbun bangunan dan tanah pada Senin (172).
Sebanyak 73 orang yang menempati rumah itu harus mengungsi di rumah saudara dan tetangga. Mereka sudah mendapatkan bantuan logistik untuk kebutuhan di pengungsian dari pemerintah daerah.
Baca juga: Polisi: Longsor di Limbangan tak ganggu lalu lintas Jalan Bandung-Garut
Baca juga: Pemkab Garut siap relokasi rumah warga Sukamaju yang ditimpa longsor
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Saya lihat kondisi tanah yang ada di lokasi sudah tidak memungkinkan untuk ditinggali," kata Helmi usai meninjau daerah terdampak longsor di Talegong, Jumat.
Ia menuturkan, kampung yang terdampak longsor itu terlihat kondisinya berbahaya, bahkan ada beberapa rumah yang rusak berat karena tergerus tanah longsor.
Menurut Helmi, kondisi tersebut akan membahayakan warga jika masih bertahan untuk menempati rumah di kawasan rawan bencana pergerakan tanah.
"Karena tanah ini masih bergerak, ini akan terus longsor," katanya.
Ia menyampaikan, saat ini warga yang menempati 24 rumah terdampak longsor sudah mengungsi ke rumah saudara dan tetangganya yang aman dari ancaman bahaya bencana longsor.
Pemkab Garut, kata Helmi, sedang mempersiapkan rencana relokasi seluruh warga yang terdampak longsor itu ke tempat yang aman dari bahaya bencana alam.
"Untuk tanah relokasi saya sudah lihat, sudah ada, tinggal eksekusi secepatnya," kata Helmi.
Sebelumnya, bencana longsor telah merusak 24 rumah dan satu masjid, bahkan menyebabkan satu warga tewas tertimbun bangunan dan tanah pada Senin (172).
Sebanyak 73 orang yang menempati rumah itu harus mengungsi di rumah saudara dan tetangga. Mereka sudah mendapatkan bantuan logistik untuk kebutuhan di pengungsian dari pemerintah daerah.
Baca juga: Polisi: Longsor di Limbangan tak ganggu lalu lintas Jalan Bandung-Garut
Baca juga: Pemkab Garut siap relokasi rumah warga Sukamaju yang ditimpa longsor
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020