Kementerian Pertanian mendorong kaum milenial di Kabupaten Garut, Jawa Barat, untuk memiliki semangat bertani sebagai peluang usaha yang menguntungkan dengan menanam berbagai jenis produk yang diminati pasar.
"Targetnya seperti yang disampaikan Menteri Pertanian setiap tahun 500 ribu pengusaha pertanian muda," kata Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementan, Siti Munifah usai menggelar pelatihan usaha pertanian kepada kaum muda di kawasan Eptilu Agro Farm, Kecamatan Cikajang, Garut, Sabtu.
Ia menuturkan, Kementan melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang sebagai UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian memiliki tugas melaksanakan pelatihan bagi aparatur pertanian maupun kalangan petani.
Salah satunya, kata dia, melalui pelatihan teknis tematik pengembangan komoditas jeruk, serta pelatihan strategi dan kebijakan setelah panen juga saat pengolahannya kepada 60 peserta dari kalangan petani muda di Kabupaten Garut.
"Modelnya seperti apa, nanti tataran operasional, kita arahkan menanam kebutuhan pasar, sesuai kebutuhan pasar," katanya.
Ia menyampaikan, Kementan mendorong kaum milenial itu untuk memiliki semangat maju, mandiri dan modern yaitu mengubah pertanian tradisional ke modern sehingga lebih cepat maju dan berkembang.
Selanjutnya, kata dia, petani dari kaum muda itu memiliki jiwa mandiri yakni tidak terus mengandalkan bantuan dari pemerintah, tetapi memiliki komitmen mandiri untuk terus mengembangkan usaha pertaniannya.
"Kemampuan mandiri, kita ajarkan supaya tidak mengandalkan bantuan pemerintah tapi bagaimana membangun komitmen untuk membangun usaha," katanya.
Terkait produk pertanian apa saja yang bisa dikembangkan oleh petani muda, kata Siti, di antaranya jenis tanaman yang memiliki keunggulan di pasar yakni jeruk, alpukat, manggis, tomat dan cabai.
"Jenisnya banyak yang diunggulkan yakni jeruk, alpukat, manggis, tomat dan cabai, ini semua produk unggulan setiap orang, karena sehat," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga yang hadir dalam acara pelatihan itu menyampaikan, pihaknya terus mendorong kaum muda untuk tertarik berwirausaha di bidang pertanian.
"Ini merupakan salah satu program kita mendorong kaum muda untuk tertarik pada dunia pertanian, dan kita minta bantuan pusat untuk mendorongnya," kata Beni.
Dinas Pertanian Garut, kata Beni, sudah menyiapkan berbagai peralatan pertanian untuk memudahkan petani muda bertani dari mulai proses sebelum panen hingga peralatan yang dibutuhkan saat panen.
"Kita punya brigade alat mesin pertanian yang siap membantu petani mulai olah tanah untuk prapanen dan pascapanen," katanya.
Pemilik wisata petik jeruk Eptilu Cikajang salah satu petani milenial dari Garut, Rizal Fahreza, menyatakan, kaum muda membutuhkan dukungan dari pemerintah untuk peningkatan dan penguatan usaha pertaniannya.
Ia berharap, pembinaan yang dilakukan Kementan kepada 60 petani asli dari Garut itu bisa menambah semangat untuk terus mengembangkan usaha pertaniannya.
"Sebanyak 60 orang yang hadir ini betul-betul petani yang kemampuannya banyak, jangan diragukan, yang saat ini membutuhkan akses lahan, peralatan, modal, dan market," katanya.
Baca juga: Dispertan Garut terjunkan tim pengendali hama ulat pada tanaman jagung
Baca juga: 520 hektare tanaman jagung di Garut terserang hama, kerugian ditaksir Rp2,3 miliar
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Targetnya seperti yang disampaikan Menteri Pertanian setiap tahun 500 ribu pengusaha pertanian muda," kata Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementan, Siti Munifah usai menggelar pelatihan usaha pertanian kepada kaum muda di kawasan Eptilu Agro Farm, Kecamatan Cikajang, Garut, Sabtu.
Ia menuturkan, Kementan melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang sebagai UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian memiliki tugas melaksanakan pelatihan bagi aparatur pertanian maupun kalangan petani.
Salah satunya, kata dia, melalui pelatihan teknis tematik pengembangan komoditas jeruk, serta pelatihan strategi dan kebijakan setelah panen juga saat pengolahannya kepada 60 peserta dari kalangan petani muda di Kabupaten Garut.
"Modelnya seperti apa, nanti tataran operasional, kita arahkan menanam kebutuhan pasar, sesuai kebutuhan pasar," katanya.
Ia menyampaikan, Kementan mendorong kaum milenial itu untuk memiliki semangat maju, mandiri dan modern yaitu mengubah pertanian tradisional ke modern sehingga lebih cepat maju dan berkembang.
Selanjutnya, kata dia, petani dari kaum muda itu memiliki jiwa mandiri yakni tidak terus mengandalkan bantuan dari pemerintah, tetapi memiliki komitmen mandiri untuk terus mengembangkan usaha pertaniannya.
"Kemampuan mandiri, kita ajarkan supaya tidak mengandalkan bantuan pemerintah tapi bagaimana membangun komitmen untuk membangun usaha," katanya.
Terkait produk pertanian apa saja yang bisa dikembangkan oleh petani muda, kata Siti, di antaranya jenis tanaman yang memiliki keunggulan di pasar yakni jeruk, alpukat, manggis, tomat dan cabai.
"Jenisnya banyak yang diunggulkan yakni jeruk, alpukat, manggis, tomat dan cabai, ini semua produk unggulan setiap orang, karena sehat," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga yang hadir dalam acara pelatihan itu menyampaikan, pihaknya terus mendorong kaum muda untuk tertarik berwirausaha di bidang pertanian.
"Ini merupakan salah satu program kita mendorong kaum muda untuk tertarik pada dunia pertanian, dan kita minta bantuan pusat untuk mendorongnya," kata Beni.
Dinas Pertanian Garut, kata Beni, sudah menyiapkan berbagai peralatan pertanian untuk memudahkan petani muda bertani dari mulai proses sebelum panen hingga peralatan yang dibutuhkan saat panen.
"Kita punya brigade alat mesin pertanian yang siap membantu petani mulai olah tanah untuk prapanen dan pascapanen," katanya.
Pemilik wisata petik jeruk Eptilu Cikajang salah satu petani milenial dari Garut, Rizal Fahreza, menyatakan, kaum muda membutuhkan dukungan dari pemerintah untuk peningkatan dan penguatan usaha pertaniannya.
Ia berharap, pembinaan yang dilakukan Kementan kepada 60 petani asli dari Garut itu bisa menambah semangat untuk terus mengembangkan usaha pertaniannya.
"Sebanyak 60 orang yang hadir ini betul-betul petani yang kemampuannya banyak, jangan diragukan, yang saat ini membutuhkan akses lahan, peralatan, modal, dan market," katanya.
Baca juga: Dispertan Garut terjunkan tim pengendali hama ulat pada tanaman jagung
Baca juga: 520 hektare tanaman jagung di Garut terserang hama, kerugian ditaksir Rp2,3 miliar
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020