Bandung (Antaranews Jabar) - Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Enggartiasto Lukita, mengatakan tingkat kewirausahaan Indonesia masih rendah dan hanya menduduki peringkat 94 dari 137 negara.
"Satu fakta menarik tentang kewirausahaan, pada tahun 2018, di negara maju rata-rata 14 persen dari total penduduk usia kerja adalah enterpreneur, sementara di Indonesia hanya mencapai 3,1 persen," ujarnya dalam sambutannya saat mendapat penganugerahan gelar kehormatan Doctor Honoris Causa dari UPI di Bandung, Kamis.
Menurutnya berdasarkan laporan Global Enterpreneurship Index, negara-negara seperti Amerika Serikat, Swiss, Kanada, dan Inggris menempati peringkat sepuluh teratas. Dari Asia, Hongkong dan Taiwan menempati menempati urutan 13 dan 18.
Sementara, Indonesia menduduki peringkat 94. Posisi ini jauh di bawah negara-negara ASEAN lainnya seperi Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina yang masing-masing menduduki peringkat 27, 58, 71, dan 84.
"Hal ini menunjukan masih rendahnya tingkat kewirausahaan Indonesia," tambah dia.
Ia menjelaskan salah satu penyebab rendahnya tingkat kewirausahaan yakni sistem pendidikan yang kurang mendorong mahasiswanya untuk berkembang menjadi seorang enterpreneurship.
Status wirausahawan saat ini masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Berwirausaha dianggap sebuah profesi yang kurang menjanjikan, perlu waktu lama untuk bisa menjadi seorang yang sukses.
"Kita masih melihat betapa lulusan sarjana masing berbondong-bondong melamar menjadi PNS dibandingkan memanfaatkan dan menerapkan pengetahuan yang diperolehnnya untuk menciptakan lapangan kerja baru minimal untuk dirinya sendiri," jelasnya.
Menurutnya, enterpreneurship patut didorong karena memiliki potensi besar. Apalagi Indonesia baik dari sudut demografi dan kekayaan alam, bisa mengembangkan diri menjadi suatu komunitas enterpreneurship.
Ia pun mengapresiasi langkah UPI karena telah membentuk suatu program studi yang khusus mengenai kewirausahaan, sebagai langkah maju bersaing dalam era revolusi industri 4.0.
"Menjadi pengusaha yang baik tak kalah terhormat jika dibandingkan dengan berbagai profesi yang lain. Jadi harus ada bersama-sama kita melakukan langkah perubahan dan kita mengawali dengan pendidikan," kata dia.