Cuaca ekstrem dingin di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) di Kecamatan Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, tidak mengurangi minat pendaki dari berbagai daerah untuk menyaksikan fenomena alam tahunan, di mana embun menjadi kristal es akibat perubahan cuaca.
Bahkan menurut tercatat Selasa pagi suhu di puncak Gunung Gede mencapai -2 derajat celsius menyebabkan pendaki yang berkemah di kawasan alun-alun Surayakancana, mengenakan pakaian rangkap untuk mengusir hawa dingin yang menusuk sampai ke tulang.
Niko Subarkah, Volunter TNGGP saat dihubungi, mengatakan cuaca ekstrem yang melanda kawasan Puncak Gunung Gede-Pangrango, sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir, di mana fenomena alam tahunan tersebut kerap terjadi ketika peralihan musim.
"Tahun lalu saat pancaroba embun menjadi kristal es saat pagi tiba dan tahun ini mundur ke bulan Juli, fenomena alam tersebut kembali terjadi setiap pagi menjelang, butiran embun menjadi kristal es," katanya.
Fenomena alam tersebut, kata dia, menyebabkan minat pendaki untuk datang ke Gunung Gede cukup tinggi, meskipun sesuai peraturan yang dikeluarkan TNGGP setiap harinya hanya dibatasi 600 pendaki.
Sementara Kepala Seksi pemanfaatan dan pelayanan TNGGP, Sahyudin, mengatakan fenomena alam yang terjadi setiap tahun tersebut menjadi pemadangan yang sangat ditunggu para pendaki meskipun cuaca eksrem tersebut dapat menyebakan hypotermia atau kedinginan.
Namun, katanya, pihaknya telah mengimbau kepada ketua kelompok pendaki yang membawa rombongan untuk mempersiapkan perbekalan dan pakaian ekstra selama berada di puncak gunung tersebut karena cuaca ekstrem yang melanda sejak beberapa hari terakhir.
"Sampai hari ini, angka pendakian tetap tinggi meskipun dibatasi hanya 600 orang dalam satu hari. Cuaca ekstrem di puncak Gunung Gede merupakan fenomena tahunan terutama pada saat peralihan musim dari hujan ke panas," katanya.
Viralnya krtistal es di puncak Gunung Gede tersebut, tambah dia karena era digital dan media sosial yang beragam sehingga dengan cepat tersebar ke berbagai kalangan dalam dan luar negeri.
Untuk antisipasi hal yang tidak diinginkan menimpa para pendaki, pihaknya menambah petugas yang siaga dibantu relawan dan sejumlah volunter, meskipun hingga saat ini belum ada laporan pendaki yang mengalami hypotermia.
Baca juga: Pendaki keluhkan aksi pemalakan di jalur pendakian Gunung Guntur
Baca juga: Minat kunjungan wisatawan ke TWA Gunung Papandayan meningkat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Bahkan menurut tercatat Selasa pagi suhu di puncak Gunung Gede mencapai -2 derajat celsius menyebabkan pendaki yang berkemah di kawasan alun-alun Surayakancana, mengenakan pakaian rangkap untuk mengusir hawa dingin yang menusuk sampai ke tulang.
Niko Subarkah, Volunter TNGGP saat dihubungi, mengatakan cuaca ekstrem yang melanda kawasan Puncak Gunung Gede-Pangrango, sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir, di mana fenomena alam tahunan tersebut kerap terjadi ketika peralihan musim.
"Tahun lalu saat pancaroba embun menjadi kristal es saat pagi tiba dan tahun ini mundur ke bulan Juli, fenomena alam tersebut kembali terjadi setiap pagi menjelang, butiran embun menjadi kristal es," katanya.
Fenomena alam tersebut, kata dia, menyebabkan minat pendaki untuk datang ke Gunung Gede cukup tinggi, meskipun sesuai peraturan yang dikeluarkan TNGGP setiap harinya hanya dibatasi 600 pendaki.
Sementara Kepala Seksi pemanfaatan dan pelayanan TNGGP, Sahyudin, mengatakan fenomena alam yang terjadi setiap tahun tersebut menjadi pemadangan yang sangat ditunggu para pendaki meskipun cuaca eksrem tersebut dapat menyebakan hypotermia atau kedinginan.
Namun, katanya, pihaknya telah mengimbau kepada ketua kelompok pendaki yang membawa rombongan untuk mempersiapkan perbekalan dan pakaian ekstra selama berada di puncak gunung tersebut karena cuaca ekstrem yang melanda sejak beberapa hari terakhir.
"Sampai hari ini, angka pendakian tetap tinggi meskipun dibatasi hanya 600 orang dalam satu hari. Cuaca ekstrem di puncak Gunung Gede merupakan fenomena tahunan terutama pada saat peralihan musim dari hujan ke panas," katanya.
Viralnya krtistal es di puncak Gunung Gede tersebut, tambah dia karena era digital dan media sosial yang beragam sehingga dengan cepat tersebar ke berbagai kalangan dalam dan luar negeri.
Untuk antisipasi hal yang tidak diinginkan menimpa para pendaki, pihaknya menambah petugas yang siaga dibantu relawan dan sejumlah volunter, meskipun hingga saat ini belum ada laporan pendaki yang mengalami hypotermia.
Baca juga: Pendaki keluhkan aksi pemalakan di jalur pendakian Gunung Guntur
Baca juga: Minat kunjungan wisatawan ke TWA Gunung Papandayan meningkat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019