Seratusan warga mengikuti simulasi bahaya bencana alam letusan Gunung Guntur di Lapangan Cilopang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu, untuk memberikan pemahaman tentang kesiapsiagaan bencana sehingga dapat mengurangi risiko ketika Gunung Guntur meletus.
Simulasi tersebut diikuti warga dari beberapa kampung di Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler yang berada di kawasan kaki Gunung Guntur atau daerah rawan terdampak bencana letusan gunung saat acara penutupan Jambore Kampung Siaga Bencana di Garut.
Sejumlah anggota Taruna Siaga Bencana menunjukkan keterampilan dan kepiawaiannya dalam menanggulangi warga yang terancam bahaya bencana alam letusan gunung.
Sejumlah warga yang ikut simulasi pun diberi arahan untuk berkumpul di titik yang aman dan mengikuti instruksi tim Taruna Siaga Bencana untuk menuju lokasi evakuasi yang aman dari bencana.
Aksi simulasi para Taruna Siaga Bencana dan masyarakat itu disaksikan Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman dan pejabat dari Kementerian Sosial dan Dinas Sosial Provinsi Jabar.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengatakan, daerahnya merupakan kawasan rawan bencana alam seperti banjir, longsor, termasuk letusan gunung api Gunung Guntur.
"Kampung di Rancabango ini menjadi gambaran bahwa kabupaten ini menjadi rawan bencana," kata Helmi.
Ia mengatakan, daerah yang rawan terjadi bencana alam itu harus menjadi perhatian pemerintah daerah termasuk masyarakat guna mengantisipasi dan meminimalisasi risiko bencana.
"Jadi dari keindahan alam di Garut ini, Allah juga memberikan peringatan agar kita harus selalu waspada," katanya.
Kepala Desa Rancabango, Gunardi menyatakan, simulasi kesiapsiagaan bencana alam letusan Gunung Guntur tersebut merupakan kegiatan yang bermanfaat untuk memberikan pemahaman dan kesadaran agar masyarakat selalu sadar terhadap ancaman bencana.
Menurut dia, sekitar 1.500 kepala keluarga di Desa Rancabango akan terdampak dari bencana alam letusan Gunung Guntur, untuk itu seluruh warga harus memiliki pemahaman dan pengetahuan dalam menghadapi bencana.
"Ada 1.500 kepala keluarga yang harus diberikan pemahaman tentang bahaya Gunung Guntur, dan itu sudah kami lakukan, termasuk menyiapkan jalur evakuasi," katanya.
Seorang siswa SD Negeri Rancabango peserta simulasi, Radwa mengatakan, kegiatan simulasi itu telah menambah pengetahuan tentang langkah yang harus dilakukan ketika terjadi bencana alam.
"Ya sekarang jadi tahu, saat terjadi bencana harus bagaimana, untuk itu kita harus selalu waspada dan siaga," kata Radwa yang dibenarkan oleh teman-teman sekolahnya.
Baca juga: Pemprov Jabar bentuk kampung siaga bencana bangun mental hadapi bencana
Baca juga: Kekeringan melanda lahan pertanian di Garut
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Simulasi tersebut diikuti warga dari beberapa kampung di Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler yang berada di kawasan kaki Gunung Guntur atau daerah rawan terdampak bencana letusan gunung saat acara penutupan Jambore Kampung Siaga Bencana di Garut.
Sejumlah anggota Taruna Siaga Bencana menunjukkan keterampilan dan kepiawaiannya dalam menanggulangi warga yang terancam bahaya bencana alam letusan gunung.
Sejumlah warga yang ikut simulasi pun diberi arahan untuk berkumpul di titik yang aman dan mengikuti instruksi tim Taruna Siaga Bencana untuk menuju lokasi evakuasi yang aman dari bencana.
Aksi simulasi para Taruna Siaga Bencana dan masyarakat itu disaksikan Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman dan pejabat dari Kementerian Sosial dan Dinas Sosial Provinsi Jabar.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengatakan, daerahnya merupakan kawasan rawan bencana alam seperti banjir, longsor, termasuk letusan gunung api Gunung Guntur.
"Kampung di Rancabango ini menjadi gambaran bahwa kabupaten ini menjadi rawan bencana," kata Helmi.
Ia mengatakan, daerah yang rawan terjadi bencana alam itu harus menjadi perhatian pemerintah daerah termasuk masyarakat guna mengantisipasi dan meminimalisasi risiko bencana.
"Jadi dari keindahan alam di Garut ini, Allah juga memberikan peringatan agar kita harus selalu waspada," katanya.
Kepala Desa Rancabango, Gunardi menyatakan, simulasi kesiapsiagaan bencana alam letusan Gunung Guntur tersebut merupakan kegiatan yang bermanfaat untuk memberikan pemahaman dan kesadaran agar masyarakat selalu sadar terhadap ancaman bencana.
Menurut dia, sekitar 1.500 kepala keluarga di Desa Rancabango akan terdampak dari bencana alam letusan Gunung Guntur, untuk itu seluruh warga harus memiliki pemahaman dan pengetahuan dalam menghadapi bencana.
"Ada 1.500 kepala keluarga yang harus diberikan pemahaman tentang bahaya Gunung Guntur, dan itu sudah kami lakukan, termasuk menyiapkan jalur evakuasi," katanya.
Seorang siswa SD Negeri Rancabango peserta simulasi, Radwa mengatakan, kegiatan simulasi itu telah menambah pengetahuan tentang langkah yang harus dilakukan ketika terjadi bencana alam.
"Ya sekarang jadi tahu, saat terjadi bencana harus bagaimana, untuk itu kita harus selalu waspada dan siaga," kata Radwa yang dibenarkan oleh teman-teman sekolahnya.
Baca juga: Pemprov Jabar bentuk kampung siaga bencana bangun mental hadapi bencana
Baca juga: Kekeringan melanda lahan pertanian di Garut
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019