Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, segera menyiapkan 63 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) ramah anak tersebar di sejumlah kecamatan untuk memberikan kemudahan dan pelayanan kesehatan dengan menjunjung etika terhadap anak-anak.
"Saat datang ke puskesmas, si anak tidak lagi takut atau malu untuk berobat dan konsultasi berbagai masalah kesehatan, termasuk masalah kesehatan reproduksi dan bahayanya," kata Bupati Garut Rudy Gunawan saat acara pelatihan persiapan rintisan puskesmas ramah anak di Garut, Selasa.
Ia menuturkan, seluruh petugas puskesmas di Garut sudah seharusnya menerapkan kinerja dan sikap yang memperhatikan etika dan pelayanan ramah kepada anak.
Puskesmas ramah anak yang dirintis oleh Pemkab Garut, kata dia, tidak hanya menyediakan tempat bermain bagi anak, tetapi lebih dari itu menjadikan tempat yang bersahabat dan menyenangkan.
Ia menambahkan, program puskesmas ramah anak itu merupakan hal penting untuk diterapkan di Garut, apalagi banyak anak-anak menjadi korban kekerasan seksual, untuk itu puskesmas harus berperan menanggulangi masalah anak tersebut.
"Oleh karenanya, peran puskesmas sangat dibutuhkan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang prima bagi anak korban kekerasan," katanya.
Kepala Dinas Pegelolaan Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Garut Toni T. Somantri menambahkan, puskesmas ramah anak tersebut merupakan bagian dalam program meningkatkan nilai pencapaian indikator Kabupaten Layak Anak (KLA).
Ia menyampaikan, upaya mewujudkan 63 puskesmas ramah anak itu, maka jajarannya melatih para tenaga medis dan kepala puskesmas tentang menjalankan tugas memberikan pelayanan kepada anak-anak.
Para peserta itu, kata dia, diberi pelatihan dengan tujuan meningkatkan wawasan pengetahuan dan keterampilan para kepala puskesmas dan tenaga medis dalam membangun kinerja puskesmas ramah anak.
"Pelatihan ini juga dalam upaya mewujudkan Puskesmas Ramah Anak," katanya.
Baca juga: Puskesmas Cihurip di Garut canangkan ojek ambulans
Baca juga: Bandit jalanan babak belur dikeroyok massa di Bekasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Saat datang ke puskesmas, si anak tidak lagi takut atau malu untuk berobat dan konsultasi berbagai masalah kesehatan, termasuk masalah kesehatan reproduksi dan bahayanya," kata Bupati Garut Rudy Gunawan saat acara pelatihan persiapan rintisan puskesmas ramah anak di Garut, Selasa.
Ia menuturkan, seluruh petugas puskesmas di Garut sudah seharusnya menerapkan kinerja dan sikap yang memperhatikan etika dan pelayanan ramah kepada anak.
Puskesmas ramah anak yang dirintis oleh Pemkab Garut, kata dia, tidak hanya menyediakan tempat bermain bagi anak, tetapi lebih dari itu menjadikan tempat yang bersahabat dan menyenangkan.
Ia menambahkan, program puskesmas ramah anak itu merupakan hal penting untuk diterapkan di Garut, apalagi banyak anak-anak menjadi korban kekerasan seksual, untuk itu puskesmas harus berperan menanggulangi masalah anak tersebut.
"Oleh karenanya, peran puskesmas sangat dibutuhkan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang prima bagi anak korban kekerasan," katanya.
Kepala Dinas Pegelolaan Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Garut Toni T. Somantri menambahkan, puskesmas ramah anak tersebut merupakan bagian dalam program meningkatkan nilai pencapaian indikator Kabupaten Layak Anak (KLA).
Ia menyampaikan, upaya mewujudkan 63 puskesmas ramah anak itu, maka jajarannya melatih para tenaga medis dan kepala puskesmas tentang menjalankan tugas memberikan pelayanan kepada anak-anak.
Para peserta itu, kata dia, diberi pelatihan dengan tujuan meningkatkan wawasan pengetahuan dan keterampilan para kepala puskesmas dan tenaga medis dalam membangun kinerja puskesmas ramah anak.
"Pelatihan ini juga dalam upaya mewujudkan Puskesmas Ramah Anak," katanya.
Baca juga: Puskesmas Cihurip di Garut canangkan ojek ambulans
Baca juga: Bandit jalanan babak belur dikeroyok massa di Bekasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019