Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur, Jawa Barat, mencatat dua kejadian luar biasa (KLB) keracunan selama periode Januari-Juni 2019 terjadi di daerah itu, salah satunya keracunan massal yang mengakibatkan puluhan korban menjalani perawatan medis.

Sedangkan kasus KLB lainnya yang terjadi pada awal 2019 di Kecamatan Bojongpicung dengan korban mencapai 42 orang akibat memakan masakan catering yang diberikan saat hajatan.

Sekrdis Dinkes Cianjur, Agus Haris di Cianjur Rabu, mengatakan keracunan yang terjadi beberapa hari lalu di Desa Jayagiri, Kecamatan Sindangbarang dengan 70 orang korban dan dua orang meninggal ditetapkan sebagai KLB.

Kasus KLB keracunan di Cianjur, tambah dia rata-rata diakibatkan bakteri pada makanan karena makanan yang dihidangkan sudah terlalu lama disimpan, ditambah pengolahan yang tidak higienis.

"Sebagian besar terjadi dalam kegiatan massal seperti hajatan dan perpisahan sekolah, dimana orang tua membeli makanan yang dijual pedagang," ujarnya.

Ia menyebutkan dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah KLB di Cianjur mengalami penurunan tercatat selama 2018 terjadi empat KLB sebagian besar terkait keracunan massal.

"Sejak dua tahun terakhir KLB hanya kasus keracunan massal, kalau seperti difteri tidak ada. Sedangkan untuk kasus diare sudah 15 tahun terakhir tidak pernah terjadi KLB," katanya.

Dia menambahkan faktor utama terjadinya keracunan masal berasal dari makanan yang dijual pedagang saat perpisahan sekolah, akan menjadi perhatian khusus dari Dinkes.

"Melalui puskesmas setiap perpisahan sekolah kami akan melakukan pemeriksaan rutin makanan yang dijual pedagang agar tidak ada bakteri yang berbahaya sebagai penyebab keracunan," tambahnya.

Baca juga: Tiga pedagang pindang di Cianjur diperiksa Polisi terkait keracunan

Baca juga: Terkait keracunan massal, Pemkab Garut belum tetapkan KLB

 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019