Bandung (ANTARA) - Sejak sepekan menjelang lebaran, volume kendaraan arus mudik yang melalui jalur selatan, khususnya Nagreg, Jawa Barat, mengalami penurunan sebesar 30 persen dibandingkan periode sama tahun 2018.
Humas Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung, Ruddy Heryadi mengatakan berdasarkan pengalaman tahun lalu, H-2 adalah puncak dari arus mudik yang melalui Nagreg menuju arah timur. Namun melihat pantauan lalu lintas, hal tersebut saat ini belum terjadi.
"Sampai jam 20.00 WIB, volume kendaraan sebanyak 82.923, dibandingkan tahun 2018 pada H-2 yang sama itu kurang lebih ada 142.417 kendaraan, jadi ada penurunan sebesar 30 persen," kata Ruddy di Posko Induk Dishub Kabupaten Bandung, Jalan Raya Nagreg, Kabupaten Bandung, Senin.
Berdasarkan angka tersebut, ia berspekulasi malam ini hingga jam 00.00 WIB, akan ada sekitar 90 ribu kendaraan yang melalui jalur selatan, khususnya Jalan Raya Nagreg.
Sejak awal, pihaknya menduga bahwa puncak arus mudik akan terjadi pada H-4 menjelang lebaran. Karena menurutnya arus kendaraan akan bertambah seiring dengan mulai liburnya PNS.
"Tapi nampaknya belum terjadi, melihat kondisi di Cileunyi dan Rancaekek yang tidak padat dan lancar nampaknya puncak arus mudik tidak akan terjadi," kata dia.
Sampai H-2 atau hari ini, Senin (3/6) arus pemudik yang telah melalui jalur Nagreg tercatat sebanyak 612.371 kendaraan. Baik kendaraan pribadi maupun moda transportasi umum.
Dengan demikian, kata dia, lancarnya jalur selatan disebabkan oleh optimalnya penggunaan Tol Trans Jawa di jalur utara. Menurutnya para pemudik yang biasa menjajal jalur selatan sebagian beralih ke jalur utara dengan sistem satu arah.
"Dengan adanya beberapa pilihan alternatif jalan, memudahkan pemudik untuk memilih jalur atau rute mana yang digunakan," katanya.
Baca juga: Bengkel kebanjiran order perawatan sepeda motor pemudik
Baca juga: Pemudik masih ramai lintasi pantura Karawang