Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, minta Perusahaan Jasa Tirta II Jatiluhur untuk meningkatkan pengiriman air dengan menambah debit air yang digelontorkan ke saluran irigasi untuk mengairi areal persawahan.
"Selama musim kemarau ini, kami terus berkoordinasi dengan PJT (Perusahaan Jasa Tirta) II Jatiluhur," kata Bupati setempat Cellica Nurrachadiana, di Karawang, Kamis.
Ia mengatakan, hingga saat ini areal persawahan yang dilanda kekeringan terjadi di Kecamatan Pakisjaya dan Tirtajaya serta di wilayah Karawang selatan.
Kekeringan yang terjadi di Pakisjaya dan Tirtajaya itu disebabkan pasokan air dari saluran irigasi yang kurang maksimal.
Sedangkan kekeringan di wilayah Karawang selatan, itu terjadi karena areal sawah di daerah tersebut masuk kategori sawah tadah hujan.
Bupati menyampaikan kalau pihaknya sudah berkoordinasi dengan PJT II Jatiluhur agar menambah debit air yang digelontorkan ke daerah sekitar Karawang.
Sebelumnya pihak PJT II Jatiluhur menggelontorkan air ke wilayah Karawang dengan rata-rata 660 meter kubik per detik.
Tapi karena petani kesulitan air untuk mengairi areal sawah, pihaknya telah meminta PJT II Jatiluhur agar menambah debit air menjadi 700 meter kubik per detik.
Sementara itu, Dinas Pertanian Karawang menyampaikan kalau para petani di dua kecamatan menunda tanam karena air di saluran irigasi tidak sampai ke areal sawah mereka.
"Pada musim kemarau, hingga saat ini ada sekitar 3.000 hektare sawah yang mengalami tunda tanam," kata Kepala Dinas Pertanian setempat Hanafi, di Karawang.
Ia mengatakan para petani yang menunda tanam tersebar di dua kecamatan, yakni di Kecamatan Pakisjaya dan Tirtajaya.
Kondisi itu terjadi karena pada musim kemarau tahun ini, air di saluran irigasi tidak sampai ke sawah mereka menyusul rusaknya saluran irigasi yang mengalir ke daerah itu.
Pihaknya telah meminta para petani untuk menunda tanam saat air di saluran irigasi tidak bisa mengairi areal sawah. Jadi petani diimbau tidak memaksakan diri melakukan penanaman saat tidak ada air agar tidak mengalami kerugian.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Selama musim kemarau ini, kami terus berkoordinasi dengan PJT (Perusahaan Jasa Tirta) II Jatiluhur," kata Bupati setempat Cellica Nurrachadiana, di Karawang, Kamis.
Ia mengatakan, hingga saat ini areal persawahan yang dilanda kekeringan terjadi di Kecamatan Pakisjaya dan Tirtajaya serta di wilayah Karawang selatan.
Kekeringan yang terjadi di Pakisjaya dan Tirtajaya itu disebabkan pasokan air dari saluran irigasi yang kurang maksimal.
Sedangkan kekeringan di wilayah Karawang selatan, itu terjadi karena areal sawah di daerah tersebut masuk kategori sawah tadah hujan.
Bupati menyampaikan kalau pihaknya sudah berkoordinasi dengan PJT II Jatiluhur agar menambah debit air yang digelontorkan ke daerah sekitar Karawang.
Sebelumnya pihak PJT II Jatiluhur menggelontorkan air ke wilayah Karawang dengan rata-rata 660 meter kubik per detik.
Tapi karena petani kesulitan air untuk mengairi areal sawah, pihaknya telah meminta PJT II Jatiluhur agar menambah debit air menjadi 700 meter kubik per detik.
Sementara itu, Dinas Pertanian Karawang menyampaikan kalau para petani di dua kecamatan menunda tanam karena air di saluran irigasi tidak sampai ke areal sawah mereka.
"Pada musim kemarau, hingga saat ini ada sekitar 3.000 hektare sawah yang mengalami tunda tanam," kata Kepala Dinas Pertanian setempat Hanafi, di Karawang.
Ia mengatakan para petani yang menunda tanam tersebar di dua kecamatan, yakni di Kecamatan Pakisjaya dan Tirtajaya.
Kondisi itu terjadi karena pada musim kemarau tahun ini, air di saluran irigasi tidak sampai ke sawah mereka menyusul rusaknya saluran irigasi yang mengalir ke daerah itu.
Pihaknya telah meminta para petani untuk menunda tanam saat air di saluran irigasi tidak bisa mengairi areal sawah. Jadi petani diimbau tidak memaksakan diri melakukan penanaman saat tidak ada air agar tidak mengalami kerugian.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019