Jalur Puncak II merupakan harapan bagi pelaku usaha dan warga di kawasan Puncak-Cianjur, Jawa Barat yang sejak beberapa puluh tahun terakhir hanya bisa bermimpi untuk mengembalikan kejayaan ekonomi khususnya kawasan Puncak-Cipanas yang sempat dikenal sebagai kota penghasil dolar yang tidak pernah sepi dari pendatang dan wisatawan dari berbagai daerah hingga mancanegara.
Janji Presiden Jokowi saat melakukan kegiatan kenegaraan beberapa waktu lalu dengan meresmikan Taman Alun-alun Cianjur, sempat terucap akan memprioritaskan pembangunan infrastruktur khususnya jalan tol yang menghubungkan sejumlah wilayah di Jabar termasuk Cianjur dan akan membuka akse Jalur Puncak II sebagai solusi kemacetan di Jalur utama Puncak.
Ucapan orang nomor satu di negeri ini yang kembali terpilih sebagai Pressiden RI untuk kedua kalinya itu, merupakan angin segar bagi seluruh lapisan di wilayah Utara Cianjur tepatnya di tiga kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bogor yang merupakan wilayah peyangga Jakarta sebagai ibu kota negara, untuk mengembalikan mimpi mereka menjadi wilayah dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tertinggi di Cianjur.
Pasalnya sejak dibukanya Jalan Tol Cipularang, roda perekonomian di wilayah utara Cianjur itu, seperti mati suri. Bahkan selang beberapa tahun sejumlah hotel dan rumah makan terpaksa gulung tikar karena tingkat kunjungan menurun tajam.
Pendatang atau wisatawan memilih untuk berlibur ke Bandung atau wilayah lain karena macet total yang kerap terjadi di Jalur utama Puncak-Bogor membuat jarak tempuh untuk sampai ke wilayah Cipanas menjadi lama.
"Dibukanya Tol Cipularang sejak tahun 2005, membuat akses menuju kota dan kabupaten lain di Jabar lebih mudah, sehingga Jalur Puncak tidak lagi menjadi idola para wisatawan baik lokal maupun mancanegara karena macet panjang yang selalu terjadi, bukan hanya pada akhir pekan termasuk hari kerja," kata H Lidyana Maswir pelaku usaha rumah makan terbesar di Kawasan Pacet-Cipanas yang sudah berdiri sejak tahun tujuh puluhan.
Ia menuturkan, tidak adanya jalur alternatif yang dapat memudahkan pendatang untuk sampai ke wilayah Puncak-Cianjur, membuat roda perekonomian tersendat bahkan mengalami kemerosotan setiap tahunnya. Puluhan bahkan ratusan rumah makan dan hotel gulung tikar karena sepinya pengunjung akibat pengelola tidak mampu lagi menutup operasional hingga mengaji karyawan.
Akibatnya puluhan ribu pendatang yang didominasi warga keturunan dari berbagai daerah di Jabodetabek yang setiap akhir pekan atau hari biasa berkunjung ke wilayah tersebut, semakin menghilang dan jumlahnya hanya beberapa ratus orang saja dalam setiap akhir pekan atau libur panjang.
"Ini harapan kami atau lebih tepat disebut mimpi yang akan kembali menjadi kenyataan dengan ucapan Jokowi saat meresmikan Taman Alun-alun Cianjur, akan membuka jalan tol dan Puncak II guna memudahkan pendatang untuk berlibur ke Cianjur yang dikenal sebagai wilayah rawan macet," katanya.
Tidak hanya pengusaha jasa, ratusan pedagang sayur mayur oleh-oleh khas Puncak-Cipanas yang beberapa waktu lalu digusur dengan alasan akan diperlebarnya jalur utama Puncak-Cianjur, berharap pada pasangan presiden terpilih Jokowi-Ma'ruf, untuk segera membangun jalur Puncak II sebagai solusi agar wilayah mereka kembali ramai di kunjungi pendagang dan roda perekonomian kembali meningkat seperti 14 tahun ke belakang.
Mereka mencatat jalur utama Puncak yang sempat mengalami longsor di sejumlah titik mulai dari Kabupaten Bogor hingga Puncak Pass-Cipanas, membuat mereka semakin terpuruk meskipun telah beralih profesi sebagai pemasok sayur mayur ke sejumlah wilayah di Jabodetabek.
Lagi lagi puluhan pedagang mengalami kerugian, bahjan terpaksa ghulung tikar dan hanya bisa menjadi buruh tani atau serabutan untuk menghidupi keluarga.
"Sangat besar harapan kami Jalur Puncak II dibangun sebagai bukti dari ucapan Presiden Jokowidodo saat berkunjung ke Cianjur. Meskipun tidak diperbolehkan membuka lapak di pinggir jalan, kami berharap roda perekonomian kembali menggeliat, syukur-syukur mantan pedagang sayur mayur di Puncak mendapat relokasi di jalur tersebut," kata Dedi Supriyadi mantan pedagang sayur yang beralih propesi menjadi petugas keamanan.
Destinasi Wisata Baru di Puncak-Cipanas Sulit Berkembang
Tidak adanya jalur alternatif yang memudahkan pendatang untuk sampai tepat waktu di kawasan Puncak-Cianjur, akibat macet total yang selalu terjadi mulai dari keluar Tol Ciawi tepatnya dari Pertigaan Gadog-Ciawi, berdampak tidak dikenal dan majunya sejumlah tempat wisata baru di kawasan Puncak hingga Cianjur seperti Situs Gunung Kasur dan beberapa air terjun alami di bawah kaki Gunung Gede-Pangrango serta wisata alam bernuansa pedesaan Kampoeng Irigasi.
Meskipun lokasi yang dikelola telah dikenal secara luas melalui media sosial atau promosi mandiri yang dilakukan pemilik atau pihak pengekola di kawasan Puncak-Cipanas, masih terkendala dengan infrastruktur penunjang yang masih minim termasuk macet di jalur Puncak sebagai faktor utama calon pengujung memilih wilayah Bogor yang juga mulai mengembangkan wisata bernuansa alam pedesaaan atau destinasi wisata baru lainnya.
"Kampoeng Irigasi yang kami miliki sudah banyak dikenal sampai ke luar kota, namun angka kunjungan yang sebagian besar rombongan siswa sekolah terkendala dengan macetnya jalur untuk sampai tepat waktu. Sehingga calon pengunjung memoilih kota lain yang juga memgembangkan wisata serupa yang lebih dekat dan mudah dijangkau," kata Abdul Hamid pemilik desa wisata Kampoeng Irigasi di Desa Sukanagalih, Kecamatan Pacet.
Jalur Puncak II merupakan solusi dari panjangnya antrian yang terjadi di jalur Puncak yang hanya sebatas beberapa belas kilometer sebelum memasuki kawasan Puncak-Cianjur, namun berdampak luas terhadap angka kunjungan dan sulitnya mengenalkan tempat wisata baru di kawasan yang sempat menjadi primadona pendatang dan wisatawan lokal maupun mancanegara karena terbentur waktu yang lama akibat terjebak kemacetan di jalur Puncak.
Solusi lain sambil menunggu terealisasinya pembangunan Puncak II, tutur dia, berbagai pihak terkait di propinsi, Kabupaten Bogor dan Cianjur, duduk bersama mencari solusi agar kemajuan destinasi wisata di kedua wilayah tersebut tetap banyak dikunjungi wisatawan karena permasalahan kemacetan di Jalur Puncak hanya sebatas beberapa kilometer di wilayah Bogor, namun berdampak terhadap angka kunjungan ke wilayah Cianjur.
"Tidak hanya segera membangun jalur Puncak II, solusi lain dapat ditengarai dinas terkait di Propinsi Jabar, untuk merembukan alterntif lain mengatasi antrian kendaraan di jalur Puncak yang sebenarnya tidak separah yang kita pikirkan selama ini," katanya.
Namun mewakili berbagai pihak pemilik desa wisata yang juga akademisi di salah satu universtitas swasta di Cianjur itu, berharap janji Jokowi untuk membangun jalan tol dan jalur Puncak II segera terwujud dan didukung seluruh lapisan dari dua kabupaten agar roda perekonomian di kedua wilayah lebih meningkat dan saling menunjang.
Mendesak
Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman mendesak pemerintah pusat untuk segera merealisasikan rencana pembangunan jalur alternatif Puncak II untuk mengantisipasi kemacetan di jalur Puncak setiap momen libur panjang. Hal tersebut sudah dilakukan sejak lama, namun hingga saat ini masih belum ada kejelasan, namun dengan terpilihnya kembali Jokowidodo sebagai Presiden RI, menjadi angin segar terwujudnya harapan untuk meningkatkan roda perekonomian dan tingkat kunjungan ke wilayah Cianjur.
"Cianjur belum mampu untuk membangun sendiri jalur yang panjang tersebut, sehingga perlu dilakukan pemerintah pusat. Kami akan mendorong agar disegerakan karena ini kebutuhan masyarakat dan sebagai upaya untuk meningkatkan kembali perekonomian khususnya di bidang pariwisata yang sejak tahun 2005 semakin terpuruk khususnya di wilayah wisata Cipanas-Puncak," katanya.
Keberadaan jalur alternatif tersebut, ungkap dia dapat memecah kepadatan kendaraan saat momentum akhir pekan dan libur panjang karena dengan hanya mengandalkan satu jalur akan lebih sering terjadi macet seperti halnya saat mudik dan arus balik lebaran tahun ini, dimana macet total hingga belasan jam terjadi di sepanjang jalur Puncak hingga Bogor, namun ketika dibangun jalur Puncak II diyakini dapat menjadi solusi macet di jalur Puncak di tambah akses tol yang lebih memudahkan wisatawan untuk sampai tanpa macet.
"Selain jalur Puncak II, kami menagih janji pemerintah pusat untuk membangun jalan tol dari Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung. Keberadaan jalan bebas hambatan tersebut akan lebih mempermudah akses transportasi, terutama wisatawan yang rencananya akan dilakukan awal tahun depan. Hal tersebut diucapkan Presiden Jokwi saat meresmikan Alun-alun Cianjur," katanya.
Baca juga: Presiden terpilih Jokowi akan langsung kerja dan bahas koalisi
Baca juga: Waketum Gerindra: Banyak yang ingin mengadu domba Prabowo dengan Jokowi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Janji Presiden Jokowi saat melakukan kegiatan kenegaraan beberapa waktu lalu dengan meresmikan Taman Alun-alun Cianjur, sempat terucap akan memprioritaskan pembangunan infrastruktur khususnya jalan tol yang menghubungkan sejumlah wilayah di Jabar termasuk Cianjur dan akan membuka akse Jalur Puncak II sebagai solusi kemacetan di Jalur utama Puncak.
Ucapan orang nomor satu di negeri ini yang kembali terpilih sebagai Pressiden RI untuk kedua kalinya itu, merupakan angin segar bagi seluruh lapisan di wilayah Utara Cianjur tepatnya di tiga kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bogor yang merupakan wilayah peyangga Jakarta sebagai ibu kota negara, untuk mengembalikan mimpi mereka menjadi wilayah dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tertinggi di Cianjur.
Pasalnya sejak dibukanya Jalan Tol Cipularang, roda perekonomian di wilayah utara Cianjur itu, seperti mati suri. Bahkan selang beberapa tahun sejumlah hotel dan rumah makan terpaksa gulung tikar karena tingkat kunjungan menurun tajam.
Pendatang atau wisatawan memilih untuk berlibur ke Bandung atau wilayah lain karena macet total yang kerap terjadi di Jalur utama Puncak-Bogor membuat jarak tempuh untuk sampai ke wilayah Cipanas menjadi lama.
"Dibukanya Tol Cipularang sejak tahun 2005, membuat akses menuju kota dan kabupaten lain di Jabar lebih mudah, sehingga Jalur Puncak tidak lagi menjadi idola para wisatawan baik lokal maupun mancanegara karena macet panjang yang selalu terjadi, bukan hanya pada akhir pekan termasuk hari kerja," kata H Lidyana Maswir pelaku usaha rumah makan terbesar di Kawasan Pacet-Cipanas yang sudah berdiri sejak tahun tujuh puluhan.
Ia menuturkan, tidak adanya jalur alternatif yang dapat memudahkan pendatang untuk sampai ke wilayah Puncak-Cianjur, membuat roda perekonomian tersendat bahkan mengalami kemerosotan setiap tahunnya. Puluhan bahkan ratusan rumah makan dan hotel gulung tikar karena sepinya pengunjung akibat pengelola tidak mampu lagi menutup operasional hingga mengaji karyawan.
Akibatnya puluhan ribu pendatang yang didominasi warga keturunan dari berbagai daerah di Jabodetabek yang setiap akhir pekan atau hari biasa berkunjung ke wilayah tersebut, semakin menghilang dan jumlahnya hanya beberapa ratus orang saja dalam setiap akhir pekan atau libur panjang.
"Ini harapan kami atau lebih tepat disebut mimpi yang akan kembali menjadi kenyataan dengan ucapan Jokowi saat meresmikan Taman Alun-alun Cianjur, akan membuka jalan tol dan Puncak II guna memudahkan pendatang untuk berlibur ke Cianjur yang dikenal sebagai wilayah rawan macet," katanya.
Tidak hanya pengusaha jasa, ratusan pedagang sayur mayur oleh-oleh khas Puncak-Cipanas yang beberapa waktu lalu digusur dengan alasan akan diperlebarnya jalur utama Puncak-Cianjur, berharap pada pasangan presiden terpilih Jokowi-Ma'ruf, untuk segera membangun jalur Puncak II sebagai solusi agar wilayah mereka kembali ramai di kunjungi pendagang dan roda perekonomian kembali meningkat seperti 14 tahun ke belakang.
Mereka mencatat jalur utama Puncak yang sempat mengalami longsor di sejumlah titik mulai dari Kabupaten Bogor hingga Puncak Pass-Cipanas, membuat mereka semakin terpuruk meskipun telah beralih profesi sebagai pemasok sayur mayur ke sejumlah wilayah di Jabodetabek.
Lagi lagi puluhan pedagang mengalami kerugian, bahjan terpaksa ghulung tikar dan hanya bisa menjadi buruh tani atau serabutan untuk menghidupi keluarga.
"Sangat besar harapan kami Jalur Puncak II dibangun sebagai bukti dari ucapan Presiden Jokowidodo saat berkunjung ke Cianjur. Meskipun tidak diperbolehkan membuka lapak di pinggir jalan, kami berharap roda perekonomian kembali menggeliat, syukur-syukur mantan pedagang sayur mayur di Puncak mendapat relokasi di jalur tersebut," kata Dedi Supriyadi mantan pedagang sayur yang beralih propesi menjadi petugas keamanan.
Destinasi Wisata Baru di Puncak-Cipanas Sulit Berkembang
Tidak adanya jalur alternatif yang memudahkan pendatang untuk sampai tepat waktu di kawasan Puncak-Cianjur, akibat macet total yang selalu terjadi mulai dari keluar Tol Ciawi tepatnya dari Pertigaan Gadog-Ciawi, berdampak tidak dikenal dan majunya sejumlah tempat wisata baru di kawasan Puncak hingga Cianjur seperti Situs Gunung Kasur dan beberapa air terjun alami di bawah kaki Gunung Gede-Pangrango serta wisata alam bernuansa pedesaan Kampoeng Irigasi.
Meskipun lokasi yang dikelola telah dikenal secara luas melalui media sosial atau promosi mandiri yang dilakukan pemilik atau pihak pengekola di kawasan Puncak-Cipanas, masih terkendala dengan infrastruktur penunjang yang masih minim termasuk macet di jalur Puncak sebagai faktor utama calon pengujung memilih wilayah Bogor yang juga mulai mengembangkan wisata bernuansa alam pedesaaan atau destinasi wisata baru lainnya.
"Kampoeng Irigasi yang kami miliki sudah banyak dikenal sampai ke luar kota, namun angka kunjungan yang sebagian besar rombongan siswa sekolah terkendala dengan macetnya jalur untuk sampai tepat waktu. Sehingga calon pengunjung memoilih kota lain yang juga memgembangkan wisata serupa yang lebih dekat dan mudah dijangkau," kata Abdul Hamid pemilik desa wisata Kampoeng Irigasi di Desa Sukanagalih, Kecamatan Pacet.
Jalur Puncak II merupakan solusi dari panjangnya antrian yang terjadi di jalur Puncak yang hanya sebatas beberapa belas kilometer sebelum memasuki kawasan Puncak-Cianjur, namun berdampak luas terhadap angka kunjungan dan sulitnya mengenalkan tempat wisata baru di kawasan yang sempat menjadi primadona pendatang dan wisatawan lokal maupun mancanegara karena terbentur waktu yang lama akibat terjebak kemacetan di jalur Puncak.
Solusi lain sambil menunggu terealisasinya pembangunan Puncak II, tutur dia, berbagai pihak terkait di propinsi, Kabupaten Bogor dan Cianjur, duduk bersama mencari solusi agar kemajuan destinasi wisata di kedua wilayah tersebut tetap banyak dikunjungi wisatawan karena permasalahan kemacetan di Jalur Puncak hanya sebatas beberapa kilometer di wilayah Bogor, namun berdampak terhadap angka kunjungan ke wilayah Cianjur.
"Tidak hanya segera membangun jalur Puncak II, solusi lain dapat ditengarai dinas terkait di Propinsi Jabar, untuk merembukan alterntif lain mengatasi antrian kendaraan di jalur Puncak yang sebenarnya tidak separah yang kita pikirkan selama ini," katanya.
Namun mewakili berbagai pihak pemilik desa wisata yang juga akademisi di salah satu universtitas swasta di Cianjur itu, berharap janji Jokowi untuk membangun jalan tol dan jalur Puncak II segera terwujud dan didukung seluruh lapisan dari dua kabupaten agar roda perekonomian di kedua wilayah lebih meningkat dan saling menunjang.
Mendesak
Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman mendesak pemerintah pusat untuk segera merealisasikan rencana pembangunan jalur alternatif Puncak II untuk mengantisipasi kemacetan di jalur Puncak setiap momen libur panjang. Hal tersebut sudah dilakukan sejak lama, namun hingga saat ini masih belum ada kejelasan, namun dengan terpilihnya kembali Jokowidodo sebagai Presiden RI, menjadi angin segar terwujudnya harapan untuk meningkatkan roda perekonomian dan tingkat kunjungan ke wilayah Cianjur.
"Cianjur belum mampu untuk membangun sendiri jalur yang panjang tersebut, sehingga perlu dilakukan pemerintah pusat. Kami akan mendorong agar disegerakan karena ini kebutuhan masyarakat dan sebagai upaya untuk meningkatkan kembali perekonomian khususnya di bidang pariwisata yang sejak tahun 2005 semakin terpuruk khususnya di wilayah wisata Cipanas-Puncak," katanya.
Keberadaan jalur alternatif tersebut, ungkap dia dapat memecah kepadatan kendaraan saat momentum akhir pekan dan libur panjang karena dengan hanya mengandalkan satu jalur akan lebih sering terjadi macet seperti halnya saat mudik dan arus balik lebaran tahun ini, dimana macet total hingga belasan jam terjadi di sepanjang jalur Puncak hingga Bogor, namun ketika dibangun jalur Puncak II diyakini dapat menjadi solusi macet di jalur Puncak di tambah akses tol yang lebih memudahkan wisatawan untuk sampai tanpa macet.
"Selain jalur Puncak II, kami menagih janji pemerintah pusat untuk membangun jalan tol dari Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung. Keberadaan jalan bebas hambatan tersebut akan lebih mempermudah akses transportasi, terutama wisatawan yang rencananya akan dilakukan awal tahun depan. Hal tersebut diucapkan Presiden Jokwi saat meresmikan Alun-alun Cianjur," katanya.
Baca juga: Presiden terpilih Jokowi akan langsung kerja dan bahas koalisi
Baca juga: Waketum Gerindra: Banyak yang ingin mengadu domba Prabowo dengan Jokowi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019