Puskesmas Cikalongkulon, Cianjur, Jawa Barat, merawat intensif lima siswa SDN Bojong, Desa Gudang, yang mengalami keracunan usai mengonsumsi umbi gadung.

"Kondisinya mulai membaik setelah empat jam menjalani perawatan secara intensif. Mereka kini sudah diperbolehkan pulang usai masa observasi selesai," kata Kepala Puskesmas Cikalongkulon, dr Budi pada wartawan, Kamis.

Keracunan yang menimpa siswa tersebut berawal ketika seorang dari korban menemukan umbi di halaman belakang sekolah dan dibagi bersama temannya yang lain karena disangka bengkoang yang aman untuk dikonsumsi.

"Mereka berlima langsung membagi umbi tersebut dan memakannya, namun selang beberapa saat mereka mengeluhkan pusing dan akhirnya muntah-muntah dan ada yang bibirnya bengkak," kata Budi. 

Pihaknya menduga umbi yang dimakan kelima siswa tersebut beracun, sehingga menyebabkan korban mengeluh mual dan muntah-muntah serta beberapa orang diantaranya mengalami bibir bengkak.

Observasi yang dilakukan selama dua jam, membuat petugas dapat memastikan kondisi kelima siswa tersebut sudah membaik dan bisa pulang, namun kelimanya tetap mendapat pengawasan.

Ia menjelaskan umbi gadung bisa dikonsumsi setelah dilakukan sejumlah proses pencucian hingga dimasak, namun tidak dapat dimakan langsung.

"Mungkin dalam umbi ada zat berbahaya dan menimbulkan alergi karena sebelum dikonsumsi harus diolah," katanya.

Untuk mencegah kejadian serupa, pihak Puskesmas akan berkoordinasi dengan setiap sekolah di Cikalongkulon untuk melakukan sosialisasi terkait buah atau umbi yang dapat dikonsumsi atau yang berbahaya.

Baca juga: Dua KLB keracunan terjadi di Cianjur selama Januari-Juni 2019

Baca juga: Tiga pedagang pindang di Cianjur diperiksa Polisi terkait keracunan

Baca juga: Puluhan Warga di Cianjur Keracunan Nasi Kotak

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019