Dinas Pangan dan Perikanan (Dispakan) Kabupaten Bandung, Jawa Barat menyatakan stok beras berpotensi berkurang menjelang akhir tahun 2019 imbas dari peralihan musim panen menuju musim tanam.

Kepala Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung, Dadang Hermawan mengatakan potensi kekurangan tersebut sejalan dengan pola pertanaman padi. Menurutnya musim panen telah dilalui pada September 2019.

"Jadi ada kemungkinan besar agak langka karena masuk musim tanam, belum masuk musim panen, jadi musim panen sudah lewat, September kemarin," kata Dadang di Bandung, Rabu.

Dia menjelaskan, stok pangan terutama beras di Kabupaten Bandung didapat dari produksi mandiri dan juga produksi dari luar daerah. Maka dari itu produksi yang sebagiaannya bergantung kepada produksi mandiri, akan berkurang seiring peralihan musim.

Berkurangnya stok beras itu, kata dia, diprediksi akan berlangsung hingga Februari 2020. Maka dari itu, ia mengatakan pihaknya selalu waspada terkait kekurangan stok tersebut, salah satunya dengan operasi pasar.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, menurutnya pihaknya akan memanfaatkan lumbung pangan yang ada di masyarakat demi menjamin ketersediaan tetap stabil. Dari total sebanyak 89 lumbung pangan, kata dia, 55 diantaranya masih aktif tersedia stok pangan.

"Kalau dilihat dari harga, ini belum kritis, belum ada ledakan kenaikan harga, kalau harga naik pasti (beras) berportensi langka," kata dia.

Dengan demikian, ia mengimbau masyarakat agar tidak panik menanggapi potensi berkurangnya stok beras tersebut. Menurutnya stok beras yang disediakan oleh pihak Bulog pun masih dalam kondisi aman hingga akhir tahun.

"Ini kondisi yang biasa, pemerintah pun sudah ada antisipasi rutin, misalnya pemerintah baik pemerintah provinsi punya stok buat kondisi darurat," katanya.

Baca juga: Harga gabah selama musim kemarau di Karawang stabil

Baca juga: Banyak karung dipalsukan, beras Bulog akan dikemas plastik vakum

 

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019