Jakarta (ANTARA) - Aplikasi Gojek yang pertama kali diluncurkan pada Januari 2015 telah berkembang menjadi platform multi-layanan berbasis daring yang telah beroperasi di lima negara Asia Tenggara.
GOJEK menawarkan berbagai layanan mulai dari transportasi dan pembayaran ke pesan layan-antar makanan, logistik, dan berbagai layanan on-demand lainnya.
Pendiri dan CEO Grup Gojek Nadiem Makarim mengatakan bahwa Gojek layak disebut sebagai Super App atau super aplikasi. Menurut Nadiem, suatu aplikasi bisa disebut Super App ketika semua layanan diakses dalam satu PIN.
"Kenapa itu penting? Pada akhirnya masyarakat ingin hal yang simpel dan efisien. Super App itu tersedia semua dalam satu aplikasi, sehingga cost turun dan efisiensi naik. Kemudahan yang didapat, jadi konsumen tidak usah mikir," kata Nadiem, saat berbincang dengan awak media di sela peluncuran GET di Bangkok, Rabu (27/2).
Nadiem bahkan menyebut bahwa masyarakat sudah memiliki ketergantungan pada aplikasi Gojek.
"Aplikasi Gojek sudah sudah semacam jadi asisten. Super App Gojek ini adalah suatu inovasi yang benar-benar unik di Indonesia, bahkan di dunia tidak ada Super App seperti Gojek. Banyak yang bilang Gojek seperti WeChat, padahal beda," tutur Nadiem.
Menurut Nadiem, WeChat sebagai aplikasi perpesanan, sosial media, dan pembayaran asal China itu merupakan social platform yang bisa memfasilitasi beberapa pemain yang masuk ke dalam ekosistemnya.
"Gojek beda, karena semua layanannya dari Gojek. Kami bukan social platform, kami adalah transcational platform. Ini mungkin salah satu hal yang Indonesia jadi nomor satu di dunia kalau kami terus sukses di Asia Tenggara," kata Nadiem.
Pada 2018, Gojek memproses lebih dari 9 miliar dolar AS gross transaction value (GTV) di tahun 2018 per tahun di semua negara-negara di mana perusahaan tersebut beroperasi. Hal tersebut menjadikan Gojek sebagai grup consumer technology berbasis teknologi untuk layanan transaksi konsumen terbesar di Asia Tenggara berdasarkan GTV.
Per Desember 2018, aplikasi Gojek dan ekosistem Gojek telah diunduh oleh lebih dari 130 juta pengguna, dengan lebih dari 2 juta mitra pengemudi terdaftar, hampir 400.000 mitra merchants usaha dan lebih dari 60.000 penyedia layanan di Asia Tenggara, dengan volume transaksi tahunan sebesar 2 miliar per akhir 2018.
Baca juga: YLKI kritisi rencana skema tarif ojek daring baru terlalu tinggi
Baca juga: Gojek ekspansi ke Filipina lewat akuisisi perusahaan setempat