Yogyakarta (ANTARA) - Ahli parasitologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Farindira Vesti Rahmasari menyebut cacingan bisa menyebabkan komplikasi serius jika penyakit ini disepelekan.
Farindira di Yogyakarta, Kamis, mengatakan kasus kematian anak akibat infeksi cacing di Sukabumi, Jawa Barat, menjadi peringatan penting agar orang tua lebih peduli terhadap kesehatan anak.
"Infeksi berat bisa memicu komplikasi serius seperti sumbatan usus dan peritonitis. Inilah yang diduga menjadi penyebab kematian anak di Sukabumi tersebut," ucapnya.
Menurut Farindira, infeksi cacing terjadi ketika telur atau larva masuk ke tubuh melalui makanan, minuman, maupun tanah yang terkontaminasi. Jika berlangsung lama tanpa pengobatan, lanjut dia, jumlah cacing dapat terus bertambah hingga mengganggu organ vital.
Jenis cacing yang paling banyak menyerang anak-anak, menurut dia, adalah Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides), Cacing Tambang, dan Cacing Cambuk.
Menurut dia, infeksi berat pada usus bisa menimbulkan malnutrisi, sumbatan usus, perforasi, peritonitis, bahkan berujung kematian.
Farindira menyebut gejala awal cacingan sering tidak disadari orang tua. Anak biasanya mengalami perut buncit, nafsu makan menurun, berat badan sulit naik, serta sering mengeluh sakit perut atau mual tanpa sebab jelas.
"Kadang gejala muncul pada saluran pernapasan, seperti batuk atau mengi, karena larva bermigrasi lewat paru-paru. Pada kasus berat, cacing bahkan bisa keluar melalui muntahan, kotoran, hidung, atau telinga anak," katanya.
