Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran yang diwakili Sekretaris Daerah Fahrizal Fitri melepas pengiriman perdana hasil hutan bukan kayu (HHBK) berupa rotan ke Cirebon, Jawa Barat.

"HHBK berupa rotan itu berasal dari UPT KPHP Katingan Hulu ke Cirebon sebanyak tiga ton dari 50 ton yang disepakati," kata Fahrizal di Palangka Raya, Rabu.

Hal ini sebagai bukti nyata bahwa pemprov secara serius ingin mengawal proses tata niaga rotan yang dikirim ke luar daerah. Hingga pada akhirnya, rotan yang beredar di pasaran memiliki jaminan harga.

Untuk itu tata niaga HHBK tersebut wajib dikawal dan dikontrol agar masyarakat yang berprofesi sebagai pengusaha, utamanya petani rotan bisa mendapatkan hasil yang maksimal.

Fahrizal menilai, selama ini dalam proses tata niaga rotan yang bermain adalah para pedagang kecil hingga besar. Untuk itu, diperlukan pengawasan ekstra agar petani rotan pun bisa mendapat manfaat lebih.

"Ke depan kami ingin tahapan transaksi jual beli rotan bisa dipangkas, yaitu para petani rotan bisa langsung bertemu dengan para produsen," tegasnya di sela kegiatan Festival Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kalteng 2019.

KPH Center di Palangka Raya yang baru saja diresmikan oleh pemprov diharapkan bisa menjadi sarana untuk merealisasikan hal itu, yakni mempertemukan para produsen langsung dengan petani rotan.

Kepala Dinas Kehutanan Kalteng Sri Suwanto memaparkan, HHBK rotan yang akan dikirim sesuai kesepakatan adalah sebanyak lima ton. Namun karena yang dilakukan tersebut merupakan realisasi pertama, jumlah tepatnya yang bisa dikirim sebanyak 3,3 ton.

"Pengiriman akan kami lakukan secara berkelanjutan dan dengan jumlah yang akan terus ditingkatkan hingga delapan ton," katanya.

Pengiriman perdana tersebut masih berasal dari daerah Katingan. Pihaknya berharap HHBK rotan yang bisa dikirim merupakan hasil dari seluruh daerah yang ada di Kalteng.

Pihaknya juga memastikan pengiriman rotan tidak hanya menyasar pasar di Cirebon, namun juga daerah lain yang mampu membeli dengan harga yang lebih tinggi. Untuk pasar di Cirebon, rotan yang dilepas dihargai Rp6 ribu per kilogram dan nilai tersebut sudah memberikan keuntungan bagi para petani rotan.

Selain HHBK berupa rotan, pada kesempatan yang sama juga dilepas produk HHBK serbuk biomasa dari KPHL Gerbang Barito ke Banjarbaru sebanyak lima ton dari kebutuhan 10 ton per hari.

Juga dilepas HHBK berupa serat rasau dan kajang dari KPHL Gerbang Barito ke Yogyakarta sebanyak lima ton, dari kebutuhan sebanyak 50 ton per bulan.

Baca juga: Investor Cirebon minati rotan asal Aceh Barat untuk produk ekspor

Baca juga: Kampung Wisata Rotan Cirebon mulai dilirik wisatawan
 

Pewarta: Kasriadi/Muhammad Arif Hidayat

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019