Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore, ditutup melemah seiring ekspektasi pelaku pasar bahwa The Fed akan menunda pemangkasan lanjutan terhadap suku bunga acuannya.
IHSG ditutup melemah 33,17 atau 0,40 persen ke posisi 8.241,91. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,14 poin atau 0,25 persen ke posisi 841,84.
“Sering adanya stick inflation, membuat The Fed berpotensi menunda pelonggaran kebijakan moneter dengan melaksanakan Fed Funds Rate (FFR) cut rate. Rencana awalnya Desember tahun ini, jadi dimundurkan di Januari tahun depan,” ujar Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta saat dihubungi, di Jakarta, Selasa.
Dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 29 Oktober 2025, The Fed telah memangkas suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi kisaran 3,75-4 persen.
Namun demikian, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan belum ada kepastian untuk pemangkasan lanjutan, yang mana terdekat The Fed kembali menggelar pertemuan FOMC pada 9-10 Desember 2025.
Selain itu, dari mancanegara, Nafan mengatakan sentimen negatif yang mempengaruhi pelemahan IHSG yaitu dinamika government shutdown (penutupan Pemerintah) Amerika Serikat (AS) yang masih berlanjut, dan berpotensi menjadi government shutdown terlama sepanjang sejarah AS.
Dari dalam negeri, ia mengatakan sentimen negatif yaitu masih minimnya katalis positif dari data makroekonomi domestik yang bisa memberikan positive impact terhadap IHSG.
Dari sisi geopolitik, menurutnya, adanya eskalasi geopolitik juga turut mempengaruhi perilaku pelaku pasar untuk bersikap lebih prudent.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG bergerak ke zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
