PT Pertamina bersama Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswanamigas) melakukan inspeksi mendadak (Sidak) penggunaan gas subsidi ke sejumlah pengusaha peternakan ayam di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa, dalam rangka penertiban penyalahgunaan gas tabung 3kg yang seharusnya untuk rumah tangga miskin.

Tim sidak yang melibatkan unsur Satpol PP Kabupaten Garut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta perwakilan dari Sekretariat Pemerintah Kabupaten Garut itu terjun langsung ke sejumlah kandang ayam broiler atau pedaging di Kecamatan Samarang dan Bayongbong.

Petugas memeriksa langsung lokasi peternakan ayam yang disinyalir menyalahgunakan gas subsidi untuk kebutuhan bahan bakar menghangatkan suhu ruangan dalam kandang ayam tersebut.

Hasil sidak tersebut tim menemukan peternak yang menggunakan gas subsidi, ada juga menggunakan briket atau bahan bakar arang dan gas nonsubsidi tabung 50kg.

Sales Branch Manager Rayon V Bandung Arthur Kemal menjelaskan, hasil sidak di lapangan menemukan adanya peternakan ayam broiler menggunakan bahan bakar gas subsidi yang sesuai aturan tidak boleh digunakan untuk kebutuhan usaha besar seperti peternakan.

"LPG 3kg hanya diperuntukkan bagi masyarakat miskin, untuk UMKM dapat beralih ke LPG nonsubsidi seperti Bright Gas 5,5 kg, 12 kg serta LPG 50kg," kata Arthur yang memimpin langsung sidak ke kawasan peternakan ayam di Garut.

Ia menuturkan, pemilik peternakan ayam yang masih menggunakan gas subsidi langsung diberitahukan agar segera beralih ke gas nonsubsidi, selanjutnya dibuat perjanjian di atas materai untuk tidak lagi menggunakan gas subsidi.

Ia menjelaskan, pelaku usaha peternakan bisa menggunakan gas 12kg dan 50kg untuk pemanas di kandang ayam yang lebih efisien karena isinya lebih banyak sehingga tidak harus sering mengganti gas.

"Kalau pakai gas 3 kilo itu cepat habis tidak efisien, sebaiknya pakai gas nonsubsidi sehingga tidak perlu bolak-balik melakukan penggantian," katanya.

Ia menyampaikan, konsumen yang berminat beralih ke gas nonsubsidi dapat membeli isi gasnya saja, untuk tabungnya dipinjamkan oleh agen setempat.

"Selain itu, untuk agen wilayah Garut juga dapat memberikan fasilitas pengantaran khusus kepada para konsumen LPG nonsubsidi," katanya.

Ketua Hiswana Migas DPC Garut Hidayatullah menambahkan, jajarannya terus berupaya agar gas subsidi di pasaran terdistribusikan dengan baik dan tepat sasaran ke masyarakat miskin.

"Kami pengusaha agen LPG fokus menyalurkan LPG subsidi agar tepat sasaran kepada masyarakat miskin," katanya.

Pengelola usaha peternakan ayam yang masih menggunakan gas subsidi, Anggi Kurnia mengatakan, secepatnya akan beralih ke gas nonsubsidi agar lebih praktis dan tidak sering ganti tabung untuk menjaga suhu ruangan dalam kandang tetap hangat.

"Nanti mau beralih ke tabung gas lebih besar, karena lebih praktis, lebih lama," kata Anggi di tempat peternakan ayam Desa Cintakarya Kecamatan Samarang.

Pengelola peternakan ayam lainnya di Kecamatan Bayongbong, Udung mengatakan, sejak berdirinya usaha peternakan tujuh tahun lalu sudah menggunakan tabung gas 50kg karena lebih lama dibandingkan gas subsidi.

"Sejak berdirinya usaha peternakan sudah pakai gas 50 kilo karena lebih awet," katanya.***1***

Baca juga: Pertamina beri gas gratis untuk pedagang Mie Bakso Imu di Garut

Baca juga: Pertamina sidak penggunaan gas di rumah makan dan hotel di Garut

Baca juga: Minyak yang terbakar di Cimahi berjenis Pertamina Dex

 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Feri Purnama


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019