Kekeringan tengah melanda beberapa wilayah yang ada di Indonesia, di antaranya di Gunungkidul (Yogyakarta) dan Lombok (Nusa Tenggara Barat), sehingga lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) segera ikut membantu mengatasi dampak kekeringan itu dengan mendistribusikan air bersih.

ACT telah mengirimkan 50 ribu liter air bersih ke dua kecamatan, Girisubo dan Rongkop, yang ada di Gunungkidul pada kamis (27/6/2029). Di dua kecamatan ini, air bersih didistribusikan ke empat desa yang mengalami dampak terparah kekeringan.

Guna memudahkan distribusi air ke empat kecamatan, ACT menggunakan truk tangki yang dapat membawa lima ribu liter untuk sekali jalan. 

"Air dipindah ke tandon yang telah disediakan di masing-masing desa," kata Koordinator Tim Program ACT DIY Kharis Pradana.

Dari distribusi air yang telah ACT berikan untuk masyarakat, sebanyak 520 warga menikmati air bersih tersebut. Mereka amat bersyukur karena dapat menggunakan air bersih yang diberikan untuk mandi, minum, dan lainnya selama beberapa waktu ke depan.
 
Di Gunungkidul dampak kekeringan tidak hanya pada masyarakat saja, tapi juga lahan garapan pertanian. 

"Ratusan hektare lahan padi terancam mengalami puso di awal kemarau, air untuk kebutuhan konsumsi juga sulit didapatkan," jelas Kharis.
Pendistribusian air bersih di Lombok, NTB. (Foto ACT)


Selain kekeringan di Gunungkidul, ACT juga mendistribusikan air bersih ke daerah kekeringan di NTB sekitar 6.000 liter per harinya. 

Sejak pemulihan gempa, ACT terus menyuplai kebutuhan air untuk warga pada dua daerah di NTB yaitu Desa Sajang dan Beluk Petung menjadi wilayah dengan tingkat kekeringan terparah saat ini.

ACT NTB melalui Global Wakaf kini tengah memetakan penambahan lokasi pengeboran sumur wakaf. Menurut keterangan ACT NTB, penilaian masih dilakukan di daerah Gunung Sari, Lombok Barat; dan Bayan, Lombok Utara, serta beberapa wilayah Lombok Timur. 

Kepala Program ACT NTB Romi Saefudin mengatakan,"Sumur Wakaf ini akan dibangun untuk menyuplai kebutuhan air bersih warga. Sementara itu untuk lokasi yang kekeringannya tidak begitu parah akan disuplai dengan armada mobil tangki sampai kondisi warga kembali normal."

Program Sumur Wakaf pun akan diikhtiarkan menjangkau Bima, Dompu, dan Sumbawa, karena wilayah tersebut juga mengalami kekeringan.

Sementara itu, ahli sains atmosfer Tri Wahyu Hadi mengatakan, secara umum, iklim di Indonesia, termasuk Lombok, dikendalikan oleh sirkulasi monsun Asia-Australia, yakni aliran udara atau angin di lapisan bawah atmosfer yang melintasi ekuator di atas Indonesia dan berganti arah tiap setengah tahun.

Selain perubahan curah hujan, dia menambahkan, ada peningkatan temperatur rata-rata hampir setiap bulan sebesar 0,5 derajat Celsius, seperti dikutip dari laman, World Wide Fund.

 

Pewarta: ACT Advertorial

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019