Puluhan warga di tiga desa di Kecamatan Bojongpicung, Cianjur, Jawa Barat, terpaksa dirawat di RSUD Cianjur karena diduga terjangkit demam berdarah dengue (DBD), satu orang diantaranya meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Cianjur, Tresna Gumilar di Cianjur Rabu, mengatakan pihaknya mencatat 44 oran warga dari tiga desa tersebut telah mendapatkan perawatan intensif di RSUD Cianjur.
"Temuan kasus DBD tersebut pertama kali diketahui 8 September, setelah seorang pegawai Puskesmas Cikondang, Kecamatan Bojongpicung, menerima informasi seorang warga Nursyifa (26) asal Desa Sukajaya, dirawat karena positif DBD," katanya.
Satu pekan setelahnya, kembali masuk laporan terkait warga yang positif DBD di desa yang sama dan dua hari sekali ada warga yang positif DBD dibawa ke puskesmas selanjutnya dirujuk ke rumah sakit.
"Tiga hari yang lalu tercatat ada 10 warga yang harus dirawat karena diduga DBD mereka warga Desa Sukajaya, Desa Cikondang dan Desa Sukarama, Kecamatan Bojongpicung," katanya.
Warga di Desa Sukajaya dilaporkan paling banyak terkena DBD dan Dinskes mencatat ada 12 warga di Kecamatan Bojongpicung yang suspect DBD, sehingga diberikan penanganan intensif untuk memastikan apakah memang DBD atau mengidap penyakit lain.
Sedangkan korban yang meninggal dunia tambah dia, positif DBD karena korban Iis Aisyah (42) warga Kampung Babakan Astana, Desa Sukajaya, sempat mengeluh pusing, nyeri perut, demam dan muntah-mutah.
Pihak keluarga membawa korban ke Puskesmas untuk diperiksa dan akhirnya diberi sejumlah obat, hingga dirujuk ke RSUD Cianjur, namun nyawa korban tidak tertolong hingga akhirnya meninggal dunia.
"Korban dinyatakan meninggal dunia dan jenazah diantarkan ke rumah duka untuk dimakamkan. Dinkes langsung melakukan pengecekan ke lapangan dan mengimbau warga untuk menjalankan pola hidup bersih dan sehat serta melakukan 3 M," katanya.
Bahkan pihaknya telah berkoordinasi kecamatan dan desa untuk kembali menggerakkan pola hidup bersih dan sehat, terutama menguras bak penampungan yang bisa dijadikan tempat berkembang biaknya nyamuk serta melakukan fogging.
"Kami juga meminta tim untuk melakukan pengawasan khusus, terlebih di daerah endemis seperti Bojongpicung," katanya.
Baca juga: Dinkes : Musim hujan dapat tingkatkan potensi DBD
Baca juga: 610 kasus DBD terjadi di Kota Bekasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Kepala Dinas Kesehatan Cianjur, Tresna Gumilar di Cianjur Rabu, mengatakan pihaknya mencatat 44 oran warga dari tiga desa tersebut telah mendapatkan perawatan intensif di RSUD Cianjur.
"Temuan kasus DBD tersebut pertama kali diketahui 8 September, setelah seorang pegawai Puskesmas Cikondang, Kecamatan Bojongpicung, menerima informasi seorang warga Nursyifa (26) asal Desa Sukajaya, dirawat karena positif DBD," katanya.
Satu pekan setelahnya, kembali masuk laporan terkait warga yang positif DBD di desa yang sama dan dua hari sekali ada warga yang positif DBD dibawa ke puskesmas selanjutnya dirujuk ke rumah sakit.
"Tiga hari yang lalu tercatat ada 10 warga yang harus dirawat karena diduga DBD mereka warga Desa Sukajaya, Desa Cikondang dan Desa Sukarama, Kecamatan Bojongpicung," katanya.
Warga di Desa Sukajaya dilaporkan paling banyak terkena DBD dan Dinskes mencatat ada 12 warga di Kecamatan Bojongpicung yang suspect DBD, sehingga diberikan penanganan intensif untuk memastikan apakah memang DBD atau mengidap penyakit lain.
Sedangkan korban yang meninggal dunia tambah dia, positif DBD karena korban Iis Aisyah (42) warga Kampung Babakan Astana, Desa Sukajaya, sempat mengeluh pusing, nyeri perut, demam dan muntah-mutah.
Pihak keluarga membawa korban ke Puskesmas untuk diperiksa dan akhirnya diberi sejumlah obat, hingga dirujuk ke RSUD Cianjur, namun nyawa korban tidak tertolong hingga akhirnya meninggal dunia.
"Korban dinyatakan meninggal dunia dan jenazah diantarkan ke rumah duka untuk dimakamkan. Dinkes langsung melakukan pengecekan ke lapangan dan mengimbau warga untuk menjalankan pola hidup bersih dan sehat serta melakukan 3 M," katanya.
Bahkan pihaknya telah berkoordinasi kecamatan dan desa untuk kembali menggerakkan pola hidup bersih dan sehat, terutama menguras bak penampungan yang bisa dijadikan tempat berkembang biaknya nyamuk serta melakukan fogging.
"Kami juga meminta tim untuk melakukan pengawasan khusus, terlebih di daerah endemis seperti Bojongpicung," katanya.
Baca juga: Dinkes : Musim hujan dapat tingkatkan potensi DBD
Baca juga: 610 kasus DBD terjadi di Kota Bekasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019