Sebanyak delapan warga Kampung Cipicung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mengalami gejala keracunan usai menyantap buah jarak yang dipetik di sekitar halaman rumah para korban.
"Keracunan tersebut berawal dari salah seorang warga RT 3/7, Desa Cibolang, Kecamatan Gunungguruh, yang diketahui bernama Eti (50) memakan buah jarak untuk pengobatan karena katanya bisa mengobati reumatik. Kemudian, tujuh anak yang sedang bermain penasaran dan ikut mengkonsumsi buah itu," kata Kades Cibolang Pepen Supendi d Sukabumi, Selasa.
Awalnya delapan korban yakni Eti (50), Andara (8), M Rizky (7), Marwah (4), Arini (12), Resa (9), Imam (7) dan Ayu (12) tidak merasakan keracunan. Bahkan, Eti menyebutkan kepada anak-anak itu buah jarak ini selain digunakan untuk berobat herbal juga rasanya enak seperti kacang tanah.
Namun, selang sekitar satu jam usai menyantap buah yang tumbuh di pelataran rumah Eti, tiba-tiba merasakan mual, pusing, buang air besar secara terus menerus, badan panas dan muntah-muntah, .
Warga yang melihat kejadian tersebut langsung melarikan delapan korban ke Puskesmas Cibolang untuk mendapatkan penanganan medis. Bahkan, Eti hari dirujuk ke RS Bhayangkara Lemdikpol Sukabumi karena tidak sadarkan usai menyantap buah jarak.
Sementara, Camat Gunungguruh Erry Erstanto yang mendapatkan informasi tersebut langsung meninjau ke lokasi kejadian dan memberikan bantuan susu untuk menetralisir racun yang diduga berasal dari buah jarak.
"Setelah mendapatkan perawatan dari medis tujuh anak sudah diizinkan pulang ke rumahnya masing-masing tetapi tetap dalam pengawasan khawatir kondisi kesehatannya kembali menurun. Hingga saat ini masih ada satu korban yang di rawat di rumah sakit," tambahnya.
Erry pun menginstruksikan kepada petugas Puskesmas Cibolang untuk memantau perkembangan tujuh korban yang sudah pulang dengan memeriksa kondisi kesehatannya setiap satu jam sekali.
Baca juga: Dua KLB keracunan terjadi di Cianjur selama Januari-Juni 2019
Baca juga: Tiga pedagang pindang di Cianjur diperiksa Polisi terkait keracunan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Keracunan tersebut berawal dari salah seorang warga RT 3/7, Desa Cibolang, Kecamatan Gunungguruh, yang diketahui bernama Eti (50) memakan buah jarak untuk pengobatan karena katanya bisa mengobati reumatik. Kemudian, tujuh anak yang sedang bermain penasaran dan ikut mengkonsumsi buah itu," kata Kades Cibolang Pepen Supendi d Sukabumi, Selasa.
Awalnya delapan korban yakni Eti (50), Andara (8), M Rizky (7), Marwah (4), Arini (12), Resa (9), Imam (7) dan Ayu (12) tidak merasakan keracunan. Bahkan, Eti menyebutkan kepada anak-anak itu buah jarak ini selain digunakan untuk berobat herbal juga rasanya enak seperti kacang tanah.
Namun, selang sekitar satu jam usai menyantap buah yang tumbuh di pelataran rumah Eti, tiba-tiba merasakan mual, pusing, buang air besar secara terus menerus, badan panas dan muntah-muntah, .
Warga yang melihat kejadian tersebut langsung melarikan delapan korban ke Puskesmas Cibolang untuk mendapatkan penanganan medis. Bahkan, Eti hari dirujuk ke RS Bhayangkara Lemdikpol Sukabumi karena tidak sadarkan usai menyantap buah jarak.
Sementara, Camat Gunungguruh Erry Erstanto yang mendapatkan informasi tersebut langsung meninjau ke lokasi kejadian dan memberikan bantuan susu untuk menetralisir racun yang diduga berasal dari buah jarak.
"Setelah mendapatkan perawatan dari medis tujuh anak sudah diizinkan pulang ke rumahnya masing-masing tetapi tetap dalam pengawasan khawatir kondisi kesehatannya kembali menurun. Hingga saat ini masih ada satu korban yang di rawat di rumah sakit," tambahnya.
Erry pun menginstruksikan kepada petugas Puskesmas Cibolang untuk memantau perkembangan tujuh korban yang sudah pulang dengan memeriksa kondisi kesehatannya setiap satu jam sekali.
Baca juga: Dua KLB keracunan terjadi di Cianjur selama Januari-Juni 2019
Baca juga: Tiga pedagang pindang di Cianjur diperiksa Polisi terkait keracunan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019